September 2016, gini ratio RI turun tipis
Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat tingkat ketimpangan pengeluaran penduduk Indonesia (gini ratio) pada September 2016 sebesar 0,394, menurun tipis 0,003 poin dari Maret 2016 yang mencapai 0,397. Dibanding September 2015, gini ratio ini juga menurun 0,008 poin dari 0,402.
Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat tingkat ketimpangan pengeluaran penduduk Indonesia (gini ratio) pada September 2016 sebesar 0,394, menurun tipis 0,003 poin dari Maret 2016 yang mencapai 0,397. Dibanding September 2015, gini ratio ini juga menurun 0,008 poin dari 0,402.
"Terjadi penurunan tipis. Artinya terjadi perbaikan meskipun tipis, ada perbaikan pemerataan pengeluaran pada September 2016," kata Suhariyanto di kantornya, Jakarta, Rabu (1/2).
-
Kapan BPS dibentuk? Sejarah BPS dimulai pada tahun 1960, ketika Biro Pusat Statistik didirikan.
-
Apa yang menjadi catatan BPS tentang pertumbuhan ekonomi Indonesia di kuartal II-2023? Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat pertumbuhan ekonomi Indonesia berada di angka 5,17 persen secara tahunan (yoy) pada kuartal II-2023.
-
Bagaimana BPS berperan dalam penyusunan kebijakan pemerintah? BPS memiliki peran yang sangat vital dalam memberikan data statistik yang akurat dan terpercaya. Serta dalam mendukung penyusunan kebijakan pemerintah, dan dalam menunjang kepentingan masyarakat umum.
-
Apa tugas utama dari BPS? Tugas BPS adalah melaksanakan tugas pemerintahan di bidang statistik sesuai peraturan perundang-undangan.
-
Apa yang dimaksud dengan PBI BPJS? PBI BPJS merupakan bagian dari program pemerintah yang bertujuan untuk menanggung biaya iuran BPJS Kesehatan bagi individu atau kelompok yang memenuhi kriteria sebagai penerima bantuan.
Dia menambahkan, gini ratio di daerah perkotaan pada September 2016 sebesar 0,409, menurun tipis 0,001 poin dibanding Maret 2016 sebesar 0,410. Sedangkan dibanding September 2015, gini ratio ini menurun 0,010 poin dari sebelumnya sebesar 0,419.
Sementara itu, gini ratio di daerah pedesaan pada September 2016 sebesar 0,316, menurun 0,011 poin dibanding Maret 2016 sebesar 0,327. Angka ini juga menurun 0,013 poin dibanding September 2015 yang mencapai 0,329.
"Ketimpangan di perkotaan memang selalu lebih tinggi dibanding di pedesaan. Karena memang gap di antara lapisan penduduk di kota memang tinggi. Jadi pedesaan relatif sama, karena sebagian besar bekerja di pertanian, agak beda dengan kota," imbuhnya.
Lebih lanjut, Suhariyanto menambahkan, distribusi pengeluaran kelompok penduduk 40 persen terbawah adalah 17,11 persen. Artinya, pengeluaran penduduk masih berada pada kategori tingkat ketimpangan rendah.
Jika dirinci, distribusi pengeluaran di daerah perkotaan tercatat sebesar 16,02 persen yang mengartikan ketimpangan sedang. Sementara untuk daerah pedesaan sebesar 20,52 persen, yang berarti masuk dalam ketimpangan rendah.
"Pemerintah harus berupaya lebih agar tingkat ketimpangan makin lama makin turun, karena ketimpangan yang tinggi bisa timbulkan berbagai konflik sosial," pungkasnya.
Baca juga:
Atasi ketimpangan, kebijakan pemerataan harus digalakkan pemerintah
Warga miskin DKI Jakarta kini mudah dapat bantuan nontunai
Mengungkap sisi gelap Hong Kong, orang miskin hidup di 'peti mati'
Mensos sebut PKH efektif turunkan angka kemiskinan
Warga miskin di Bekasi berobat ke RS cukup pakai kartu keluarga
Meratapi kehidupan warga Yaman terlantar akibat konflik
Tak punya biaya persalinan, Legiah pontang panting cari pinjaman