Tangkal Impor Pangan, Rizal Ramli Imbau Pemerintah Buat Kerangka Kerja
Mantan Menteri Koordinator Bidang Maritim, Rizal Ramli kembali mengkritik kebijakan impor yang dilakukan pemerintah. Menurutnya, kebijakan tersebut merupakan solusi yang tidak tepat terhadap sejumlah persoalan, salah satunya gejolak harga.
Mantan Menteri Koordinator Bidang Maritim, Rizal Ramli kembali mengkritik kebijakan impor yang dilakukan pemerintah. Menurutnya, kebijakan tersebut merupakan solusi yang tidak tepat terhadap sejumlah persoalan, salah satunya gejolak harga.
Pemerintah, kata dia, seharusnya sudah memiliki blue print alias kerangka kerja yang jelas dalam mengatasi berbagai persoalan termasuk gejolak harga.
-
Mengapa Rizal Ramli dijuluki "Rajawali Ngepret"? Masyarakat Indonesia pasti mengenal Rizal Ramli sebagai Mantan Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Sumber Daya. Namun, banyak juga yang mengenal Rizal Ramli sebagai sosok yang kritis terhadap sesuatu yang dianggapnya tidak berpihak pada kepentingan bangsa dan negara, sehingga dia mendapat julukan baru "Rajawali Ngepret".
-
Siapa Rizky Irmansyah? Rizky Irmansyah, sekretaris pribadi atau ajudan Prabowo, menjadi sorotan karena memiliki postur tubuhnya yang tinggi tegap serta kehadirannya yang sering mendampingi kegiatan Prabowo selama menjabat sebagai Menteri Pertahanan.
-
Siapa Rizma? Seorang guru SD Negeri 2 Karangmangu, Kabupaten Tegal, Jawa Tengah bernama Rizma Uldiandari sempat viral pada 2016 lalu.
-
Kapan Ridwan Kamil mencoblos? Hal itu ia sampaikan usai mencoblos surar suara di TPS 45, Jalan Gunung Kencana, Ciumbuleuit, Kota Bandung, Rabu (14/2).
-
Kapan El Rumi pacaran di SMP? El Rumi juga pernah berpacaran dengan Amanda Manopo ketika masih SMP, namun hubungan keduanya hanya bertahan selama 2 bulan.
-
Kapan Rahmat mulai panen slada? Yang awalnya hanya panen 5 kilogram per hari, kini ia mampu sampai 1,9 ton per bulan. Profesi petani sebenarnya masih sangat prospek untuk didalami, terutama bagi kalangan muda. Jika ditekuni, bukan tidak mungkin bisa menghasilkan keuntungan berlipat seperti seorang pemuda asal Kecamatan Mijen, Kota Semarang, Jawa Tengah bernama Rahmatul Hafid. Rahmat awalnya mencoba peruntungan di bidang pertanian, bahkan dengan modal awal yang minim yakni Rp2 juta. Namun siapa sangka, hampir lima tahun menjalankan pertanian hidroponik slada produknya kini mampu terjual hingga 60 kilogram per hari.
"Kok tidak ada blue print, supaya ini hanya masalah temporer, tapi 5 tahun ada blue print supaya masalah jagung kita cukup," kata dia, di Seknas Prabowo-Sandi, Menteng, Jakarta, Selasa (29/1).
Menurut dia, tanpa adanya blue print tersebut, maka ujung-ujungnya impor komoditas seperti beras dan jagung kerap menjadi jalan keluar yang diambil pemerintah.
"Jadi bukan setiap ada kesulitan, rapat, keluarkan izin impor. Setiap kali ada gejolak harga, menteri rapat, keluarkan surat impor sekian ratus ribu ton. Kalau gitu mah anak SD saja kita angkat jadi menteri," tandasnya.
Sebelumnya, Rizal Ramli membeberkan sejumlah strategi untuk membuat Indonesia lepas dari status importir menjadi eksportir beberapa komoditas pokok, seperti beras, gula, dan jagung. Strategi pertama ialah membuka satu juta lahan pertanian baru.
"Mau tidak mau kita harus buka 1 juta hektar sawah baru. Tapi jangan terlalu berpetualang, bereksperimen seperti sawah pasang surut zaman Pak Harto 1 juta. Itu di Kalimantan gagal karena kualitas airnya beda," kata dia, di Seknas Prabowo-Sandi, Menteng, Jakarta, Selasa (29/1).
Sawah baru dengan total 1 juta hektare tersebut, kata dia, dapat dibuka di sejumlah daerah seperti Sulawesi Tengah, Sulawesi Tenggara, Memberamo, dan Bangka. Dengan demikian, akan ada tambahan produksi beras hingga 5 juta ton setiap tahun.
Baca juga:
Ide Rizal Ramli Agar RI Berubah dari Importir Menjadi Eksportir Pangan
Menteri Susi Dorong Ekspor Tuna RI ke Jepang
Membandingkan Impor 4 Komoditas di Era Jokowi dan SBY
Rizal Ramli: Jokowi Takut Ditekan Sama yang Brewoknya Banyak
Menteri Susi Minta Jepang Hapus Bea Masuk Perikanan RI Tanpa Syarat
2019, Indef Prediksi Pertumbuhan Ekspor Indonesia Hanya 6 Persen