Sri Mulyani Akui Daya Saing RI Tertinggal dari Korea dan Malaysia
Sri Mulyani menjelaskan ada 6 syarat yang perlu dilakukan guna mencapai Indonesia besar pada tahun 2045. Pertama ialah infrastruktur, kualitas sumber daya manusia (SDM), dan ketiga pengayaan inovasi dan teknologi.
Menteri Keuangan, Sri Mulyani Indrawati menjabarkan makro fiskal, tantangan dan strategi sektor keuangan Indonesia menuju lima besar dunia pada 2045.
Di sini, dia menjelaskan ada 6 syarat yang perlu dilakukan guna mencapai Indonesia besar pada tahun 2045. Pertama ialah infrastruktur, kualitas sumber daya manusia (SDM), dan ketiga pengayaan inovasi dan teknologi.
-
Sri Mulyani bertemu Presiden Jokowi, apa tujuan pertemuannya? Sebelumnya, Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani diagendakan menemui Presiden Joko Widodo atau Jokowi di Istana Merdeka Jakarta, Jumat (2/2) siang. Sri Mulyani akan melaporkan hal-hal terkait anggaran pendapatan belanja negara (APBN) tahun 2024.
-
Bagaimana kondisi ekonomi Indonesia di era Soekarno? Dalam buku berjudul 'Jakarta 1950-1970', seorang dokter bernama Firman Lubis mengutarakan kondisi ekonomi Indonesia saat itu amat kacau. "Inflasi melangit dan menyebabkan nilai rupiah merosot tajam dalam waktu yang relatif singkat. Sebagai gambaran, ongkos naik bus umum yang pada tahun 1962 masih Rp1 berubah menjadi Rp1000 pada tahun 65,"
-
Di mana Sri Mulyani dilahirkan? Sri Mulyani lahir di Tanjung Karang, Lampung, 26 Agustus 1962.
-
Apa yang terjadi pada nilai tukar rupiah ketika Indonesia mengalami hiperinflasi di tahun 1963-1965? Di tahun 1963 hingga Soekarno lengser sebagai Presiden tahun 1965, Indonesia mengalami hiperinflasi sebesar 635 persen dengan nilai tukar rupiah saat itu berkisar Rp11 per USD1.
-
Bagaimana Pejuang Rupiah bisa menghadapi tantangan ekonomi? "Tidak masalah jika kamu bekerja sampai punggungmu retak selama itu sepadan! Kerja keras terbayar dan selalu meninggalkan kesan abadi."
-
Apa yang Sri Mulyani tunjukkan kepada cucunya? Sri Mulyani juga memperlihatkan pekerjaannya kepada cucu yang lebih besar.
"Keempat perbaikan birokrasi pemerintah, pengelolaan tata ruang wilayah serta keenam sumber daya ekonomi dan keuangan lewat APBN sehat untuk Indonesia sukses 2045," ujarnya di Jakarta, Kamis (12/9).
Dia melanjutkan, 6 fokus aspek tersebut penting guna meningkatkan daya saing nasional. Produktivitas harus ditingkatkan untuk mampu mengejar level index GCI.
"Kita kalah dari 2 negara seperti Korsel yang sudah sangat advance yang sudah bisa motong garis kemiskinan dan masuk higher income country. Malaysia sudah upper middle income country," ujarnya.
"Namun jangan lupa, Korsel juga pernah mengalami krisis seperti kita pada 97-98. Bahwa tidak ada yang bisa menjamin di tengah perekonomian everything is gonna be a smooth and safe, there's always dinamics that we need to be adressed," kata dia.
Reporter: Bawono Yadika
Sumber: Liputan6.com
Baca juga:
Alasan di Balik Daya Saing Industri Galangan Kapal Indonesia Kalah Saing
Tingkatkan Daya Saing, Pemerintah dan DPR Lanjutkan Pembahasan RUU Desain Industri
Tingkatkan Daya Saing, Jokowi Minta UMKM Lokal Pertahankan Ciri Khas Produk
Menperin Yakin RI Akan Jadi Negara Safe Haven Investasi, ini Alasannya
Peningkatan Peringkat Daya Saing Indonesia Tertinggi Kedua Setelah Arab Saudi
Menko Darmin Semringah Peringkat Daya Saing RI Naik dari Posisi 43 ke 32 di 2019
Peringkat Daya Saing Indonesia 2019 Alami Kenaikan Tertinggi di Asia