"Teknologi Canggih: Air Laut Bisa Diminum dengan Mudah Hanya dengan Sentuhan Tombol!"
Alat ini berukuran sebesar koper dan hemat daya listrik.
Alat ini berukuran sebesar koper dan hemat daya listrik.
-
Bagaimana cara kerja filter air laut? Nantinya, filter itu akan menyedot air laut dan mengubahnya menjadi air minum yang layak dikonsumsi oleh masyarakat Pulau Semau.
-
Bagaimana ilmuwan menemukan air tersebut? Pengamatan yang dilakukan tim mengungkapkan waktu di mana alam semesta baru berusia 1,6 miliar tahun.
-
Apa yang dibuat dari air laut? Cara membuat garam dari air laut pun sederhana. Di mana faktor alam menjadi kekuatan utama dalam proses pengristalan air laut menjadi garam dapur.
-
Bagaimana cara mencari sumber air dengan alat sederhana? Cara pakainya adalah alat tersebut dipegang dengan dua tangan dan kemudian seorang yang memegangnya hanya perlu berjalan di atas tanah yang dianggap memiliki sumber mata air. Jika ada sumber mata air yang mengalir di bawah tanah tersebut, maka alat sederhana itu akan bergerak naik ke atas untuk memberikan sinyal di bawah tanah terdapat mata air yang melimpah.
-
Dimana filter air laut itu diletakkan? Filter air tersebut rencananya akan diletakkan di sebuah bangunan berbentuk persegi yang cukup luas. Hal itu bertujuan agar penyaringan berjalan maksimal dan masyarakat dapat merasakan dampak baiknya.
-
Apa yang terjadi jika minum air laut? Jika kita meminum beberapa teguk air laut, tubuh harus membuang air lebih banyak daripada yang diminum untuk menghilangkan semua garam berlebih di dalamnya. Inilah yang membuat tubuh merasa lebih haus daripada sebelumnya.
Ilmuwan Ubah Air Laut Bisa Langsung Diminum Hanya dengan Tekan Tombol
Ilmuwan di Institut Teknologi Massachusetts (MIT) membuat alat yang bisa mengubah air laut jadi air minum hanya dengan menekan satu tombol. Unit penyaringan portabel ini bisa langsung menghilangkan partikel dan garam dalam air laut sehingga bisa langsung dikonsumsi.
Dikutip dari Greek Reporter, alat ini hanya seukuran koper. Beratnya juga kurang dari 10 kilogram dan irit daya listrik. Bahkan daya yang dibutuhkan lebih kecil dari charget ponsel dan bisa juga digerakkan dengan panel surya portabel yang kecil.
Alat ini bisa langsung menghasilkan air minum yang kualitasnya sesuai standar Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).
Teknologi baru ini juga sangat mudah digunakan, cukup dengan menekan satu tombol.
Tidak seperti alat penyaringan air lainnya di mana air harus melalui filter atau penyaring, alat baru ini menggunakan daya listrik untuk mengubah partikel dari air tersebut. Tanpa harus menggunakan alat penyaring, alat ini disebut bisa lebih awet.
Alat ini juga bisa dengan mudah disalurkan ke daerah-daerah terpencil atau pulau-pulau kecil dan juga bisa digunakan di kapal-kapal kargo. Alat ini juga bisa digunakan untuk membantu pengungsi di daerah bencana atau dibawa para tentara yang ditugaskan dalam operasi militer jangka panjang.
“Kami bekerja selama bertahun-tahun dalam bidang fisika di balik proses desalinasi, namun mewujudkan semua kemajuan tersebut, membangun sistem, dan mendemonstrasikannya di laut…adalah pengalaman yang sangat berarti dan bermanfaat bagi saya,” kata penulis senior Jongyoon Han, seorang profesor teknik elektro dan ilmu komputer dan teknik biologi, dan anggota Laboratorium Penelitian Elektronika (RLE).
Penelitian ini telah dipublikasikan secara online di Environmental Science and Technology.
Peneliti lainnya di RLE, Junghyo Yoon mengatakan, unit desalinasi portabel yang tersedia secara komersial biasanya memerlukan pompa bertekanan tinggi untuk mendorong air melalui filter, yang sangat sulit untuk dibuat dalam ukuran mini tanpa mengurangi efisiensi energi perangkat.Sebaliknya, alat baru ini bergantung pada teknik yang disebut polarisasi konsentrasi ion (ICP), yang dirintis oleh kelompok Han lebih dari sepuluh tahun lalu. Bukan menyaring air, proses ICP menerapkan medan listrik pada membran yang ditempatkan di atas dan di bawah saluran air. Membran menolak partikel bermuatan positif atau negatif, termasuk molekul garam, bakteri, dan virus, saat melewatinya. Partikel ini disalurkan ke aliran air kedua yang akhirnya dibuang.
Proses ini menghilangkan padatan terlarut dan tersuspensi, sehingga air bersih dapat melewati saluran. Karena hanya memerlukan pompa bertekanan rendah, ICP menggunakan lebih sedikit energi dibandingkan teknik lainnya.
Namun, ICP tidak selalu menghilangkan semua garam yang mengambang di tengah saluran, sehingga para peneliti melakukan proses kedua, yang disebut elektrodialisis, untuk menghilangkan sisa ion garam.