Terkena Dampak Perang Israel-Palestina, Kurs Rupiah Melemah ke Level Rp15.738 per USD
Kurs Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (JISDOR) Bank Indonesia pada Selasa turut melemah ke posisi Rp15.708 dari sebelumnya Rp15.675 per USD.
Tingkat imbal hasil obligasi Pemerintah AS turut mengalami penurunan, yakni tenor 10 tahun turun dari kisaran 4,8 persen ke 4,6 persen.
Terkena Dampak Perang Israel-Palestina, Kurs Rupiah Melemah ke Level Rp15.738 per USD
Direktur PT Laba Forexindo Berjangka, Ibrahim Assuaibi mencatat nilai tukar atau kurs Rupiah melemah karena penguatan dolar Amerika Serikat (AS) yang didukung status safe-haven seiring perang yang terjadi antara Palestina melawan Israel.
"Namun, kenaikan (dolar AS) terbatas setelah komentar dovish dari beberapa pejabat Fed (terkait potensi tidak adanya kenaikan suku bunga acuan AS). Militer Israel pada Selasa pagi mengumumkan bahwa lebih dari 200 sasaran diserang semalam di Gaza ketika negara itu menanggapi serangan akhir pekan yang dilakukan oleh Palestina melalui Hamas,” ujar dia dalam keterangan tertulis di Jakarta, Selasa (10/10),
Menurut dia, pasar bersiap melalui perang berkepanjangan di kawasan Timur Tengah tersebut yang telah menewaskan lebih dari 1.500 orang.
Kendati demikian, penguatan dolar AS turut pula dibatasi aksi jual obligasi baru-baru ini yang mungkin mengurangi kebutuhan untuk kenaikan suku bunga lebih lanjut.
Tingkat imbal hasil obligasi Pemerintah AS turut mengalami penurunan, yakni tenor 10 tahun turun dari kisaran 4,8 persen ke 4,6 persen.
“(Ke depan), ada sejumlah pejabat Fed yang akan menyampaikan pidato pada Selasa malam menjelang rilis risalah pertemuan kebijakan moneter September 2023 pada hari Rabu (11/10) dan kemudian data CPI (Consumer Price Index) AS pada hari Kamis (12/10),” ucap Ibrahim.
Pada penutupan perdagangan hari ini, mata uang rupiah melemah sebesar 46 poin atau 0,30 persen menjadi Rp15.738 per USD dari penutupan sebelumnya sebesar Rp15.692 per USD.
Kurs Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (JISDOR) Bank Indonesia pada Selasa turut melemah ke posisi Rp15.708 dari sebelumnya Rp15.675 per USD.
Lebih dari 5.000 roket menghujani Israel ketika kelompok Hamas yang berbasis di Gaza mengumumkan operasi "Al-Aqsa Flood", Jumat (6/10). Para pejabat Hamas mengaitkan serangan baru ini dengan penjajahan yang telah berlangsung selama 75 tahun.
Ada alasan mengapa Hamas memilih tanggal 6 Oktober untuk menyerang Israel. Tanggal tersebut bertepatan dengan Simchat Torah, hari libur Yahudi.
merdeka.com
Kondisi ini membuat ekonomi Israel cukup berantakan. Terbukti, Bank of Israel atau Bank Sentral Israel mengumumkan akan jual cadangan devisa hingga USD 30 miliar atau sekitar Rp470,49 triliun (asumsi dolar Amerika Serikat terhadap rupiah di kisaran 15.683).