Tak Hanya Susu dan Ikan, Pemerintah Cari Sumber Protein Lain untuk Program Makan Bergizi Gratis
Salah satu kelebihan susu ikan adalah kandungan asam lemak omega-3.
Kepala Badan Pangan Nasional Arief Prasetyo Adi mengatakan, pemerintahan Prabowo Subianto nantinya akan memaksimalkan segala sumber protein yang ada dalam menjalankan program makan bergizi gratis.
Pernyataan itu diberikan dalam menanggapi program susu ikan sebagai salah satu alternatif sumber konsumsi makan bergizi gratis. Meskipun stok sapi perah di Indonesia terbatas, Arief menyebut ketersediaan susu sapi saat ini masih paling banyak di Indonesia.
- Ikan Kaleng dan Surimi Diusulkan Masuk Jadi Menu Makan Bergizi Gratis
- Polemik Wacana Susu Ikan Gantikan Susu Sapi, Wamentan Singgung Tujuan Program Makan Bergizi Gratis
- Kelebihan dan Kekurangan Susu Ikan, Minuman Pengganti Susu Sapi di Program Makan Gratis Prabowo
- Manfaat Ikan untuk Diet, Makanan Bergizi yang Rendah Kalori
"Semua sumber protein itu harus dioptimalin. Susu ikan itu salah satunya, tapi semua sumber protein harus dioptimalkan," ujar Arief saat ditemui di ICE BSD, Kabupaten Tangerang, Banten, Selasa (14/7).
"Saat ini yang paling banyak kan susu sapi toh. Tapi semua jenis protein, baik nabati maupun hewani dua-duanya harus jalan. Semua sumber protein ambil. Orang jangan tergantung pada satu jenis protein. Jadi harus banyak," dia menambahkan.
Selain susu ikan dan sapi, Bapanas juga akan memaksimalkan alternatif lain semisal susu kedelai. Hanya saja, tingkat produksinya saat ini masih terbatas.
Oleh karena itu, sambung Arief, pemerintahan ke depan akan mengoptimalkan ketersediaan protein berdasarkan sumber lokal yang ada di tiap-tiap daerah. Itu sesuai arahan Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 81 Tahun 2024 tentang Percepatan Penganekaragaman Pangan Berbasis Potensi Sumber Daya Lokal.
"Yang paling baik itu sebenarnya adalah dari local source, dari daerah setempat. Misal, daerah tertentu produksinya udang. Udang protein enggak? Yaudah makan aja udang. Daerah tertentu rumput laut, kenapa enggak (dimanfaatkan). Daerah tertentu tuna, cakalang," bebernya.
Termasuk untuk urusan beras, dimana Kementerian Pertanian (Kementan) tengah menyiapkan penambahan tingkat produksi agar Indonesia tidak lagi terlalu bergantung pada impor beras.
"Jadi yang benar itu adalah produksi dalam negeri untuk pemenuhan kita. Jadi ketahanan pangan berdasarkan kedaulatan, kemandirian pangan. Jadi apa yang bisa ditanam di Indonesia, naikin produksinya, tingkatin produktivitasnya," tegas Arief.
Awal wacana susu ikan
Diketahui, susu ikan menjadi bahasan usai PT Rajawali Nusantara Indonesia (RNI) atau ID Food tengah mengkaji susu tersebut sebagai alternatif untuk memenuhi kebutuhan susu dalam 'Program Makan Bergizi Gratis' yang diusung pemerintahan selanjutnya.
Kepala Kantor Komunikasi Kepresidenan, Hasan Nasbi menerangkan, sejauh ini belum ada skenario dari Badan Gizi Nasional terkait susu ikan. Namun, Badan Gizi terbuka saja jika ada ide tersebut.
"Keterangan yang saya dapat dari Kepala Badan Gizi Nasional sejauh ini tidak ada skenario bernama susu ikan," kata Hasan Nasbi lewat pesan tertulis, Selasa (10/9).
"Tapi Badan gizi terbuka dengan berbagai ide dari pihak lain, asalkan sudah proven dan bisa diimplementasikan," sambungnya.
Hasan menyatakan, ide berbentuk 'susu ikan' datang dari pihak lain. Dia mempersilakan agar ide tersebut di uji coba.
"Silahkan saja dulu diuji coba. Kalau nanti sudah melalui proses uji coba dan ternyata hasilnya baik, bisa jadi alternatif pengayaan nutrisi, tapi bukan untuk pengganti susu," pungkasnya.
Apa itu susu ikan?
Pertanyaan utama yang muncul di benak banyak orang adalah, "Apa sebenarnya susu ikan itu?" Menurut DR Epi Taufik, seorang ahli biokimia susu dan dosen Fakultas Peternakan IPB, istilah 'susu ikan' masih asing di dunia ilmiah. "Sejauh yang saya tahu, di dunia belum ada istilah susu ikan," ujarnya saat diwawancara oleh Health Liputan6.com pada 9 September 2024.
Susu ikan bukanlah susu dalam pengertian umum. Secara definisi internasional (Codex Alimentarius), susu adalah cairan yang dihasilkan dari pemerahan hewan mamalia, seperti sapi, kambing, atau domba. Oleh karena itu, istilah 'susu ikan' sebenarnya merujuk pada inovasi teknologi yang memanfaatkan ekstrak protein dari ikan. Dengan demikian, susu ikan lebih tepat disebut sebagai minuman protein ikan daripada susu.
Jika berbicara tentang kandungan gizi, apakah susu ikan mampu menyamai manfaat nutrisi yang ditawarkan susu sapi? Jawabannya tidak sederhana. Susu ikan memiliki potensi kandungan protein yang tinggi, bergantung pada proses pembuatannya. Namun, tekstur dan cita rasa yang berbeda, termasuk rasa amis khas ikan, mungkin membuat banyak orang enggan mengonsumsinya.
Salah satu kelebihan susu ikan adalah kandungan asam lemak omega-3 yang sangat bermanfaat untuk kesehatan jantung dan otak. Omega-3 dikenal sebagai nutrisi penting yang sulit ditemukan dalam susu sapi. Namun, aroma dan rasa yang ditimbulkan oleh omega-3 ini bisa menjadi tantangan tersendiri bagi konsumen, terutama jika dibandingkan dengan rasa netral susu sapi yang lebih familiar.