Siap Bersaing ke Pasar Global, Produktivitas Kopi Arabica Naik 40 Persen
Petani mendapatkan produktivitas hingga 1.950 kilogram gelondong buah ceri kopi per hektare pada masa panen 2023, naik sekitar 40 persen dibandingkan tahun sebelumnya.
Para petani asal Desa Sukorejo Kecamatan Sumberwringin Kabupaten Bondowoso, Jawa Timur sudah mulai memanen kopi arabika sejak pertengahan Mei 2023. Kualitas dan produktivitas kopi arabika di wilayah Gunung Ijen ini semakin membaik dibanding dengan panen tahun sebelumnya.
Petani mendapatkan produktivitas hingga 1.950 kilogram gelondong buah ceri kopi per hektare pada masa panen 2023, naik sekitar 40 persen dibandingkan tahun sebelumnya. Kenaikan produktivitas ini merupakan hasil dari pembinaan Program Makmur Kopi yang dilakukan oleh PMO Kopi Nusantara sejak awal 2022.
-
Apa saja kreasi kopi yang sempat populer di Indonesia? Sebagai minuman yang populer hingga saat ini, ternyata ada beberapa tren seputar kopi yang sempat ramai diikuti oleh masyarakat Indonesia. Selain memiliki rasa segar dan gampang dibikin, ternyata alasan populernya aneka kreasi minuman tersebut adalah terletak pada keunikan yang masing-masing miliki. Mau tahu apa saja kreasi kopi tersebut?
-
Kapan kopi mulai populer di Indonesia? Namun, seiring berjalannya waktu, kopi semakin populer di kalangan rakyat biasa dan menjadi bagian dari budaya minum teh dan kopi di Indonesia.
-
Kapan kopi instan mulai populer di Indonesia? Kopi instan merupakan jenis kopi yang banyak dikonsumsi di Indonesia. Harganya yang murah dan pembuatannya yang mudah, membuatnya banyak disukai.
-
Bagaimana Dul Coffe meracik kopinya? Dull Coffee menyajikan kopi yang kita roasting sendiri dengan menggunakan biji kopi Gayo dan Temanggung. Sehingga cita rasa kopinya pun autentik dengan aroma yang khas. Apalagi di sini pelanggan dapat melihat langsung proses pembuatan kopi yang mereka pesan,” ujar Abdul.
-
Apa jenis kopi yang terkenal di Warung Kopi Tek Sun Ho? Beberapa varian kopi yang terkenal di sana adalah berjenis rajabika, arabika spesial dan robusta.
-
Kenapa kreasi kopi ini populer? Selain memiliki rasa segar dan gampang dibikin, ternyata alasan populernya aneka kreasi minuman tersebut adalah terletak pada keunikan yang masing-masing miliki.
Ketua PMO Kopi Nusantara, Dwi Sutoro mengatakan, keberhasilan ini akan diperluas di wilayah lainnya. "Sesuai dengan rencana tim kami di Jawa Timur, program pendampingan ini akan diperluas di Kabupaten Bondowoso dan Kabupaten Jember dengan target 2.300 hektare lahan petani rakyat," ucap Dwi dikutip di Jakarta, Jumat (16/6).
PMO Kopi Nusantara dibentuk oleh Kementerian BUMN dengan tujuan untuk menciptakan ekosistem industri kopi di Indonesia yang berdaya saing global. Melalui Program Makmur Kopi, para petani mendapatkan pendampingan, mulai dari budidaya, pengolahan, akses pembiayaan hingga pemasaran.
"Kita ingin menyambungkan ekosistem dari hulu ke hilir agar produktivitas dan kualitas meningkat. Kalau kualitas naik, tentu harganya akan naik. Ini yang menjadi concern dari PMO Kopi Nusantara," tambah Dwi Sutoro yang juga merupakan Direktur Pemasaran PTPN Group.
Keinginan meningkatkan kualitas dan produktivitas kopi, kata dia, untuk menunjang kemampuan Indonesia dalam meningkatkan daya saing kopi Indonesia di pasar global.
"Untuk bisa bersaing, tentu produk kita perlu disertifikasi. Di masa yang akan datang, kami juga ingin mendampingi petani untuk melakukan sertifikasi agar bisa mendapatkan harga yang premium," paparnya.
Kata Petani
Meningkatnya produktivitas kopi itu diakui oleh salah satu petani yang mengikuti Program Makmur Kopi, Agus Suprapto, yang bergabung sejak tahun 2022. Agus mengaku, sebelum mengikuti program Makmur Kopi, produktivitas kopi miliknya masih di angka 1.400 kilogram gelondong ceri kopi per hektare.
Produktivitas ini meningkat secara signifikan di tahun 2023 setelah mengikuti pendampingan Program Makmur Kopi, yaitu mencapai 1.950 kilogram gelondong ceri kopi per hektar.
"Di tahun ini saya mulai mengaplikasikan pupuk dan kegiatan budidaya sesuai dengan rekomendasi tim PMO. Hasilnya ya bisa kita lihat sendiri," kata dia usai panen kopi.
Agus mengakui bahwa sebenarnya produktivitas ini belum optimal. Meskipun telah melakukan pemupukan dan budidaya seperti yang dicontohkan, namun faktor cuaca sangat menentukan tingkat keberhasilan pertanian kopi.
"Pembungaan kemarin itu sangat bagus, namun tiba - tiba diserang hujan. Akhirnya, banyak bunga yang rontok dan produktivitas tidak terlalu optimal meskipun naik dari tahun sebelumnya," jelasnya.
Peningkatan produktivitas petani kopi di kawasan Ijen ini juga diiringi dengan peningkatan harga jual. Di pertengahan Juni, petani bisa mendapatkan harga hingga di atas Rp16.000 per kilogram gelondong ceri kopi.
Selain dijual dalam bentuk ceri, petani juga bisa mengolah buah ceri kopi mereka ke Pabrik Kopi Kebun Blawan milik PT Perkebunan Nusantara XII (PTPN XII). Pabrik ini memang didedikasikan oleh Tim PMO Kopi Nusantara wilayah Jawa Timur untuk memberikan nilai tambah bagi petani di Kawasan Ijen.
(mdk/idr)