Smelter ITSS Meledak, Pengamat Energi: Terapkan Keselamatan Standar Internasional, Bukan Standar China
Pemerintah harus memberlakukan safety International standar dengan zero accidents kepada seluruh investor, termasuk investor China.
Ada indikasi bahwa pemerintah lebih mementingkan kepentingan investor ketimbang keselamatan kerja karyawan.
Smelter ITSS Meledak, Pengamat Energi: Terapkan Keselamatan Standar Internasional, Bukan Standar China
Smelter ITSS Meledak, Pengamat Energi: Terapkan Keselamatan Standar Internasional, Bukan Standar China
- Tungku Smelter PT ITSS Meledak Diduga Kesalahan SOP, Menko Luhut: Jangan Main-Main dengan Keselamatan Manusia
- Dugaan Sementara Penyebab Meledaknya Smelter ITSS Versi Menko Airlangga
- Smelter Nikel yang Meledak di Morowali, 90 Persen Saham Milik China
- Fakta-Fakta Ledakan Maut Smelter yang Dikelola Perusahaan Raksasa China di Morowali
Pengamat Energi Universitas Gadjah Mada (UGM), Fahmy Radhi meminta pemerintah untuk tegas menerapkan standar Keselamatan dan Kesehatah Kerja (K3) seharusnya mengacu pada standar International, bukan standar nasional maupun standar China.
Fahmi beranggapan bahwa ada indikasi bahwa pemerintah lebih mementingkan kepentingan investor ketimbang keselamatan kerja karyawan.
"Investor China biasanya cenderung minimizing cost, termasuk mining savety cost," ujar Fahmi dalam keterangannya, Selasa, (26/12).
Menurutnya, pemerintah harus memberlakukan safety International standar dengan zero accidents kepada seluruh investor, termasuk investor China.
Dia meminta pemerintah untuk tidak lebih mementingkan masuknya investor smelter dengan mengabaikan savety system atau sistem keamanan.
Tak hanya itu, secara reguler, lanjutnya, perlu diadakan savety audit untuk memastikan bahwa savety system bekerja sesuai savety standar.
"Jangan lebih mementingkan masuknya investor smelter dengan mengabaikan savety system," tekannya.
Perlu diketahui, sebanyak 51 orang menjadi korban ledakan tungku smelter di kawasan industri PT Indonesia Tsingshan Stainless Steel (ITSS) Morowali, Sulawesi Tengah (Sulteng), pada Minggu (24/12).
Media Relations Head PT Indonesia Morowali Industrial Park (IMIP), Dedy Kurniawan mengatakan, tungku smelter PT ITSS meledak karena adanya cairan pemicu kebakaran.
"Hasil investigasi awal, penyebab kecelakaan kerja diperkirakan karena bagian bawah tungku masih terdapat cairan pemicu ledakan. Saat proses perbaikan tersebut, terjadi ledakan mengakibatkan kebakaran," kata Dedy dilansir dari Antara, Senin (25/12).