Sederet masalah gara-gara tingginya harga daging sapi
Pemerintah dihadapkan pada pekerjaan rumah yang besar untuk mencari solusi atas masalah ini.
Harga daging sapi di Indonesia masih membumbung tinggi. Saat ini, untuk harga daging sapi lokal, menembus Rp 105.000 per kg. Sementara untuk sapi impor, harganya sekitar Rp 85.000 per kg.
Harga daging sapi di Indonesia sempat mendapat sorotan tajam lantaran tercatat sebagai yang termahal di dunia. Pemerintah dihadapkan pada pekerjaan rumah yang besar untuk mencari solusi atas masalah ini.
-
Kapan bakso sapi dianggap matang? Didihkan kembali hingga bakso mengambang dan matang.
-
Apa saja bagian babat sapi? Setelah lapisan dalamnya dibuang, babat sapi yang berasal dari dinding otot perut sapi diolah. Lapisan ini mencakup rumen (babat handuk), retikulum (babat tawon/sarang lebah), omasum (babat jarit/buku), dan abomasum (babat buluh).
-
Kapan soto daging sapi menjadi sajian yang tepat? Resep soto daging sapi adalah salah satu makanan khas Indonesia yang mempunyai banyak penggemar.
-
Bagaimana cara membuat bakso daging sapi yang lezat dan empuk? Melansir dari berbagai sumber, Selasa (12/9), simak ulasan informasinya berikut ini.
-
Kenapa bakso daging sapi menjadi makanan favorit banyak orang? Bakso merupakan salah satu makanan favorit masyarakat Indonesia. Bukan hanya orang dewasa saja, bakso juga banyak disukai oleh anak-anak.
Tingginya harga daging sapi menuntut pemerintah berpikir cepat. Pelbagai upaya dan wacana disiapkan sebagai solusi jangka pendek, menengah dan jangka panjang. Jurus andalan pemerintah, membuka keran impor. Daging sapi impor dari Australia, masuk setiap hari ke Indonesia.
Menteri Perdagangan Gita Wirjawan sempat sesumbar, kebijakan ini terbukti ampuh menekan harga daging sapi di pasar. Nyatanya, harga daging sapi masih dikeluhkan masyarakat. Sampai sekarang, belum ada solusi yang tepat untuk mengatasi tingginya harga daging sapi.
Merdeka.com mencoba merangkum beberapa masalah yang ditimbulkan dari tingginya harga daging sapi. Berikut paparannya.
Bakso dicampur daging babi dan celeng
Belum lepas dari ingatan kita saat warga DKI Jakarta dikejutkan dengan maraknya isu daging bakso babi yang beredar di beberapa wilayah ibu kota. Bahkan, beberapa orang terpaksa digiring polisi lantaran mencampur daging babi untuk makanan bakso.
Ketua Asosiasi Pedagang Mie dan Bakso (Apmiso), Tri Setya Budiman tidak membantah jika ada pedagang bakso yang menggunakan daging babi dan celeng. Diakuinya, ini lantaran harga daging sapi yang terlalu tinggi. Salah satu siasat agar keuntungan pedagang tidak tergerus, mereka menggunakan daging babi dan celeng.
Pihaknya menyerahkan sepenuhnya pada proses hukum. Namun, Apmiso berjanji membantu agar tidak ada pedagang bakso yang menggunakan daging babi dan celeng.
"Itu bagian kesulitan di lapangan, kami bekerja sama dengan lintas departemen, yaitu badan karantina dan peternakan. Pedagang bakso itu rata-rata sudah tahu bahannya. Kita serahkan kepada penegak hukum. Kecil yang melakukan kesalahan penggunaan daging babi dan celeng, itu nol koma sekian pedagang yang jualan di Cipete," ujar Tri Setya di sela-sela festival makan bakso gratis di Senayan, Jakarta, Minggu (29/12).
Dia mengecam aksi pedagang nakal yang mencampur daging babi dalam bakso. Alasannya, kelakuan tersebut merugikan pedagang bakso lainnya. Disinggung soal jumlah pedagang nakal yang melakukan hal-hal seperti itu, dia mengaku tidak tahu persis. "Melakukan kesalahan dengan harga bahan baku yang berat, itu malah merugikan sendiri," ucapnya.
Banjir daging impor
Menteri Perdagangan Gita Wirjawan salah satu yang ngotot melakukan impor daging sapi. Alasannya, harga daging di pasar tradisional bisa kembali normal lantaran masuknya daging impor. "Impor sapi sudah mulai ngalir, harga mulai turun, kita mau turunin terus dan kita akan datangkan (daging impor) lebih banyak lagi," jelasnya.
Hingga akhir tahun ini, Gita mengaku telah memberikan izin impor 75.000 ekor sapi siap potong yang didatangkan dari Australia. Walaupun harga sudah mulai normal, Gita akan tetap mencoba meningkatkan pasokan daging dan sapi bakalan yang impor.
"Ini sudah mulai bergulir dan harga sudah mulai turun tapi kita akan coba tingkatkan lagi," jelasnya.
Gita beralibi, impor tetap diberlakukan lantaran pasokan daging dari dalam negeri masih kurang. Tidak hanya Australia, daging impor juga bisa didatangkan dari negara lain.
Menteri BUMN Dahlan Iskan juga ikut angkat bicara. Dahlan meminta agar pedagang tetap menggunakan daging sapi, tidak mencampur dengan daging babi atau celeng dengan alasan harga daging sapi mahal.
Dahlan melihat perlunya menjaga pasokan daging sapi agar tidak terjadi kelangkaan dan membuat harga daging melonjak tinggi. Sekalipun pasokan daging didatangkan dari negara lain.
"Begini dengan dari manapun yang penting tidak mahal. Saya tidak peduli impor yang penting jangan mahal," ujar Dahlan usai menghadiri penutupan festival makan bakso gratis di Senayan, Jakarta, Minggu (29/12).
Pedagang bakso tercekik
Salah satu yang merasakan dampak dari fluktuatifnya harga daging sapi adalah pedagang bakso. Harga daging sapi yang tak kunjung turun secara tidak langsung mempengaruhi tingkat penjualan setiap harinya.
Seperti yang diutarakan Supatmi (35) yang sudah lima tahun merantau di Jakarta dan menjalani aktivitas sebagai penjual bakso. Ibu dua anak ini biasa berjualan di Masjid Al Falag, Pasar Minggu, Jakarta Selatan.
Wanita asal Solo, Jawa Tengah ini menceritakan, hanya memiliki modal awal untuk jualan bakso sebesar Rp 100.000. Namun saat itu harga daging sapi Rp 50.000 per kilogram (kg). Dia mengeluhkan harga daging yang terus naik dan tak kunjung turun. Saat ini harga daging sapi di pasaran menyentuh Rp 85.000 per kg.
"Dagang sehari-hari, saya buat bakso sendiri, daging sapi beli di pasar, kadang-kadang kalau ada yang nyetorin pakai daging impor. Kalau daging lokal lebih mahal, super itu Rp 105.000 per kg, kalau daging impor Rp 85.000," ujar Supatmi saat ditemui merdeka.com di gelaran festival makan bakso gratis di Senayan, Jakarta, Minggu (29/12).
Selama tiga tahun terakhir, Supatmi merasakan harga daging sapi yang sangat tinggi. Tidak ada pilihan lain, harga satu porsi bakso mau tidak mau selalu naik Rp 1.000. Konsekuensinya minim keuntungan yang dikantongi Supatmi.
Dia berharap pemerintah dan pemangku kepentingan dapat menurunkan harga daging sapi agar lebih mudah terjangkau pedagang.
Daging impor dan potensi kanker
Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI) mengkritisi kebijakan impor daging sapi. Sebab, sapi Australia disinyalir kurang sehat karena memakai hormon untuk penggemukan. Sementara sampai sekarang, pemerintah tidak memberi jaminan tegas bahwa daging impor itu bebas masalah kimiawi.
Konsumen perlu mewaspadai hal tersebut karena pemerintah tidak menginformasikan atau memberikan jaminan bahwa daging sapi dari Australia itu bebas hormon atau tidak, kata pengurus harian YLKI Tulus Abadi, melalui siaran pers, Rabu (24/7).
Menurutnya, hal tersebut perlu diwaspadai karena Australia merupakan salah satu negara yang masih melegalkan hormon untuk penggemukan sapi. Sedangkan di Indonesia, cara serupa sudah dilarang sejak 1988.
Hormon pada daging sapi, tambah Tulus, bersifat memicu kanker alias karsinogenik. Bahaya itu sudah terbukti di Amerika Serikat, di mana anak-anak di Negara Paman Sam tersebut banyak yang terkena kanker akibat mengonsumsi daging sapi mengandung hormon buatan.
Amerika Serikat juga masih melegalkan hormon untuk daging sapi, sedangkan negara-negara Eropa sudah melarangnya.
Hormon pada daging sapi memang bisa netral setelah disimpan dua bulan, dan tiga bulan untuk jeroannya. Tulus menuding proses impor Bulog dan Kemendag yang tergesa-gesa sebulan terakhir berpeluang besar mengabaikan faktor kesehatan itu.
"Nah, apakah daging sapi beku yang diimpor dari Australia sudah diendapkan selama minimal dua bulan? Jika belum, berarti daging sapi impor itu mengandung hormon, dan pemerintah melanggar aturannya sendiri," kata Tulus.
Pelanggaran impor
Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) mengaku tengah mengaudit Kementerian Pertanian. Utamanya terkait dugaan penyimpangan dan pelanggaran kuota impor daging sapi. Dari hasil sementara, BPK menemukan sejumlah pelanggaran.
"Banyak (pelanggaran). Ada invoice yang palsu. Ada impor yang ternyata eksportir Australia cuma nama semuanya pakai inisial," ungkap Ketua BPK Hadi Purnomo di Kantor Presiden, Jakarta, Kamis (4/4).
Saat ini, BPK baru menyelesaikan tahap awal dari seluruh proses audit. BPK baru sebatas mencatat beberapa dugaan pelanggaran sebelum melaporkannya untuk ditindaklanjuti penegak hukum.
"Bagian hukumnya menilai apakah bisa memenuhi tiga syarat atau tidak. Apakah ada pelanggaran hukum, apakah ada kerugian negaranya, apakah ada keuntungan pribadi. Kalau tiga-tiganya memenuhi, akan ditindaklanjuti ke aparat penegak hukum," tegasnya.
Baca juga:
Dahlan kirim sinyal dukung impor daging sapi
Pedagang kritik pemerintah dengan makan bakso gratis
Harga daging sapi mahal, pedagang nakal campur bakso daging babi
Ini cara tukang bakso siasati harga daging sapi yang makin mahal
Curhat pedagang bakso tercekik mahalnya harga daging sapi