Survei: Generasi Z Lebih Pilih Jadi Pengusaha, Tak Mau Jadi Pekerja
Survei ini dilakukan Samsung and Morning Consult melibatkan 1.000 generasi Z berusia 16-25 tahun.
Survei ini dilakukan Samsung and Morning Consult melibatkan 1.000 generasi Z berusia 16-25 tahun.
Survei: Generasi Z Lebih Pilih Jadi Pengusaha, Tak Mau Jadi Pekerja
Peradaban manusia yang berubah, membuat orientasi generasi juga berubah. Dalam hasil survei Samsung and Morning Consult menunjukan generasi Z tidak lagi bermimpi memiliki pekerjaan impian.
- Survei: 39 Persen Generasi Z Membeli Produk karena Terpengaruh Media Sosial
- Ternyata Banyak Generasi Milenial yang Enggan Punya Rumah, Ini Alasannya
- 35 Persen Generasi Z Merasa Bersalah Jika Tidak Bekerja Meski Sedang Libur
- Survei: Generasi Z Paling Melek Medsos Tapi Lebih Suka Belanja ke Toko Langsung
Mengutip CNBC, survei yang dilakukan Samsung and Morning Consult melibatkan 1.000 generasi Z berusia 16-25 tahun.
Merujuk survei tersebut, 50 persen generasi Z tidak lagi bermimpi mendapatkan pekerjaan impian. Justru, mereka ingin menjadi pengusaha atau memiliki bisnis sendiri.
"Dibandingkan kelompok muda lainnya yang mencari kehidupan seimbang dengan jadwal kerja 9-5, 50 persen generasi Z justru memimpikan punya usaha sendiri," demikian hasil survei tersebut dikutip pada Jumat (3/11).
Merdeka.com
Para generasi Z itu mengutarakan bahwa mereka kecewa dengan ritme dunia kerja yang ada saat ini, dan lebih mendambakan lebih banyak fleksibilitas dan peluang untuk membuat perbedaan di dunia.
Mereka optimis, menjadi pengusaha merupakan sebuah karir yang paling dapat dicapai di antara potensi pekerjaan lainnya.
Kepala Korporat Samsung Electronics perwakilan Amerika Serikat, Ann Woo mengatakan, haluan generasi Z untuk menjadi pengusaha mulai muncul selama pandemi COVID-19.
Hasil survei Samsung selaras dengan hasil survei yang dilakukan ZenBusiness, sebuah platform online, pada Mei. Sebanyak 1.000 generasi Ze berusia 18 - 25 terlibat dalam survei tersebut.
Hasilnya, lebih dari separuh responden menggambarkan diri mereka sebagai orang yang memiliki keanekaragaman saraf, dan lebih dari 80 persen generasi Z percaya bahwa keanekaragaman saraf merupakan keuntungan dalam kewirausahaan dibandingkan karier tradisional.
Merdeka.com
"Generasi Z juga terpacu menjadi pengusaha karena ketidaksabaran mereka," kata Woo.
"Mereka tidak mau menunggu untuk menaiki tangga perusahaan sebagai "gagasan pemimpin" di industri mereka untuk membuat ekosistem perusahaan menjadi positif. Jika kamu memiliki semua wadah atau perangkat untuk menyalurkan bakat dan impianmu, kenapa harus menunda?"