Survei: Gen Z Lebih Rela Bayar Mahal Demi Pengalaman Baru Dibanding Beli Barang Mewah
Banyak pelancong Gen Z yang bersedia memangkas pengeluaran di bidang lain dalam hidup mereka.
Generasi Z, yang kini menjadi salah satu kelompok konsumen terbesar, menunjukkan pergeseran preferensi gaya hidup.
Alih-alih menginvestasikan uang mereka untuk membeli barang-barang mewah seperti tas atau gawai terbaru, generasi ini lebih memilih mengalokasikan dana mereka untuk pengalaman berharga, seperti traveling, konser, atau kegiatan berbasis komunitas.
-
Siapa yang disebut Gen Z? Gen Z adalah generasi yang ditemukan pada usia yang sangat muda dengan teknologi, terutama berkat kehadiran internet dan media sosial.
-
Apa itu Gen Z? Generasi Z, atau Gen Z, adalah istilah yang digunakan untuk menyebut kelompok orang yang lahir antara tahun 1996 dan 2012. Mereka adalah generasi yang tumbuh di era digital, di mana teknologi dan media sosial menjadi bagian penting dari kehidupan mereka.
-
Kapan Gen Z lahir? Generasi Z, yang juga dikenal sebagai Gen Z atau i-Gen, adalah kelompok individu yang lahir pada tahun 1997 hingga 2012.
-
Apa yang membuat Gen Z berbeda dari generasi sebelumnya? Generasi Z pertama lahir ketika internet baru saja digunakan secara luas. Mereka disebut “digital natives”—generasi pertama yang tumbuh dengan internet sebagai bagian dari kehidupan sehari-hari.
-
Bagaimana Gen Z mengekspresikan diri? Mereka mengenal berbagai platform dan aplikasi, seperti TikTok, Instagram, dan Snapchat, yang memungkinkan mereka berkreasi dan mengekspresikan diri mereka dengan cara yang baru dan menghibur.
-
Mengapa Gen Z dikenal sebagai generasi yang inklusif? Dalam hal nilai-nilai sosial dan politik, Gen Z dikenal sebagai generasi yang sangat inklusif dan memegang prinsip kesetaraan dengan kuat. Mereka peka terhadap perbedaan gender, etnisitas, dan orientasi seksual dibandingkan generasi sebelumnya.
Tren ini juga didorong oleh dominasi media sosial, di mana berbagi momen menarik menjadi cara utama mengekspresikan diri.
Fenomena ini tentu memberikan tantangan sekaligus peluang bagi industri, khususnya sektor pariwisata dan hiburan, yang harus semakin kreatif menjawab kebutuhan konsumen muda ini.
Melansir dari Skift, generasi Z lebih menghargai perencanaan perjalanan yang fleksibel, pengalaman unik, dan destinasi yang mudah diakses. Sebanyak 75 persen Gen Z melakukan dua perjalanan atau lebih dalam setahun terakhir.
Mereka lebih mengutamakan pengalaman daripada barang mewah. Menurut Laporan Tren Perjalanan Global 2023 oleh American Express Travel, 79 persen responden Gen Z dan milenial percaya perjalanan wisata merupakan bagian penting dari alokasi anggaran mereka, dengan 84 persen lebih memilih liburan impian daripada membeli barang mewah baru.
Meskipun mereka sangat antusias untuk bepergian, hanya sebagian kecil pelancong Gen Z yang tampaknya terbuka terhadap penerbangan jarak jauh dengan maskapai berbiaya rendah.
Menurut Skift Research, hanya 31 persen pelancong Gen Z AS yang bersedia terbang lebih dari enam jam dengan maskapai berbiaya rendah.
Kebiasaan ini menunjukkan wisatawan Gen Z merupakan demografi penting bagi industri perjalanan, khususnya bagi bisnis yang dapat menawarkan pengalaman unik, fleksibilitas, dan pilihan yang terjangkau.
TikTok Jadi Katalis Minat Gen Z
Di sisi lain, TikTok telah muncul sebagai alat penting untuk merencanakan perjalanan bagi para pelancong Gen Z.
Sebuah survei yang dimuat dalam Laporan Keadaan Perjalanan Mahasiswa & Pemuda 2024 milik StudentUniverse mengungkapkan sebanyak 89 persen dari mereka yang berusia 18 hingga 25 tahun di AS, Inggris, Kanada, dan Australia telah menemukan destinasi baru melalui TikTok.
Laporan tersebut juga menemukan banyak pelancong muda yang ingin menghindari alkohol.
Sekitar 83 persen pelancong muda akan mempertimbangkan untuk tidak minum alkohol saat liburan untuk menghindari situasi yang tidak aman.
"Tidak seperti generasi muda di masa lalu, Gen Z menjauhi pesta-pesta yang biasa dilakukan anak muda. Mereka lebih suka merasakan budaya baru dan jalan-jalan," kata Brand Manager Student Universe, Will Jones.
Menurut agen perjalanan daring Hopper mengenai tempat yang ingin mereka kunjungi, Gen Z dan pelancong milenial mengecek harga untuk destinasi di Asia 50 persen lebih sering tahun lalu dibandingkan sebelum Covid.
Jones menyebut Italia dan Jepang sebagai destinasi paling populer di kalangan pelancong Gen Z, dua negara yang ia gambarkan sebagai "tempat yang lebih berbudaya dibandingkan tempat pesta tradisional," imbuh dia.
Dia menyebut pelancong Gen Z lebih menekankan pada perjalanan berkelanjutan.
Setengah dari responden mengatakan dalam survei StudentUniverse tentang perjalanan Gen Z bahwa mereka memprioritaskan pemesanan dengan perusahaan yang memiliki kredibilitas hijau yang kuat. Sementara itu, 13 persen mengatakan mereka tidak akan lagi bepergian dengan pesawat karena emisi.
Selain itu, banyak pelancong Gen Z yang bersedia memangkas pengeluaran di bidang lain dalam hidup mereka untuk mempertahankan anggaran perjalanan mereka. Lebih dari separuh lebih memilih untuk memangkas makan di luar, berbelanja, dan minum kopi daripada mengurangi perjalanan mereka.