Netanyahu Tawarkan Hadiah Rp79 Miliar Bagi Siapapun yang Bebaskan Tawanan Israel di Gaza
Saat ini masih tersisa 101 tawanan Israel di Jalur Gaza.
Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu menawarkan hadiah sebesar USD5 juta atau sekitar Rp79 miliar untuk setiap tawanan yang dibebaskan dari Jalur Gaza. Netanyahu juga menjanjikan bagi siapapun yang membantu membebaskan tawanan akan dipermudah untuk keluar dari wilayah Palestina yang tersebut.
Menurut Israel, masih ada 101 tawanan yang masih ditahan Hamas di Gaza sejak 7 Oktober 2023. Sekitar sepertiga tawanan diyakini tewas.
Tawaran tersebut disampaikan Netanyahu saat berkunjung ke Gaza pada Selasa (19/11), melihat Koridor Netzarim militer Israel yang dibangun di sana. Koridor ini merupakan jalan utama dan zona penyangga yang dibangun tentara penjajah Israel untuk memisahkan Gaza utara dan selatan.
“Kepada mereka yang ingin keluar dari keadaan ini, saya katakan: Siapa pun yang membebaskan tawanan, akan menemukan jalan keluar yang aman bagi dirinya dan keluarganya. Kami juga akan memberikan USD5 juta untuk setiap sandera,” kata Netanyahu dalam kunjungan singkatnya ke wilayah Palestina tersebut, dikutip dari Al Jazeera, Rabu (20/11).
“Pilihan ada di tangan Anda, tetapi hasilnya akan sama: Kami akan membebaskan mereka semua,” lanjutnya.
Netanyahu yang digugat ke Mahakamah Internasional atas kejahatan perang ini menggambarkan militer Israel “melakukan tugas luar biasa” di Gaza dan Hamas tidak akan kembali memerintah wilayah tersebut.
“Di sini, di Jalur Gaza tengah dan di seluruh Jalur Gaza, mereka telah mencapai hasil yang sangat baik,” kata Netanyahu, menurut sebuah pernyataan yang dikeluarkan kantornya.
Opsi Militer
Tawaran ini disampaikan Netanyahu di tengah demo massal yang dilakukan keluarga tawanan di Israel, menuntut Netanyahu menyepakati gencatan senjata dengan Hamas agar mereka bisa melihat keluarga mereka bebas.
Namun Netanyahu mengabaikan tuntutan tersebut, mengatakan opsi militer adalah satu-satunya cara untuk membebaskan seluruh tawanan dan perang Israel di Gaza akan berlanjut sampai tujuannya tercapai.
Keluarga para tawanan menuduh pemerintah Netanyahu tidak berbuat cukup banyak untuk mencapai kesepakatan gencatan senjata, sementara mantan ajudan Netanyahu ditangkap karena dicurigai membocorkan materi rahasia ke media asing dalam upaya untuk membatalkan perjanjian gencatan senjata sebelumnya dengan Hamas.