Tensi Geopolitik Kian Panas, OJK Ingatkan Dampak Perang dan El Nino ke Harga Pangan
Konflik menahun itu kini berpotensi menggangu perekonomian dunia secara signifikan, terutama jika terjadi esklasi di Timur Tengah.
Konflik Hamas-Israel itu kini berpotensi menggangu perekonomian dunia secara signifikan.
Tensi Geopolitik Kian Panas, OJK Ingatkan Dampak Perang dan El Nino ke Harga Pangan
OJK Ingatkan Dampak Perang dan El Nino ke Harga Pangan
Sektor jasa keuangan di Indonesia masih terjaga stabil di tengah meningkatnya tensi geopolitik dan tren suku bunga tinggi di Amerika Serikat (AS).
Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menilai kondisi tersebut akan terus berlanjut dalam beberapa waktu ke depan.
Ketua Dewan Komisioner OJK, Mahendra Siregar mengatakan, divergensi atau perbedaan kinerja perekonomian global masih terus berlanjut.
- Tensi Geopolitik Masih Panas, OJK Minta Sektor Jasa Keuangan Waspada
- Dampak Konflik dengan Palestina, Ekonomi Israel Melambat
- Waspada, Perang Israel Vs Hamas Berpotensi Buat Harga Minyak Dunia Sentuh Level Tertinggi Sejak 2008
- Soal Konflik di Palestina, Ganjar Diyakini Punya Modal Sosial & Politik untuk Kebijakan Luar Negeri
Di Amerika Serikat pertumbuhan ekonomi pada kuartral III-2023 tercatat meningkat 4,9 persen dibandingkan kuartal I yakni 2,1 persen.
Disisi lain, membaiknya pasar tenaga kerja di Negeri Paman Sam itu mampu mendorong meningkatnya aksi jual dipasar obligasi Amerika Serikat.
"Sejalan dengan meningkatnya ekspektasi suku bunga dari higher for longer itu dan juga peningkatan pasokan obligasi Amerika Serikat untuk membiayai defisit di Amerika Serikat,"
kata Mahendra dalam konferensi pers Rapat Dewan Komisioner Oktober 2023, Senin (30/10).
Sementara itu, Di Eropa kinerja ekonomi diprediksi masih cenderung stagnan.
Lalu di China, pemulihan ekonomi yang belum sesuai ekspektasi dan kinerja ekonomi yang masih di level pandemi meningkatkan kekhawatiran bagi pemulihan perekonomian global.
Perkembangan tersebut mendorong berlanjutnya kenaikan yield surat utang di AS dan penguatan mata uang dolar.
Sehingga menyebabkan tekanan modal yang kabur (outflow) dari negara pasar berkembang termasuk Indonesia.
Volatilitas di pasar keuangan, baik di pasar saham, obligasi, dan nilai tukar juga dalam tren meningkat.
Selain itu, risiko geopolitik global semakin meningkat seiring dengan konflik di Gaza antara Israel dan Hamas.
Konflik menahun itu kini berpotensi menggangu perekonomian dunia secara signifikan, terutama jika terjadi esklasi di Timur Tengah.
Dampak ke Ekonomi Indonesia
Sementara itu terkait perekonomian domestik, tingkat inflasi tercatat sebesar 2,28 persen (yoy).
Ini sudah sejalan dengan ekspektasi pasar sebesar 2,2 persen.
Namun Mahendra mengingatkan untuk mengantisipasi tren kenaikan inflasi sektor pangan.
"Namun perlu dicermati tren kenaikan inflasi bahan makanan terutama komoditas beras dan gula ditengah penurunan produksi global akibat EL Nino," kata Mahendra.
Secara umum, daya beli masyarakat masih tertekan. Tercermin dari inflasi inti yang kembali turun, serta penurunan indeks kepercayaan konsumen dan kinerja penjualan ritel yang rendah.
Kendati demikian, kinerja sektor korporasi relatif masih baik terlihat dari PMI manufaktur yang masih di zona ekspansif.
Selain itu, neraca perdagangan yang masih mencatatkan surplus.