Sudah tembus Rp 1.700 triliun, Jokowi tak takut tambah utang
"Pendanaan kita itu untuk investasi yang meningkatkan produktifitas. Bukan utang untuk konsumtif," kata Jokowi.
Presiden Joko Widodo angkat bicara terkait besarnya utang luar negeri pemerintah Indonesia. Menurut Jokowi sapaan akrabnya, utang Indonesia masih aman karena digunakan untuk hal yang produktif. Jokowi seolah tidak takut menambah utang negara.
"Pendanaan kita itu untuk investasi yang meningkatkan produktivitas. Bukan utang untuk konsumtif. Bukan utang untuk subsidi BBM. Kita sudah hitung manfaat yg akan jauh di atas bunga pinjaman dan ongkos pendanaan," ucap Jokowi di acara ISEI di JCC Senayan, Jakarta, Kamis (9/7).
-
Bagaimana Presiden Jokowi saat ini? Presiden Jokowi fokus bekerja untuk menuntaskan agenda pemerintahan dan pembangunan sampai akhir masa jabaotan 20 Oktober 2024," kata Ari kepada wartawan, Senin (25/3).
-
Kapan Pasar Jongke diresmikan oleh Presiden Jokowi? Pada Sabtu (27/7), Presiden Jokowi meresmikan Pasar Jongke yang berada di Laweyan, Kota Surakarta.
-
Apa isi dari gugatan terhadap Presiden Jokowi? Gugatan itu terkait dengan tindakan administrasi pemerintah atau tindakan faktual.
-
Apa yang menjadi sorotan utama Presiden Jokowi tentang pangan di Indonesia? Sebelumnya, Presiden Jokowi pernah menyoroti permasalahan pangan di Indonesia, bahwa permintaan selalu meningkat karena populasi yang terus bertambah.
-
Di mana Presiden Jokowi meninjau ladang jagung? Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo (SYL) mendampingi Presiden Joko Widodo (Jokowi) meninjau ladang jagung di kawasan food estate di Kabupaten Keerom, Provinsi Papua, Kamis (6/7).
-
Siapa yang menggugat Presiden Jokowi? Gugatan itu dilayangkan Tim Pembela Demokrasi Indonesia (TPDI) melayangkan gugatan terhadap Presiden Joko Widodo (Jokowi) ke Pengadilan Tata Usaha Negara (PTUN).
Menurut Jokowi, utang Indonesia untuk jangka panjang akan digunakan untuk mendorong infrastruktur yang hingga saat ini masih buruk. Buruknya infrastruktur menjadi penghalang pertumbuhan ekonomi selama ini.
"Infrastruktur jadi salah satu hambatan utama untuk mendorong mesin pertumbuhan baru. Distribusi logistik melalui laut paling murah sehingga pembangunan difokuskan pada laut. Pembangunan di Kuala Tanjung, di Makassar, sudah dimulai. Sebentar lagi di Sorong. Kemudian akan dibuat 24 pelabuhan di Tanah Air,' jelasnya.
Jokowi juga optimis, pembiayaan dengan utang akan mendorong pertumbuhan ekonomi. "Sisa tahun stimulus akan mendorong pertumbuhan 0,1 -0,3 persen. 2016 stimulus ekonomi mendorong 0,5-1 persen," tutupnya.
Sebelumnya Pemerintah Jepang melalui Japan Bank for International Cooperation (JBIC) menawarkan utang untuk pembiayaan proyek infrastruktur Indonesia. Tawaran itu disampaikan langsung kepada Wakil Presiden Jusuf Kalla di kantor wapres, Jalan Medan Merdeka Utara, Jakarta Pusat, Selasa (7/7).
Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN)/Kepala Bappenas Andrinof Chaniago yang turut mendampingi pertemuan antara perwakilan JBIC dengan Wapres Jusuf Kalla membeberkan, tawaran utang itu untuk proyek infrastruktur.
"Mereka menawarkan dukungan pembiayaan, skema pembiayaan. Mereka tawarkan dengan pilihan opsi, skema. Ada banyak, ada paket besar, jangka panjang," kata Andrinof.
Namun, kata dia, pemerintah tidak ingin buru-buru. Pembicaraan tersebut masih tahap awal. Meskipun Andrinof tak menyebut besaran utang yang ditawarkan, Wapres Jusuf Kalla disebut-sebut akan mempertimbangkan tawaran tersebut.
"Pak Wapres jawab akan mempertimbangkan, akan mengkaji. Belum sebut nilai," tuturnya.
Informasi saja, per April 2015, utang luar negeri Indonesia tercatat sebesar USD 299,84 miliar atau setara dengan Rp 4.003 triliun (kurs hari ini). Angka utang ini naik dari bulan sebelumnya yang hanya USD 298,06 miliar.
Namun demikian, angka utang per April 2015 ini turun jika dibandingkan posisi awal tahun, di mana utang luar negeri Indonesia pada Januari 2015 mencapai USD 300,17 miliar.
Dilansir dari data resmi Bank Indonesia, utang luar negeri sebesar USD 299,84 miliar ini terdiri dari utang pemerintah bersama Bank Indonesia serta swasta. Porsi utang pemerintah per April 2015 tercatat sebesar USD 127,95 miliar dan Bank Indonesia tercatat 4,9 miliar. Sehingga, total utang pemerintah dan Bank Indonesia adalah USD 132,86 miliar atau setara dengan Rp 1.759 triliun. Angka ini naik tipis dari bulan sebelumnya yang hanya USD 132,75 miliar.
Sedangkan utang luar negeri swasta tercatat sebesar USD 166,98 miliar. Angka ini naik dari bulan sebelumnya yang hanya USD 165,30 miliar.
(mdk/idr)