Sucofindo bantu penuhi kebutuhan listrik Korea
Untuk pembangunan pabrik, dibutuhkan investasi sekitar USD 90-100 juta.
Korea Institute of Energy Research (KIER) menggandeng PT Sucofindo (Persero) untuk memenuhi kebutuhan energi listrik Korea. Kerja sama ini berupa pemanfaatan teknologi peningkatan kualitas batu bara berkalori rendah.
"Korea transfer teknologi, Sucofindo yang memfasilitasi," ujar Direktur of Commercial II, Sufrin Hannan usai penandatanganan MoU dengan KIER di kantornya, Jakarta, Selasa (25/6).
-
Bagaimana PT Adaro Indonesia memulai usahanya di bidang pertambangan batubara? Dengan meningkatnya fokus pada batubara, pada tahun 1976 Departemen Pertambangan membagi Kalimantan Timur dan Selatan menjadi 8 blok batubara dan mengundang tender untuk blok-blok tersebut. Perusahaan Pemerintah Spanyol Enadimsa menawar Blok 8 di Kabupaten Tanjung Kalimantan Selatan, karena batu bara diketahui ada di kabupaten tersebut dari singkapan yang dipetakan oleh ahli geologi Belanda pada tahun 1930-an dan dari persimpangan di kedalaman sumur minyak yang dibor oleh Pertamina pada tahun 1960-an.
-
Kapan produksi tambang batu bara di Sawahlunto meningkat? Pada tahun 1892, produksi tambang batu bara Sawahlunto meningkat hingga mencapai 48.000 ton.
-
Bagaimana proses terbentuknya minyak bumi? Akhirnya, setelah jutaan tahun berada dalam lingkungan yang bertekanan tinggi dan rendah oksigen, ganggang dan plankton mengalami perubahan wujud menjadi cairan minyak hitam yang lengket.
-
Apa yang dimaksud dengan proses produksi? Proses produksi adalah sebuah kegiatan industri atau kegiatan manufaktur yang dimulai dengan cara mengangkut bahan mentah dari inventaris pabrik, ke titik kerja pabrik dan diakhiri dengan pengangkutan produk jadi ke tempat penyimpanan pertama.
-
Apa yang dimaksud dengan batuan? Batuan merupakan kumpulan mineral. Mineral adalah kristal tunggal yang terdiri dari unsur-unsur seperti silikon, oksigen dan karbon.
Sufrin mengakui, kecanggihan teknologi yang dimiliki KIER akan dimanfaatkan untuk mengolah low rank coal yang dipadukan dengan resdi palm oil. Setelah diolah menjadi bahan bakar berupa briket, akan diekspor ke Korea.
"Kerja sama ini akan berlangsung selama 3 tahun. Dimulai awal 2014," katanya.
Sufrin menambahkan, pada Januari tahun depan pembangunan pabrik akan dimulai di Sumatra Selatan selama 10 bulan. Diprediksi pada bulan Oktober 2014, pabrik sudah mulai beroperasi.
Untuk mengimplementasikan pabrik tersebut, diperlukan investasi sekitar USD 90-100 juta, untuk kapasitas produksi 60 juta ton per tahun, per pabrik.