Selenggarakan sensus ekonomi 2016, BPS gelontorkan dana Rp 3,4 T
Data nantinya dapat digunakan sebagai acuan bagi penyusunan kebijakan, perencanaan, dan evaluasi pembangunan.
Badan Pusat Statistik (BPS) akan menghelat Sensus Ekonomi 2016 (SE2016). Sensus yang dilaksanakan setiap 10 tahun sekali ini akan berlangsung selama sebulan penuh.
Data yang dihasilkan nantinya dapat digunakan sebagai acuan bagi penyusunan kebijakan, perencanaan, dan evaluasi pembangunan.
"Sensus ekonomi 2016 ini ke empat. 1986, 1996, 2006, 2016. BPS ditugaskan menyelenggarakan tiga sensus. Sensus ekonomi setiap tahun akhiran 6. Sensus penduduk setiap tahun akhir 0, 2010. (Sensus) Pertanian yang akhirnya angka 3, terakhir 2013," kata Kepala BPS Suryamin, di Kantornya, Jakarta, Senin (14/9).
SE2016, lanjut Suryamin, akan mendata seluruh pelaku usaha, baik dalam skala mikro, sedang, maupun besar di seluruh wilayah Indonesia. "Akan mendata semua skala ekonomi. Mikro sedang hingga besar. Berbagai upaya akan dilakukan. BPS tak bisa bekerja sendiri karena datanya akan dikirimkan ke Kementerian/Lembaga masing-masing," imbuh Suryamin.
Menurut Suryamin, SE2016 akan menghabiskan dana sekitar Rp 3 triliun. Meski diakui ada pemotongan anggaran, namun, Suryamin enggan menyebut besaran potongan anggaran tersebut.
"Anggaran Rp 3,4 triliun. Tapi ada potongan. Perbandingannya sih 10 tahun lalu tetap di atas Rp 3 triliun," tutup Suryamin.