Simak Asal Usul Toko Kelontong yang Kini Berubah jadi Supermarket Modern
Pedagang kelontong kebanyakan dilakukan orang-orang keturunan China.
Pedagang kelontong kebanyakan dilakukan orang-orang keturunan China.
Simak Asal Usul Toko Kelontong yang Kini Berubah jadi Supermarket Modern
Simak Asal Usul Toko Kelontong yang Kini Berubah jadi Supermarket Modern
Sebelum digitalisasi mendominasi aktivitas ekonomi, masyarakat Indonesia kerap belanja di toko kelontong. Namun kini, toko kelontong berevolusi menjadi sebuah supermarket yang telah dimodernisasi. Namun, tahukah Anda bagaimana asal usul toko kelontong?
-
Kenapa UMKM penting? UMKM tidak hanya menjadi tulang punggung perekonomian di Indonesia, tetapi juga di banyak negara lain karena kemampuannya dalam menciptakan lapangan kerja dan mendorong pertumbuhan ekonomi.
-
Apa yang dilakukan Pemkot Bontang untuk UMKM di Bontang? Pemkot Bontang Gandeng BPJS Ketenagakerjaan untuk Jaminan Sosial UMKM
-
Bagaimana cara Pemkot Bontang membantu UMKM agar berkembang? “UMKM ini mendapat support dari pemerintah sehingga membantu berkembang untuk meraih keuntungan,” sambung Kamilan.
-
Apa bentuk khas Kue Petulo Kembang? Kue petulo kembang ini terbilang unik karena bentuknya seperti mi gulung yang memiliki beragam warna.
-
Kenapa Kulat Pelawan mahal? Jika dijual, Kulat Pelawan amat mahal, harganya bisa mencapai jutaan rupiah per kilogram. Proses pertumbuhan jamur ini konon terbilang sulit, karena harus menunggu sambaran petir. Semakin jarang ditemukan, makin tinggi juga harganya di pasaran.
-
Apa itu opak kolontong? Opak kolontong itu camilan yang bulat dan terbuat dari ketan.
"Nama kelontong memang berasal dari penyebutan para warga pribumi kampung pada para pedagang keliling China. Para pedagang itu selalu berteriak-teriak dalam menawarkan dagangannya dan mendengar teriakannya itu maka orang-orang kampung pun datang dan mengerumuninya,"
demikian penjelasan Dukut dalam bukunya yang terbit pada tahun 2008.
Sementara referensi lain, lewat buku berjudul Indrukken van Eek Totok karya Justus Van Maurik.
Dalam buku tersebut dituliskan pedagang kelontong kerap datang pada sore atau pagi sekali ke hotel atau area penginapan para pelancong yang kebanyakan orang Eropa untuk menawarkan dagangannya.
Biasanya, para pedagang ini memiliki sebuah alat yang menyerupai mainan dan mengeluarkan bunyi kencang. Alat ini seakan menjadi tanda kedatangan mereka dari jauh. "Oleh karena itu, para pedagang ini kemudian dinamai seperti instrumen ini yakni kelontong yang berarti mainan kerincingan atau berkelontang," tulis Maurik. Maurik menulis, banyak pedagang keturunan China yang merintis usahanya dari pedagang kelontong. Awalnya mereka menjajakan dagangannya dari rumah ke rumah, atau menawarkan barang dagangannya untuk dijual di hotel.Lambat laun, ketika uang hasil berdagang keliling telah terkumpul, mereka beralih berjualan menggunakan kereta atau kuda.
Hingga kemudian, mereka membeli sebuah toko dan terus berkembang menjadi pengusaha sukses.
Asal usul kelontong juga tertulis dalam catatan August De Wit dalam bukunya berjudul 'Java Facts and Fancies'.
Para pedagang kelontong berjalan menggoyang-goyangkan krincingnya untuk menarik perhatian calon pembeli untuk berbelanja batang sabun ataupun gulungan benang. Para pedagang kelontong kebanyakan dijalankan oleh orang-orang China.
"Perdagangan adalah elemen di mana dia hidup, bergerak, dan berada dunia adalah satu peluang besar baginya untuk berbisnis" sebut De Wit.
Kini, toko kelontong di era digital tidak cukup banyak ditemui di kota-kota besar.
Toko kelontong telah menjelma menjadi toko modern dengan penampilan rapih dan kenyamanan yang menjadi kebutuhan masyarakat.
- Perempuan di Tangerang Sulap Atap Rumah Jadi “Supermarket”, Ada Sayur hingga Ikan
- Potret Indah Permatasari Santai Belanja ke Pasar Tengah Malam, Tampil Apa Adanya Buat Netizen Kagum
- Cerita WNI Tiba-Tiba Diminta ke Ruang CCTV Supermarket di Jepang, Tak Disangka Gara-Gara Ini
- Unik, Beginilah Penampakan Tukang Jual Sayur di Jepang Jualannya Lengkap Banget bak Dagangan Supermarket
Merdeka.com.