Survei: Warga Korea Tetap Foya-Foya Meski Keuangan Cekak
Konsumen terus terlibat dalam berfoya-foya untuk kenyamanan emosional dan menghilangkan stres.
Konsumen terus terlibat dalam berfoya-foya untuk kenyamanan emosional dan menghilangkan stres.
- Survei: Jepang dan Korea Jadi Negara Paling Rendah Soal Kepuasan Seks dan Cinta, Indonesia Peringkat Berapa?
- Survei: Hubungan Percintaan Masyarakat Jepang dan Korea Paling Rendah Sedunia
- Siap-Siap, Makanan Korea Halal Bakal Banjiri Pasar Indonesia
- Ternyata Ini Alasan Pekerja Paruh Waktu di Korea Selatan Merasa Senang Bekerja dengan AI
Survei: Warga Korea Tetap Foya-Foya Meski Keuangan Cekak
Korea menduduki peringkat keempat secara global, dari 20 negara maju, dalam belanja barang mewah.
Berdasarkan laporan terbaru Deloitte Consumer Signals Link Index yang dilansir The Korea Times, rata-rata pengeluaran warga Korea untuk barang mewah sebesar USD59 atau setara Rp963.000.
Belanja barang mewah warga Korea lebih tinggi dibandingkan rata-rata negara maju lainnya yang hanya USD41 atau setara Rp670.000.
Jika dikategorikan, 31 pengeluaran warga Korea lebih banyak untuk makanan dan minuman beralkohol kualitas premium, sementara 29 persen lainnya dihabiskan untuk pakaian dan aksesori, dan 10 persen lainnya untuk perawatan diri.
Laporan tersebut juga menunjukkan bahwa konsumsi mencolok seperti itu di sektor makanan dan minuman sekitar tiga hingga empat kali lebih tinggi dibandingkan dengan pengeluaran untuk barang-barang rumah tangga.
Ketika ditanya alasan pembelian barang mewah tersebut, responden Korea sebagian besar menyebutkan kenyamanan emosional (15 persen), kepraktisan (15 persen) dan hobi (13 persen).
Laporan tersebut menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi prioritas dan perilaku pembelian konsumen melalui hasil survei dan wawancara dari sekitar 1.000 konsumen dewasa di 20 negara di Amerika Utara dan Selatan, Asia-Pasifik, dan Eropa, termasuk AS, Kanada, Inggris, Prancis, Jepang, dan China.
Sementara itu China menempati peringkat tertinggi di antara 20 negara yang disurvei dengan pengeluaran bulanan rata-rata USD143 atau setara Rp2,3 juta, diikuti oleh Uni Emirat Arab dengan pengeluaran bulanan rata-rata USD127 atau setara Rp2 juta.
Selanjutnya, ada Arab Saudi dengan pengeluaran bulanan rata-rata untuk belanja barang mewah yaitu USD121 atau setara Rp1,9 juta.
Jerman dan Prancis menyusul Korea dengan pengeluaran bulanan rata-rata USD53 atau setara Rp864.000.
Laporan tersebut juga menunjukkan bahwa Korea mengalami penurunan Indeks Kesejahteraan Finansial Konsumen, yang mengukur penilaian diri konsumen terhadap kesehatan finansial dan stabilitas masa depan berdasarkan April 2020 sebesar 100 poin. Indeks untuk Korea turun menjadi 90,6 pada bulan Mei tahun ini.
Angka ini menunjukkan bahwa pandangan ekonomi umum orang Korea terhadap keuangan pribadi mereka berubah negatif, dibandingkan dengan rata-rata global dan AS, yang menunjukkan sedikit peningkatan menjadi 102,8 dan 98,4.
Deloitte Korea menjelaskan bahwa analisis komprehensif laporan tersebut menunjukkan konsumen Korea telah mengalami tekanan ekonomi yang signifikan tahun ini, dan telah berfoya-foya, khususnya pada makanan dan minuman, dalam upaya untuk menghilangkan stres.
"Bahkan dalam situasi keuangan yang sulit, konsumen terus terlibat dalam berfoya-foya untuk kenyamanan emosional dan menghilangkan stres," kata Kim Tae-hwan, mitra di Deloitte Korea.