Tahun Politik Dinilai Tak Akan Pengaruhi Ekonomi dan Nilai Tukar Rupiah
Chief Economist and Invesment Strategies PT Manulife Aset Manajemen Indonesia, Katarina Setiawan menyebutkan, pemilu tidak akan berdampak negatif terhadap pasar keuangan Indonesia.
Tahun 2019 merupakan tahun politik bagi Indonesia, di mana di tahun depan ada pesta demokrasi terbesar yang dirayakan yaitu pemilihan umum dan pemilihan presiden RI.
Chief Economist and Invesment Strategies PT Manulife Aset Manajemen Indonesia, Katarina Setiawan menyebutkan, pemilu tidak akan berdampak negatif terhadap pasar keuangan Indonesia.
-
Bagaimana Pejuang Rupiah bisa menghadapi tantangan ekonomi? "Tidak masalah jika kamu bekerja sampai punggungmu retak selama itu sepadan! Kerja keras terbayar dan selalu meninggalkan kesan abadi."
-
Bagaimana redenominasi rupiah dilakukan di Indonesia? Nantinya, penyederhanaan rupiah dilakukan dengan mengurangi tiga angka nol di belakang, contohnya Rp 1.000 menjadi Rp 1.
-
Kapan Pejuang Rupiah harus bersiap? "Jangan khawatir tentang menjadi sukses tetapi bekerjalah untuk menjadi signifikan dan kesuksesan akan mengikuti secara alami." – Oprah Winfrey
-
Apa yang dijelaskan oleh Gubernur Bank Indonesia, Perry Warjiyo, mengenai redenominasi rupiah? Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo menjelaskan, implementasi redenominasi rupiah ini masih menunggu persetujuan dan pertimbangan berbagai hal.
-
Apa yang membuat Pejuang Rupiah istimewa? "Makin keras kamu bekerja untuk sesuatu, makin besar perasaanmu ketika kamu mencapainya."
-
Siapa yang memimpin rencana redenominasi rupiah di Indonesia? Rencana penyederhanaan mata uang telah digulirkan oleh Kementerian Keuangan dan Bank Indonesia (BI) melalui Peraturan Menteri Keuangan Nomor 77/PMK.01/2020 tentang Rencana Strategis Kementerian Keuangan Tahun 2020-2024.
Dia juga menjelaskan bahwasanya iklim politik di Indonesia sudah terasa sejak dua tahun lalu dan terbukti tidak menimbulkan hal yang tidak diinginkan terhadap kondisi pasar keuangan.
"Tnjauan pasar 2019 yang katanya tahun politik memang tahun politik tapi sebetulnya tahun politik sudah dimulai 2 tahun lalu sejak tahun 2017," kata dia dalam sebuah acara diskusi di kantornya, Jakarta, Kamis (13/12).
Untuk lebih meyakinkan, dia membandingkan kondisi pasar keuangan Indonesia saat pemilu terjadi beberapa tahun ke belakang.
Pada periode pemilu tahun 2004, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) terpantau naik 45 persen sebagai dampak dari adanya pesta demokrasi tersebut. "Kita melihat bahwa kita bandingin deh dengan pemilu - pemilu yang lalu apa yang terjadi dengan pasar saham. Tahun 2004 itu IHSG naik 45 persen," ujarnya.
Kemudian pada pemilu selanjutnya di tahun 2009 masih memberikan dampak positif terhadap pasar keuangan. Ditandai dengan naiknya IHSG sebesar 87 persen. "Kemudian di 2009 naik 87 persen, ada euforia pemilu," ujarnya.
Terakhir adalah pemilu tahun 2014 silam. Pasar keuangan juga menuai dampak positif dengan naiknya IHSG sebesar 22 persen. "Tahun 2014 naik juga 22 persen. Jadi di 3 siklus pemilu yang lalu secara konsisten IHSG itu naik tiap kali pemilu," dia menambahkan.
Sementara itu, posisi nilai tukar Rupiah saat pemilu juga terpantau stabil meski mengalami pelemahan di 3 siklus pemilu tersebut.
Di tahun 2004, nilai tukar melemah 10 persen. Kemudian pada pemilu berikutnya tahun 2009 nilai tukar mengalami penguatan 10 persen. Lalu pada pemilu tahun 2014 posisi nilai tukar kembali melemah 2 persen.
"(Prediksi Rupiah di 2019) rangenya antara melemah 10 persen sampai menguat 15 persen. jadi sebetulnya kalau kita melihat siklus-siklus pemilu yang lalu dan diskusi dengan berbagai pengamat politik kemudian lembaga survey dan tokoh-tokoh politik, itu sebetulnya dengan pemilu yang akan datang pemilu itu akan berjalan aman dan juga masyarakat itu sebetulnya tidak perlu terlalu khawatir," tutupnya.
Baca juga:
Pasar Keuangan Indonesia Dinilai Bergerak Positif di 2019, Ini Pemicunya
Kekayaan Miliuner Indonesia Merosot 42 Persen Akibat Pelemahan Rupiah
ISEI: Perekonomian Indonesia 2018 Sudah On The Track
Bank Mandiri Prediksi Nilai Tukar di 2019 Sebesar Rp 14.900 per USD
Rupiah Menguat Tipis di Level Rp 14.580 per USD
Rupiah Kembali Terperosok ke Level Rp 14.624 per USD