Studi: Biaya menambang di luar angkasa lebih murah ketimbang di bumi
Menambang Planet Ceres, hanya menghabiskan dana sebesar USD 27 M. Sedangkan, lapangan gas Chevron butuh dana USD 54 M.
Hasil studi menunjukkan biaya pertambangan di luar angkasa lebih murah ketimbang membangun terminal gas terbesar di dunia. Studi ini ditunjukkan dari hasil kerja sama National Aeronautics and Space Administration (NASA) dan Universitas New South Wales, Australia.
Dari hasil hitungan studi ini, apabila menambang di Planet Ceres, hanya menghabiskan dana sebesar USD 27 miliar. Dana tersebut termasuk membawa alat-alat pertambangan dari bumi dan pembangunan fasilitas pertambangan.
-
Apa yang dilakukan para ilmuwan dari ESA dengan batu bata luar angkasa? Batu bata yang berwarna abu-abu tersebut memberi fleksibilitas kepada ilmuwan ESA untuk menguji dan membangun berbagai struktur bangunan.
-
Siapa yang terlibat dalam penelitian rangka eSAF? Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) bersama dengan Kementerian Perhubungan melalui Direktorat Jenderal Perhubungan Darat mengatakan bahwa masyarakat diimbau untuk tidak terlalu khawatir terkait masalah rangka enhanced Smart Architecture Frame (eSAF) sepeda motor Honda.
-
Kenapa mahasiswa UGM mengembangkan ESDS? Yogi mengatakan bahwa pengembangan ESDS tersebut berawal dari keprihatinan mereka terhadap tingginya kasus stunting di Tanah Air.
-
Kapan penelitian ini dilakukan? Studi ini didasarkan pada National Health and Nutrition Examination Survey (NHANES) 1999–2018, yang melibatkan lebih dari 17.000 wanita berusia 20 hingga 65 tahun.
-
Apa hasil penelitian Kemenhub dan KNKT mengenai rangka eSAF? Berdasarkan hasil perhitungan finite element method dan divalidasi secara pengujian aktual di fasilitas milik AHM, dapat dikatakan struktur rangka eSAF cukup kuat dan tidak memiliki daerah kritis atau fatigue dengan stress load yang tinggi. Tegangan yang terjadi masih jauh di bawah yield point (batas elastis) dari material rangka.
-
Di mana penelitian ini dilakukan? Tim peneliti dari Universitas Yonsei di Seoul, Korea Selatan, berhasil mengembangkan varietas beras hibrida yang dipadukan dengan protein daging sapi dan sel lemak.
"Sebagai perbandingan, pengembangan sumber daya alam terbesar Australia yaitu lapangan gas Gorgon yang dioperasikan Chevron dapat mencapai USD 54 miliar," ujar Wakil Direktur Teknik dan Ilmu Pengetahuan Direktorat Jet Propulsion NASA Rene Fradet seperti dilansir Bloomberg, Jumat (6/11).
Bahkan, Rene mengatakan aktivitas pertambangan di Bulan saja hanya mengeluarkan anggaran USD 9 miliar. Sementara, untuk mengembangkan program pertambangan di luar angkasa hanya menghabiskan USD 492 juta.
Sebuah studi juga menunjukkan pertambangan di asteroid hanya butuh dana Rp USD 50 hingga USD 100 juta.
Hal ini jadi bukti bahwa teknologi untuk tambang di ruang angkasa tengah dibuat NASA. Langkah ini untuk menepis keraguan akan pertambangan luar angkasa.
"Namun, belum ada investor yang berminat untuk menggarap pertambangan luar angkasa. Hal ini disebabkan aturan bagi hasil yang belum jelas," pungkas Rene.
Baca juga:
Tolak penambangan batu, warga Purwakarta blokir jalan pakai pisang
Penambangan kapur ancam keberadaan situs purbakala Gua Pawon
Misteri batuan Mars, adakah makhluk hidup di sana?
Batu akik asal Mars diklaim jadi kunci temukan alien
NASA klaim berhasil ungkap rahasia dari batu misterius di Mars