Setelah Rumah Angker, ini Cara Pemkab Sragen Antisipasi Kedatangan Pemudik Nekat
Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Sragen punya cara unik agar pemudik tidak pulang ke kampung halamannya selama wabah pandemi Covid-19 pada Lebaran 2020 lalu. Mereka siap menjebloskan warga yang tetap nekat mudik ke rumah angker yang tidak berpenghuni.
Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Sragen punya cara unik agar pemudik tidak pulang ke kampung halamannya selama wabah pandemi Covid-19 pada Lebaran 2020 lalu. Mereka siap menjebloskan warga yang tetap nekat mudik ke rumah angker yang tidak berpenghuni.
Salah satu rumah angker itu terletak di Desa Gondang, Kecamatan Gondang, Kabupaten Sragen. Rumah yang dikenal dengan nama Kedoeng Banteng itu konon sudah berdiri sejak 1831, dan dipersiapkan untuk menampung pemudik bandel.
-
Kapan puncak arus mudik Lebaran diperkirakan terjadi? Arus mudik Lebaran diperkirakan terjadi pada 19-21 April 2023.
-
Di mana sebagian besar orang akan mudik Lebaran? Paling banyak di Pulau Jawa.
-
Di mana Kapolri meninjau kesiapan mudik Lebaran? Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo bersama Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi dan Panglima TNI Jenderal Agus Subiyanto meninjau kesiapan mudik Lebaran di Pelabuhan Gilimanuk di Kabupaten Jembrana, Bali, Kamis (4/4).
-
Kenapa ucapan selamat lebaran lucu penting? Ucapan selamat lebaran lucu ini bisa menambah momen kebahagiaan di Hari Raya Idul Fitri.
-
Bagaimana cara menghindari antrean di pelabuhan saat mudik lebaran? Menghindari antrean di pelabuhan saat mudik lebaran bisa menjadi tantangan, tetapi dengan beberapa strategi yang tepat, Anda dapat meminimalkan waktu yang dihabiskan dalam antrian.
-
Di mana warga Bangladesh melakukan mudik Lebaran? Jutaan Orang Tinggalkan Dhaka Pada 2019 lalu, BBC melaporkan bahwa sekitar 20 juta orang yang tinggal di Ibu Kota Dhaka karena bekerja melakukan perjalanan pulang kampung untuk merayakan Lebaran.
Pada 2021 ini, pemerintah pusat kembali menyatakan bahwa aktivitas mudik Lebaran dilarang. Aturan ini berlaku selama periode waktu 6-17 Mei 2021. Dengan adanya aturan tersebut, apakah Pemkab Sragen akan kembali menyiapkan rumah angker untuk pemudik bandel?
Bupati Sragen, Kusdinar Untung Yuni Sukowati mengatakan, pihaknya untuk mudik Lebaran kali ini kemungkinan tidak akan menerapkan aturan itu lagi. Pemkab Sragen pada tahun lalu disebutnya terpaksa menyediakan rumah angker, karena jumlah pemudik di sana dalam sehari saja bisa mencapai 1.400 orang.
"Ini bagaimana caranya supaya mencegah dan membuat mereka jera, salah satunya lebih takut hantu daripada takut aturan. Berhasil itu. Di beberapa desa, ada rumah-rumah hantu yang dipersiapkan," kata Yuni dalam diskusi virtual Forum Merdeka Barat 9, Kamis (15/4).
Strategi Lebaran Tahun ini
Untuk tahun ini, dia melanjutkan, Pemkab Sragen akan mengikuti Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jawa Tengah untuk mempersiapkan Satgas Jogo Tonggo. Setiap desa akan punya tempat untuk karantina bagi warganya yang tersuspeksi Covid-19 sebagai orang tanpa gejala (OTG).
"Ini nanti akan kita berlakukan juga. Barangkali ada satu-dua-tiga yang ternyata lolos dari barikade dan tetep sampai di tempat masing-masing, tentu kami akan tempatkan dulu di tempat karantina sambil kita cek dulu kesehatannya secara menyeluruh. Kalau tidak demam kita tes PCR, baru bisa berkumpul dengan keluarganya," ungkapnya.
"Harapan kami tidak banyak yang lolos-lolos seperti ini, karena juga terjadi tes dan sebagainya, alat tools-nya juga tidak banyak yang kita miliki. Harapannya ini betul-betul berlaku, 6-17 Mei ini larangan mudiknya komitmen dan konsisten," imbuh Yuni.
Reporter: Maulandy Rizky Bayu Kencana
Sumber: Liputan6.com