Teknologi batubara bersih jadi solusi krisis listrik Tanah Air
Hingga 2019, dibutuhkan tambahan kapasitas 35.000 MW. Apabila hal ini tidak terpenuhi, maka krisis listrik yang berujung pemadaman di berbagai daerah. Konsumsi Energi Indonesia akan meningkat sebesar 30 persen hingga 2020. Hampir 40 persen dari peningkatan ini berasal dari konsumsi sektor industri.
Indonesia saat ini masih dihantui krisis listrik. Kebutuhan akan energi ini belum seimbang dengan pembangunan yang ada. Dalam 50 tahun terakhir, Indonesia menghasilkan 55.000 Megawatt (MW) listrik untuk memenuhi kebutuhan hidup rakyatnya. Pertumbuhan penduduk dan perkembangan perekonomian negeri membuat kebutuhan listrik Indonesia naik hampir 9 persen per tahun.
Hingga 2019, dibutuhkan tambahan kapasitas 35.000 MW. Apabila hal ini tidak terpenuhi, maka krisis listrik yang berujung pemadaman di berbagai daerah. Konsumsi Energi Indonesia akan meningkat sebesar 30 persen hingga 2020. Hampir 40 persen dari peningkatan ini berasal dari konsumsi sektor industri.
-
Apa strategi PLN dalam mengembangkan Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) di Indonesia? Dalam kesempatan tersebut, Direktur Utama PLN, Darmawan Prasodjo memaparkan strategi perseroan dalam mengembangkan Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA/ Hydropower) di tanah air."Sebagai negara kepulauan, Indonesia menyimpan beragam sumber energi baru terbarukan. Khusus energi air, sebagai salah satu sumber energi terbesar, Air memiliki potensi yang dapat dimanfaatkan hingga mencapai 95 GW, namun baru dimanfaatkan hanya sebesar 5,8 GW," papar Darmawan.
-
Apa yang menjadi pemicu semangat Jakarta Electric PLN untuk bangkit? Ketertinggalan menjadi sesuatu yang memacu semangat. Hal inilah yang berhasil dibuktikan oleh Jakarta Electric PLN yang berhasil comeback atas Gresik Petrokimia Pupuk Indonesia.
-
Bagaimana PLN mendukung transisi ke kendaraan listrik? PLN siap mendukung upaya pemerintah dalam mendorong ekosistem kendaraan listrik di Indonesia. Pengguna EV tidak perlu risau, sebab infrastruktur telah dibangun lebih merata. Apalagi Stasiun Pengisian Kendaraan Listrik Umum (SPKLU), Stasiun Pengisian Listrik Umum (SPLU), dan Stasiun Penukaran Baterai Kendaraan Listrik Umum (SPBKLU) telah siap, mudah dan nyaman digunakan.
-
Kapan PLN mulai mendukung ekosistem kendaraan listrik? PT PLN (Persero) berkomitmen untuk terus mendukung ekosistem kendaraan listrik atau electric vehicle (EV) yang berkembang pesat di Indonesia.
-
Bagaimana PLN mendukung transisi energi di Indonesia? Dalam 2 tahun terakhir, PLN telah menjalankan berbagai upaya transisi energi. Di antaranya adalah membatalkan rencana pembangunan 13,3 Gigawatt (GW) pembangkit batubara, mengganti 1,1 GW pembangkit batubara dengan EBT, serta menetapkan 51,6% penambahan pembangkit berbasis EBT.
-
Bagaimana cara PLTA Ketenger menghasilkan listrik? Air yang sudah tertampung di kolam selanjutnya dialirkan untuk menggerakkan turbin yang kemudian menghasilkan listrik.
Tahun 2024, jumlah penduduk Indonesia diperkirakan mencapai angka 284 juta jiwa, dengan proyeksi kebutuhan listrik sebesar 74.000 Megawatt. Saat ini angka pasokan listrik Indonesia terendah di Asia. Pemerintah hanya mampu memasok 210 Megawatt kepada setiap warga, jauh dibawah standar regional sebesar 500 MW per orang. Sebagai perbandingan, angka pasokan listrik Thailand berada di level 802 MW per orang, Malaysia 982 MW per orang, dan Singapura 2.028MW per orang. Akibatnya, hari ini, 40 juta jiwa rakyat Indonesia belum menikmati listrik. Separuh desa di Indonesia dan 4.000 pulau berpenghuni masih gelap. Untuk itulah Pemerintah Jokowi-JK meluncurkan program 35.000 Megawatt tahun 2015.
Saat ini, Indonesia memiliki lebih dari 5.000 pembangkit listrik dengan Kapasitas total 55.000 MW. Sebagian besar di antaranya masih menggunakan 'Subcritical Technology' sehingga konsumsi batubara tinggi, emisi gas buang tinggi, dan penanganan limbah industri seringkali belum memenuhi standar. Hal ini menyebabkan PLTU batu bara dinilai merusak lingkungan. Sejumlah pihak mendorong peralihan ke energi terbarukan, seperti yang dilakukan negara-negara lain. Namun biaya pengembangan Renewable Energy mencapai 4x lipat.
Meski demikian, teknologi batu bara ramah lingkungan bisa menjadi jalan keluar, seperti yang dilakukan PLTU Cirebon. Pembangkit ini menggunakan teknologi batu bara bersih, atau supercritical. Dengan teknologi ini, PLTU bisa beroperasi dengan lebih efisien. Less coal, less emission.
Director PT Cirebon Electric Power dan President Director of PT Cirebon Energi Prasarana, Heru Dewanto mengatakan, Indonesia saat ini hanya memiliki 2 PLTU dengan teknologi batu bara bersih. Salah satunya adalah PLTU Cirebon dengan kapasitas 660 MW, beroperasi sejak tahun 2012 dan telah menerangi lebih dari 600.000 rumah.
"Dengan teknologi batu bara bersih, PLTU Cirebon mampu memproduksi listrik dengan penggunaan batu bara yang lebih sedikit, menghasilkan emisi lebih rendah, dan mengelola limbah industri dengan lebih baik," katanya di Jakarta, Rabu (28/9).
PLTU ini menghasilkan jumlah abu sisa pembakaran yang lebih sedikit, di mana sisa pembakaran yang dihasilkan, setiap harinya dibawa ke pabrik semen terdekat untuk digunakan sebagai bahan baku pembuatan semen. Sehingga bak penampungan abu selalu dalam kondisi kosong. Agar debu batubara tidak merusak lingkungan, PT Cirebon Electric Power memasang wind breaker setinggi 13 meter di sekitar area penampungan batu bara. Selain itu juga ditanam tiga lapis pohon untuk memaksimalkan fungsi.
Atas teknologi ini, PLTU Cirebon baru saja diganjar penghargaan dari Asian Power Awards sebagai 'Coal Power Project of the Year' tahun ini. "Penghargaan ini mendorong kami untuk terus berkomitmen mendukung Indonesia menerapkan keseimbangan antara kebutuhan akan energi dan pembangunan berkelanjutan," tegas Heru.
(mdk/sau)