Staf Khusus Presiden: Kebijakan Transisi Energi Sudah On The Track
Staf Khusus Presiden Bidang Ekonomi, Arif Budimanta memastikan kebijakan transisi energi terus dilakukan oleh pemerintah. Sebab, transisi energi menjadi sangat dibutuhkan, utamanya untuk mewujudkan ketahanan energi dan menurunkan emisi karbon.
Staf Khusus Presiden Bidang Ekonomi, Arif Budimanta memastikan kebijakan transisi energi terus dilakukan oleh pemerintah. Sebab, transisi energi menjadi sangat dibutuhkan, utamanya untuk mewujudkan ketahanan energi dan menurunkan emisi karbon.
"Pada intinya apa yang dilakukan dengan konteks transisi energi ini sudah on the track," kata dia dalam diskusi virtual, di Jakarta, Jumat (13/11)
-
Bagaimana Presiden Jokowi saat ini? Presiden Jokowi fokus bekerja untuk menuntaskan agenda pemerintahan dan pembangunan sampai akhir masa jabaotan 20 Oktober 2024," kata Ari kepada wartawan, Senin (25/3).
-
Siapa yang menggugat Presiden Jokowi? Gugatan itu dilayangkan Tim Pembela Demokrasi Indonesia (TPDI) melayangkan gugatan terhadap Presiden Joko Widodo (Jokowi) ke Pengadilan Tata Usaha Negara (PTUN).
-
Apa tujuan utama dari sambutan Presiden Jokowi? Kepala Negara berharap para tamu menikmati jamuan hidangan dan pertunjukkan khas Indonesia yang telah disediakan. “Terima kasih atas partisipasinya. Saya berharap semangat malam ini dapat membawa kita untuk bekerja bersama berbagi akses air bersih dan sanitasi untuk semua orang,” kata Joko Widodo.
-
Apa yang diresmikan oleh Jokowi di Jakarta? Presiden Joko Widodo atau Jokowi meresmikan kantor tetap Federasi Sepak Bola Dunia (FIFA) Asia di Menara Mandiri 2, Jakarta, Jumat (10/11).
-
Apa yang sedang dibangun oleh PLN untuk memfasilitasi penggunaan energi terbarukan di Indonesia? PLN sendiri saat ini sedang membangun green enabling supergrid yang dilengkapi dengan smartgrid dan flexible generations. “Karena adanya ketidaksesuaian antara lokasi energi terbarukan yang tersebar di Sumatera dan Kalimantan, serta jauh dari pusat demand yang berada di Jawa, maka kita rancang skenario Green Enabling Supergrid. Sehingga, potensi EBT yang tadinya tidak bisa kita manfaatkan, ke depan menjadi termanfaatkan. Selain itu, tentunya akan mampu membangkitkan kawasan dengan memunculkan episentrum ekonomi baru," jelas Darmawan.
-
Kenapa Presiden Jokowi mendukung Timnas Indonesia? Dalam unggahan yang sama, Jokowi menyisipkan doa dan harapan agar Timnas Indonesia mampu melaju hingga ke babak berikutnya. “Selangkah lagi untuk melaju ke fase kualifikasi babak ketiga Piala Dunia 2026, Teruslah berjuang dengan penuh semangat” ungkapnya.
Dia mengatakan, Presiden Joko Widodo sangat serius dan konsen terhadap arah kebijakan energi ke depan. Bahkan belum lama, kata dia, Kepala Negara itu memantau langsung proses perkembangan transisi energi di Tanah Air hingga sejauh mana.
"Presiden sendiri terus melakukan pengawalan secara langsung bahkan beberapa waktu yang lalu, belum ada satu bulan namun secara khusus dibahas mengenai proses transisi energi," katanya.
Bahkan, seluruh road map bauran kebijakan energi secara langsung dilakukan evaluasi secara berkala. Tidak sampai proses monitoring juga dilakukan, untuk mencari kendala dan apa -apa saja yang perlu didorong dalam rancangan-rancangan dan kebijakan selanjutnya.
Sebuah Keharusan
Sebelumnya, Koordinator Kampanye Iklim dan Energi Greenpeace Asia Tenggara, Tata Mustasya mengatakan, transisi energi bukanlah sebuah pilihan yang bisa dilakukan, tetapi sebuah keharusan. Namun demikian, Indonesia dinilai belum siap untuk langsung berjalan ke arah transisi energi karena adanya justifikasi dari melimpahnya sumber daya alam yang ada di negeri ini.
"Kita tahu kalau kita harus transisi energi, kita tahu kita tertinggal ketimbang negara lain. Tapi, karena ada pembenaran bahwa energi kita (misalnya batubara) masih banyak, kita jadi kena 'kutukan sumber daya alam'. Ketika sumber daya kita banyak, hal ini malah bikin kita tertinggal dari negara lain," ujar Tata pada Peluncuran Laporan Seri Studi Peta Jalan Transisi Energi Indonesia via YouTube Live pada Rabu (4/11).
Menurutnya, hal itu yang membuat Indonesia belum berada di jalur yang tepat untuk melakukan transisi energi, khususnya batu bara yang saat ini masih mendominasi bauran energi. "Kalau kita bicara tentang sektor kelistrikan, sekitar 54 persen dan presentasinya akan turun sedikit. Meskipun jika ditotal akan meningkat melihat susunan Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik (RUPTL) saat ini," tambahnya.
(mdk/azz)