Sri Mulyani dicurhati pengusaha soal susahnya ekspor Indonesia ke Korea dan Eropa
Direktur Great Giant Foods, Welly Soegiono curhat kepada Sri Mulyani selama ini pengenaan bea masuk untuk pisang Indonesia ke Korea dikenai bea sebesar 30 persen. Angka ini jauh lebih mahal dibandingkan bea masuk dari beberapa negara tetangga Indonesia.
Menteri Keuangan, Sri Mulyani Indrawati hari ini mendengar secara langsung keluhan eksportir terkait hambatan dalam rangka peningkatan ekspor Indonesia di acara Gathering Eksportir Indonesia. Kesempatan ini tidak disia-siakan oleh peserta yang hadir.
Direktur Great Giant Foods, Welly Soegiono curhat kepada Sri Mulyani selama ini pengenaan bea masuk untuk pisang Indonesia ke Korea dikenai bea sebesar 30 persen. Angka ini jauh lebih mahal dibandingkan bea masuk dari beberapa negara tetangga Indonesia.
-
Di mana Sri Mulyani dilahirkan? Sri Mulyani lahir di Tanjung Karang, Lampung, 26 Agustus 1962.
-
Siapa Ipda Febryanti Mulyadi? Nama Ipda Febryanti Mulyadi sedang menjadi sorotan publik, setelah kehadirannya viral lewat sejumlah video di TikTok yang tayang ribuan kali. Wanita berhijab ini, salah satu polwan termuda lulusan Akademi Kepolisian (Akpol), telah menorehkan prestasi gemilang sebagai Kepala Unit Kejahatan & Tindak Kekerasan (Kanit Jatanras) di Polres Klaten.
-
Kapan Ipda Febryanti Mulyadi lahir? Inilah salah satu potret Febryanti Mulyadi, wanita kelahiran 4 Februari 2004, saat tidak berdinas.
-
Sri Mulyani bertemu Presiden Jokowi, apa tujuan pertemuannya? Sebelumnya, Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani diagendakan menemui Presiden Joko Widodo atau Jokowi di Istana Merdeka Jakarta, Jumat (2/2) siang. Sri Mulyani akan melaporkan hal-hal terkait anggaran pendapatan belanja negara (APBN) tahun 2024.
-
Kapan Kurniawan Dwi Yulianto lahir? Kelahiran Kurniawan Dwi Yulianto 13 Juli 1976
"Problemnya justru di ekspor. kita mengalami masalah terutama pengenaan bea masuk contohnya ke Korea pisang kita kena 30 persen tapi dari Vietnam 15 persen. Sementara ke Jepang pisang kita kena 3 persen lebih mahal dari Vietnam," ujarnya di Gedung DJBC, Jakarta, Selasa (7/8).
Tidak hanya dari Vietnam, pisang Indonesia juga mendapat pengenaan bea masuk 15 persen jika diekspor ke Eropa. Padahal dibanding dengan Filipina angka ini jauh lebih mahal, sebab negara tersebut tidak mengenakan biaya alias 0 persen jika mengekspor ke Eropa.
"Ke eropa kita kena 15 persen tapi Filipina 0 persen. Ini sudah 10 tahun terjadi, padahal masing-masing kementerian punya direktorat jenderal kerja sama luar negeri," jelas Welly.
Welly melanjutkan, dalam rangka peningkatan ekspor, pihaknya telah melakukan kerja sama business to business (btob) dengan China agar dapat melakukan ekspor nanas. Namun hal ini masih menemui hambatan.
"Mengenai peningkatan ekspor, kami sudah berkomunikasi dengan China untuk ekspor nanas segar itu sudah lebih dari 10 tahun masih belum masuk ke China. kita sudah usaha sendiri B2B tapi pemerintahnya belum bisa. Sementara, Malaysia, Filipina dan Thailand sudah bisa masuk ke China," jelasnya.
Keluhan Welly langsung mendapat respons dari Sri Mulyani. Dia berjanji akan segera menindaklanjuti keluhan tersebut kepada kementerian terkait.
"Ini adalah kritik yang bagus dan akan disampaikan kepada Menko Perekonomian, termasuk Menteri Perdagangan. Indonesia bisa melakukan lobi untuk sesama negara Asia dan apalagi kompetisi dari negara negara ASEAN," jelasnya
"Untuk China, Kemenko Perekonomian dan Kementerian Perdagangan, penetrasi dengan RRT cukup banyak dan menguntungkan. Itu sudah solusi," tutup Sri Mulyani.
Baca juga:
Bappenas sebut penundaan proyek infrastruktur tak akan ganggu ekonomi RI
Depan pengusaha, Sri Mulyani beberkan pentingnya ekspor bagi ekonomi Indonesia
Bea Cukai sebut sekitar 500 eksportir belum manfaatkan kemudahan dari negara
Kemendag arahkan importir datangkan kurma dan minyak zaitun dari Palestina
Kemendag blak-blakan soal kondisi perdagangan Indonesia - Palestina
Resmi, kurma dan minyak zaitun asal Palestina bebas bea masuk ke Indonesia