Ternyata Ini Penyebab Anjloknya Ekspor Nikel Indonesia
Volume ekpor nikel tahun 2023 sebanyak 126,0 juta ton dan juga mengalami penurunan 14,06 persen secara bulanan.
Nilai ekspor nikel pada Desember 2023 adalah sebesar USD 521,8 juta atau mengalami penurunan sebesar 4,09 persen.
Ternyata Ini Penyebab Anjloknya Ekspor Nikel Indonesia
Ternyata Ini Penyebab Anjloknya Ekspor Nikel Indonesia
- Kinerja Ekspor Indonesia Naik Jadi Rp348,78 Triliun di Juli 2024, Ini Penopangnya
- Anindya Bakrie Tak Khawatir Harga Nikel Terus Merosot, Begini Penjelasannya
- Ekspor Produk Indonesia Turun di November 2023, Nilainya USD 22 Miliar
- Ekspor Indonesia Anjlok Hingga 18 Persen di Juli 2023, Ini Biang Keroknya
Deputi bidang Statistuk Distrubusi & Jasa Badan Pusat Statistik (BPS), Pudji Ismartini menjelaskan bahwa penurunan ekspor nikel disebabkan oleh turunnya permintaan dari negara tujuan eskpor Indonesia.
"Jadi ada indikasi penurunan disebabkan karena penurunan permintaan dari negara tujuan ekspor nya," ujar Pudji dalam Rilis BPS, Jakarta, Senin (15/1).
Dia menjelaskan, nilai ekspor nikel pada Desember 2023 adalah sebesar USD 521,8 juta atau mengalami penurunan sebesar 4,09 persen secara bulanan.
Sedangkan untuk volume ekpor nikel tahun 2023 sebanyak 126,0 juta ton dan juga mengalami penurunan 14,06 persen secara bulanan.
"Penurunan volume ini lebih dalam kalau kita lihat dibandingkan dengan penurunan nilainnya," terang dia.
Sebagai informasi, Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat nilai ekspor pada periode Desember 2023 mencapai USD22, 41 miliar atau naik 1,89 persen dibandingkan pada bulan November 2023.
Deputi Bidang Statistik Distribusi dan Jasa, Pudhi Ismartini menyebut kenaikan ekspor pada bulan Desember didorong oleh peningkatan ekspor non migas terutama pada golongan barang bahan bakar mineral yang naik sebesar 10,07 persen dan biji logam perak dan abu naik 37,37 persen.
"Sementara kenaikan ekspor Migas sebesar 15,28 persen didorong oleh peningkatan nilai ekspor hasil minyak yang naik sebesar 78,67 persen dibandingkan bulan sebelumnya," ujar Pudji pada Rilis BPS, Jakarta, Senin (15/1).