Sri Mulyani Sebut UU Cipta Kerja Mampu Perkuat Pondasi Ekonomi RI
Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menilai, Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2020 tentang Cipta Kerja mampu memperkokoh pondasi ekonomi nasional ke depan. Meski penanganan covid-19 jadi prioritas, namun Indonesia tetap butuh pondasi ekonomi yang kuat, produktif, dan kompetitif.
Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menilai, Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2020 tentang Cipta Kerja mampu memperkokoh pondasi ekonomi nasional ke depan. Meski penanganan covid-19 jadi prioritas, namun Indonesia tetap butuh pondasi ekonomi yang kuat, produktif, dan kompetitif.
"Oleh karena itu, sangat baik dengan adanya UU Cipta Kerja mendorong terjadinya reformasi birokrasi secara fundamental," tuturnya dalam webinar Konferensi Nasional Perpajakan 2020, Kamis (3/12).
-
Di mana Sri Mulyani dilahirkan? Sri Mulyani lahir di Tanjung Karang, Lampung, 26 Agustus 1962.
-
Bagaimana Inul Daratista memandang pekerjaannya? "Pekerjaan akan menjadi ringan jika kita menikmatinya" bukan sekadar omong kosong bagi Inul Daratista. Istri Adam Suseno ini memang dikenal sangat mencintai pekerjaannya.
-
Kapan Ririn Ekawati merayakan bisnis barunya? Bisnis baru ini adalah hadiah terbaik untuk Ririn yang baru saja berulang tahun.
-
Apa yang Sri Mulyani tunjukkan kepada cucunya? Sri Mulyani juga memperlihatkan pekerjaannya kepada cucu yang lebih besar.
-
Apa yang dilakukan Sri Mulyani setelah bertemu dengan Jokowi? Namun, Sri Mulyani enggan bicara banyak setelah rapat bersama Jokowi. Dia menolak memberikan pernyataan dan enggan tanya jawab dengan awak media. Sembari menjawab singkat, ia cuma menunjukkan gestur minta maaf dengan tangannya.
-
Sri Mulyani bertemu Presiden Jokowi, apa tujuan pertemuannya? Sebelumnya, Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani diagendakan menemui Presiden Joko Widodo atau Jokowi di Istana Merdeka Jakarta, Jumat (2/2) siang. Sri Mulyani akan melaporkan hal-hal terkait anggaran pendapatan belanja negara (APBN) tahun 2024.
Dia menjelaskan, implementasi UU Cipta Kerja akan mendorong terjadinya reformasi birokrasi secara fundamental. Sehingga mampu meningkatkan daya saing SDM Indonesia untuk melahirkan inovasi di tataran masyarakat.
"Reformasi birokrasi (secara) fundamental yang luar biasa untuk membangun kompetisi di Indonesia menjadi lebih sehat dan produktivitas yang semakin tinggi. Sehingga inovasi masyarakat bisa berkembang," paparnya.
Melalui SDM yang inovatif ini diharapkan lahir berbagai kegiatan usaha baru untuk membantu pemerintah dalam upaya penciptaan lapangan kerja dalam jumlah besar. Menyusul pada 2030 nanti Indonesia akan memetik bonus demografi atau ledakan usia produktif yang siap bekerja.
"Sehingga kita tidak hanya bisa menerjemahkan apa yang disebut produktifitas dan inovasi saja. Namun juga pada akhirnya, kita harus mampu menciptakan kesempatan kerja terutama pada kelompok masyarakat yang demografinya didominasi oleh kelompok usia muda," jelasnya.
Baca juga:
Jokowi: Kita Dihadapkan Besarnya Pengangguran Akibat PHK di Masa Pandemi
Usman Hamid: 402 Orang Jadi Korban Kekerasan Polisi saat Demo UU Cipta Kerja
Sovereign Wealth Fund Dinilai Jadi Alternatif Pembiayaan Pembangunan Nasional
Ditargetkan Beroperasi Awal 2021, Berikut Tugas Sovereign Wealth Fund
Menko Luhut Sebut UU Cipta Kerja Wajib Mulai Berlaku Februari 2021
Polisi Buru Perusakan Kafe Legian Malioboro saat Demonstrasi Tolak Omnibus Law