Sri Mulyani Optimis Defisit APBN 2022 di Bawah 3,9 Persen
Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati memperkirakan defisit Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2022 akan lebih rendah dari yang diasumsikan. Diperkirakan defisitnya kurang dari 3,92 persen dari Produk Domestik Bruto (PDB).
Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati memperkirakan defisit Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2022 akan lebih rendah dari yang diasumsikan. Diperkirakan defisitnya kurang dari 3,92 persen dari Produk Domestik Bruto (PDB).
"Kita perkirakan akan lebih rendah dari 3,9 persen sehingga ini jadi bekal yang sangat baik untuk mengatasi tahun 2023," kata Sri Mulyani dalam konferensi pers KKSK secara virtual, Kamis (3/11).
-
Siapa yang mengingatkan Prabowo-Gibran agar tidak mengelola APBN secara ugal-ugalan? Direktur Kolaborasi Internasional, Institute for Development of Economics and Finance (Indef), Imaduddin Abdullah mengingatkan agar pemerintah baru mendatang tidak menggunakan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) secara ugal-ugalan.
-
Kapan Alun-alun Puspa Wangi Indramayu diresmikan? Sebelumnya alun-alun ini diresmikan pada Jumat (9/2) lalu, setelah direnovasi sejak 19 Mei 2021.
-
Apa yang ingin dilakukan Prabowo dan SBY terhadap Megawati? Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto dan Ketua Majelis Tinggi Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) menyatakan keinginan untuk melakukan pertemuan dengan Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri.
-
Apa yang direncanakan Prabowo Subianto untuk memaksimalkan pendapatan negara? Presiden terpilih 2024-2029 Prabowo Subianto berencana akan membuat lembaga khusus bernama Badan Penerimaan Negara (BPN) untuk memaksimalkan pendapatan negara.
-
Siapa Aipda Purnomo? Purnomo tercatat sebagai anggota kepolisian Polres Lamongan.
-
Bagaimana cara Partai Nasional Indonesia (PNI) menjalankan politik ekonominya? PNI adalah partai yang fokus di dalam pemerintahan dengan menjunjung tinggi nasionalisme dan politik ekonomi bersifat nasionalis.
Sebagai informasi, dalam APBN 2022 pemerintah memasang target defisit sebesar 4,5 persen dari PDB yakni Rp 840,2 triliun. Namun di pertengahan tahun target tersebut dikoreksi lebih rendah menjadi 3,92 persen atau Rp 732,2 triliun.
Kini, melihat kondisi terkini, pemerintah optimis defisit APBN di akhir tahun bisa lebih rendah dari yang direncanakan.
Sri Mulyani melanjutkan, dari sisi penerimaan sampai bulan September 2022 lalu kas negara telah terisi 45,7 persen dari yang ditargetkan. Tingginya penerimaan negara ini masih akan terus berlanjut sampai akhir tahun. Walaupun akan ada penurunan penerimaan negara dari pos perpajakan dan PNBP.
"Jadi kita akan melihat defisit secara keseluruhan ini sudan isa turun dari yang ada di Perpres 98/2022. Kita lihat nanti sejauh mana penurunannya," kata dia.
Sekarang ini, pemerintah masih melakukan berbagai penghitungan. Berbagai belanja yang menggunakan APBN dengan jumlah yang besar akan segera dieksekusi dalam waktu dekat. Seperti pembayaran kompensasi energi ke PT Pertamina dan PT PLN yang baru dibayar pada 31 Oktober 2022 lalu mencapai Rp 163 triliun.
Tak hanya itu, belanja kompensasi yang sama untuk kuartal III juga sedang dalam penghitungan. Bila prosesnya selesai, maka akan ada anggaran yang kembali dibelanjakan.
"Kuartal III ini sedang kami lakukan proses audit di BPKP. Ini audit untuk eksuesia subsidi dan kompensasi," kata dia.
Pembayaran subsidi dan kompensasi tersebut ditujukan untuk meredam kenaikan inflasi dan menjaga daya beli masyarakat.
Baca juga:
Defisit Lebih Rendah, Sri Mulyani Prediksi RI Aman dari Utang
Pemerintah dan DPR Sepakati Defisit 2023 Hanya 2,84 Persen
Alasan Sri Mulyani Tak Mau Perlebar Defisit APBN untuk Jaga Harga BBM Murah
Tahan Defisit di 3 Persen, Pemerintah Kembali Terapkan Disiplin Fiskal
Pemerintah Patok Defisit Anggaran 2023 Rp 598,2 T, Aman?
Utang Pemerintah Meningkat, Pembayaran Bunga Kuras Cadangan Devisa