Tersandung Kasus Pajak Rp670 Juta, Pramono Pengusaha Susu Boyolali Malah Dapat Bantuan Tambahan Daya LIstrik
Pemilik UD Pramono mendapat berkah usai pertemuan dengan Komite Pengawas Pajak (Komwasjak), beberapa hari lalu.
Meski masih belum menemukan solusi terkait tunggakan pajak Rp 670 juta, pengepul susu asal Desa Singosari, Mojosongo, Boyolali, Pramono tak patah arang. Berkat kesabarannya kini dia mendapatkan rezeki yang lain.
Pemilik UD Pramono mendapat berkah usai pertemuan dengan Komite Pengawas Pajak (Komwasjak), beberapa hari lalu. Ia mendapatkan tambahan daya listrik cukup besar dari PLN untuk mengoperasikan mesin pendingin susu.
- Pengusaha Susu Pramono Terjerat Pajak Rp670 Juta hingga Usaha Terancam Tutup, Komwasjak Gelar Mediasi
- Duduk Perkara Rekening Pramono Diblokir Kantor Pajak Boyolali, Berujung Usaha Susu Miliknya juga Terpaksa Tutup
- Pramono Pastikan Terima Sumbangan Dana Kampanye dari Parpol: Duitnya dari Mana Mau Masang Baliho sama Videotron
- Bawaslu Jatim Selidiki Bagi-Bagi Becak Listrik Prabowo di Madiun
Menurut Pramono, ada 5 mesin pendingin susu yang digunakan untuk pendinginan. Kelima mesin tersebut membutuhkan daya listrik yang besar. Selama ini, baru 2 mesin yang menggunakan daya listrik. Sedangkan 3 mesin lainnya masih menggunakan bahan bakar Dexlite. Bahan bakar minyak tersebut cukup mahal untuk operasional.
"Ya Alhamdulillah ada bantuan daya listrik dari PLN. Cukup meringankan operasional mesin colling," katanya.
Asisten II Bidang Perekonomian dan Pembangunan Setda Boyolali, Insan Adi Asmono membenarkan kabar tersebut. PT PLN telah melakukan survei lokasi untuk penambahan daya listrik.
Pada pertemuan Rabu lalu pihaknya juga membantu dalam mengkomunikasikan untuk penambahan daya listrik.
"Kemarin kami mendampingi PLN untuk survei penambahan daya listrik di Singosari. Meliputi survei jalur untuk pengadaan listrik tegangan tinggi. Listrik ini nanti untuk menggantikan penggunaan cooling unit yang selama ini menggunakan solar dexlite," ungkapnya.
Lanjut Insan, dengan menggunakan listrik, perkiraan efiensinya sampai puluhan jutaan perbulan.
Operasional Mesin Pendingin
Operasional mesin pendingin susu milik Pramono memang membutuhkan biaya cukup besar. Kelima mesin mulai beroperasi mulau pukul 06.00 hingga 13.00 WIB dan pukul 14.00 hingga 20.00 WIB setiap harinya.
Dengan ketiga mesin pendingin tersebut, Pramono harus mengeluarkan biaya Rp14 juta perbulan untuk membeli bahan bakar solar dexlite. Sementara untuk 2 mesin yang menggunakan listrik dalam sebulan hanya cukup membayar Rp13 juta.
Usai pertemuan dengan Komwasjak Rabu (6/11) lalu, Pramono mengaku mendapatkan bantuan akses listrik dengan daya yang lebih besar. Pihak layanan listrik langsung merealisasikan bantuan peningkatan daya itu.
Perwakilan peternak, Pardi memgungkapkan rasa gembiranya. Dengan adanya akses listrik tersebut akan berdampak pada para peternak binaan UD Pramono. Karena bisa menghemat biaya operasional.
"Salah satu yang dikeluhkan Pak Pramono selama ini soal listrik. Kalau sudah ditambah, keperuntukannya juga untuk peternak. Karena biaya operasional untuk genset pakai bahan minyak dexlite itu puluhan juta per bulan. Itu kan bisa disalurkan ke peternak," pungkasnya.