Target Makro Ekonomi di APBN 2022 Dinilai Tak Realistis
Bima mengatakan, jarak antara inflasi dan pertumbuhan ekonomi dipatok pemerintah masih terlampau jauh. Sebab ketika ekonomi ditarget tumbuh 5,0 - 5,5 persen, maka efek ke sisi permintaan akan menimbulkan inflasi sisi permintaan (demand pull).
Direktur Center of Economic and Law Studies (Celios), Bhima Yudhistira menyoroti beberapa pokok-pokok asumsi makro ekonomi pada Rancangan Anggaran Pendapatan Belanja Negara (RAPBN) 2022 disampaikan oleh Presiden Joko Widodo. Salah satunya mengenai target pertumbuhan ekonomi dan inflasi.
Bima mengatakan, jarak antara inflasi dan pertumbuhan ekonomi dipatok pemerintah masih terlampau jauh. Sebab ketika ekonomi ditarget tumbuh 5,0 - 5,5 persen, maka efek ke sisi permintaan akan menimbulkan inflasi sisi permintaan (demand pull).
-
Apa yang Airlangga Hartarto katakan tentang target pertumbuhan ekonomi Indonesia? Penerapan ekonomi hijau dalam jangka panjang diproyeksikan dapat menstabilkan pertumbuhan ekonomi rata-rata sebesar 6,22 persen hingga 2045," kata Airlangga di Jakarta, Kamis (4/7).
-
Mengapa pembangunan IKN penting bagi pertumbuhan ekonomi Indonesia? “Ibu Kota Nusantara diharapkan menjadi penggerak ekonomi Indonesia di masa depan, mendukung transformasi ekonomi nasional menuju visi Indonesia Emas 2045,” jelas Teni dalam sebuah sosialisasi.
-
Apa yang menjadi catatan BPS tentang pertumbuhan ekonomi Indonesia di kuartal II-2023? Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat pertumbuhan ekonomi Indonesia berada di angka 5,17 persen secara tahunan (yoy) pada kuartal II-2023.
-
Bagaimana cara Partai Nasional Indonesia (PNI) menjalankan politik ekonominya? PNI adalah partai yang fokus di dalam pemerintahan dengan menjunjung tinggi nasionalisme dan politik ekonomi bersifat nasionalis.
-
Bagaimana pertumbuhan ekonomi Indonesia di kuartal II-2023 dibandingkan dengan periode yang sama di tahun sebelumnya? Jika dibandingkan dengan kuartal II-2022, ekonomi RI mengalami perlambatan. Sebab tahun lalu di periode yang sama, ekonomi mampu tumbuh 5,46 persen (yoy).
-
Mengapa pertumbuhan ekonomi Indonesia di kuartal II-2023 meningkat dibandingkan dengan kuartal I-2023? “Pertumbuhan ekonomi kita secara kuartal (q-to-q) lebih tinggi dibandingkan dengan triwulan sebelumnya yang ini sejalan dengan pola yang terjadi di tahun-tahun sebelumnya, yaitu pertumbuhan triwulan II selalu lebih tinggi dibandingkan di triwulan I,” terang Edy.
Sementara dari sisi pasokan tekanan harga terjadi karena fluktuasi harga komoditas yang cenderung ke atas. Akibatnya bahan baku naik, sehingga menyebabkan harga jual akhir dari industri juga naik.
"Jadi target inflasi 3 persen sepertinya belum mempertimbangkan aspek sisi permintaan maupun pasokan," kata dia kepada merdeka.com, Senin (16/8).
Bima mengatakan, dalam menetapkan asumsi makro dan ekonomi pemerintah belum mempertimbangkan faktor eksternal perubahan geopolitik karena eskalasi di Timur Tengah paska Taliban menguasai ibu kota Afganistan. Di mana harga minyak mentah yang cenderung naik, dan tappering off yang dilakukan bank sentral negara maju.
Beberapa faktor-faktor di atas dapat menekan kurs Rupiah maupun meningkatkan bunga SBN. "Pemerintah pede sekali rupiah bisa Rp14.350 di 2022, padahal ketidakpastian eksternalnya cukup besar," kritiknya.
Inkonsistensi
Di samping itu, Bima juga menyoroti adanya inkonsistensi antara pertumbuhan ekonomi 5-5,5 persen di 2022 dengan target penerimaan pajak yang naik 22,5 persen. Penerimaan pajak ditargetkan Rp1.506 triliun di 2022 sementara target penerimaan pajak di 2021 Rp1.229 triliun.
Dia menekankan, kenaikan penerimaan perpajakan jika tidak hati-hati bisa menggerus daya beli masyarakat. Alhasil konsumsi rumah tangga terhadap barang dan jasa akan terpengaruh.
"Pemerintah kan sedang membahas RUU KUP, tidak mungkin bisa dalam waktu singkat implementasinya langsung naikkan penerimaan pajak 22,5 persen," tandasnya.