Terdampak Pandemi, Pertumbuhan Ekonomi Jawa Barat Minus 2,44 Persen di 2020
Badan Pusat Statistik (BPS) Jawa Barat (Jabar) mencatat pertumbuhan ekonomi (PDRB) Jabar di 2020 terkontraksi minus 2,44 persen atau menurun dibanding tahun 2019 yang mencapai sebesar 5,07 persen. Hal ini dikarenakan pandemi covid-19 yang menurunkan ekonomi di Indonesia.
Badan Pusat Statistik (BPS) Jawa Barat (Jabar) mencatat pertumbuhan ekonomi (PDRB) Jabar di 2020 terkontraksi minus 2,44 persen atau menurun dibanding tahun 2019 yang mencapai sebesar 5,07 persen. Hal ini dikarenakan pandemi covid-19 yang menurunkan ekonomi di Indonesia.
"Pertumbuhan ekonomi Jabar pada tahun 2020 tercatat minus 2,44 persen. Namun pada triwulan IV 2020 sudah menunjukan adanya tren positif ada pertumbuhan 0,22 persen bila dibandingkan triwulan sebelumnya," kata Kepala BPS Jabar Dyah Anugrah dalam keterangan resmi, Jumat (5/2).
-
Kapan peningkatan kasus Covid-19 terjadi di Jakarta? Adapun kasus positif Covid-19 pada 27 November sampai 3 Desember mengalami kenaikan sebanyak 30 persen dibanding pekan sebelumnya, yaitu pada 20-26 November.
-
Bagaimana strategi pemerintah untuk mendorong pertumbuhan ekonomi? Oleh karena itu, pendekatan pembangunan perlu diubah dari reformatif menjadi transformatif yang setidaknya mencakup pembangunan infrastruktur baik soft maupun hard, sumber daya manusia, riset, inovasi, reformasi regulasi, tata kelola data dan pengamanannya serta peningkatan investasi dan sumber pembiayaan.
-
Apa yang dilakukan Kemenkumham untuk meningkatkan perekonomian Indonesia? Menurut Yasonna, dengan diselenggarakannya Temu Bisnis Tahap VI, diharapkan dapat memberikan dampak positif terhadap perkembangan perekonomian Indonesia.
-
Kapan virus corona ditemukan? Virus virus adalah sekelompok virus yang meliputi SARS-CoV (virus korona sindrom pernafasan akut parah), MERS-CoV (sindrom pernapasan Timur Tengah coronavirus) dan SARS-CoV-2, yang menyebabkan Covid-19.
-
Kenapa pertumbuhan ekonomi Sulawesi Utara di atas rata-rata nasional? Keberhasilan itu, lanjut politukus PDIP ini, karena pihaknya berhasil menjaga harga-harga kebutuhan tetap stabil dan meningkatkan pertumbuhan ekonomi ."Kemarin juga kita mendapatkan penghargaan dari pemerintah pusat bahwa Sulut bisa menggerakkan ekonomi kreatif yang ada. Jadi bulan Agustus ini pengakuan dari pemerintah pusat bahwa apa yang kita kerjakan selama ini berdampak sangat positif bagi pembangunan Sulut."
-
Bagaimana perubahan di industri otomotif Indonesia pada era Jokowi? Terjadi perubahan besar dalam kepemilikan usaha di industri otomotif Indonesia. Variabelnya banyak.Menariknya, merek otomotif China mulai masuk pada 2017 lewat Wuling dan DFSK. Disusul Hyundai (Korea) pada 2021.Yang terbaru, merek China kembali masuk pada 2022-2023: Chery, Neta, Great Wall Motor (GWM), dan lain-lain. Varialebel utama antara lain krisis moneter 1998, krisis industri keuangan 2008, dan sebagainya. Variabel ini cukup mengubah potret raja otomotif Indonesia di era Jokowi:Dari pengusaha ke kelompok usaha (konglomerasi).
Dari sisi produksi, pertumbuhan tertinggi dicapai oleh Lapangan Usaha Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial sebesar 15,84 persen. Adapun dari sisi pengeluaran pertumbuhan tertinggi dicapai oleh Komponen Konsumsi Pemerintah sebesar 45,96 persen.
Dari sisi produksi, pertumbuhan terendah dicapai oleh Lapangan Usaha Jasa Perusahaan sebesar -18,38 persen. Lapangan usaha informasi dan komunikasi masih memberikan andil pertumbuhan positif bagi Jabar.
BPS Jabar mencatat ada lima kategori lapangan usaha yang mampu tumbuh positif disaat pandemi COVID-19, yaitu lapangan usaha Informasi dan Komunikasi tumbuh sebesar 34,64 persen. Diikuti Pengadaan Air, Pengelolaan Sampah, Limbah dan Daur Ulang tumbuh sebesar 10,80 persen.
Kemudian Jasa Pendidikan tumbuh sebesar 6,69 persen, Real Estate tumbuh sebesar 1,92 persen dan Jasa Keuangan dan Asuransi tumbuh sebesar 1,15 persen. "Tumbuhnya ekonomi digital Jabar hingga meningkat 40 persen, menjadikan salah satu sumber pertumbuhan ekonomi Jabar tahun 2020," tegasnya.
Jabar sendiri memiliki tujuh potensi ekonomi baru pasca Covid-19, yaitu meraup peluang investasi perusahaan yang pindah dari Tiongkok; swasembada pangan; swasembada teknologi; mendorong peluang bisnis di sektor kesehatan; digital ekonomi; penerapan ekonomi berkelanjutan; dan pariwisata lokal.
Baca juga:
IHSG Ditutup Menguat Pasca Rilis Data Pertumbuhan Ekonomi 2020
BPS: Kita Masih Hadapi Tantangan Covid-19 di Awal Tahun
Konsumsi Rumah Tangga Jadi Kunci Perbaikan Ekonomi di Kuartal I-2021
Strategi Pemerintah Jokowi Kejar Pertumbuhan Ekonomi 5,5 Persen di 2021
Menko Airlangga Ramal Ekonomi Indonesia Tumbuh 5,5 Persen di 2021
Menko Airlangga: Kita Melihat Sinyal Positif Pemulihan Ekonomi