Tiga Pembangkit Listrik EBT Bakal Dipamerkan ke Delegasi KTT G20, Ini Rinciannya
Tiga pembangkit listrik itu mencakup pembangkit listrik tenaga surya (PLTS) atap di 33 gedung yang tersebar di Bali, PLTS hybrid di Nusa Penida, Klungkung, dan PLTS terapung di Muara Tukad, Denpasar.
Tiga pembangkit listrik berbasis energi baru dan terbarukan (EBT) di Bali bakal dipamerkan kepada para delegasi asing yang hadir di Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G20 di Bali pada 15–16 November 2022.
Tiga pembangkit listrik itu mencakup pembangkit listrik tenaga surya (PLTS) atap di 33 gedung yang tersebar di Bali, PLTS hybrid di Nusa Penida, Klungkung, dan PLTS terapung di Muara Tukad, Denpasar.
-
Apa yang sedang dibangun oleh PLN untuk memfasilitasi penggunaan energi terbarukan di Indonesia? PLN sendiri saat ini sedang membangun green enabling supergrid yang dilengkapi dengan smartgrid dan flexible generations. “Karena adanya ketidaksesuaian antara lokasi energi terbarukan yang tersebar di Sumatera dan Kalimantan, serta jauh dari pusat demand yang berada di Jawa, maka kita rancang skenario Green Enabling Supergrid. Sehingga, potensi EBT yang tadinya tidak bisa kita manfaatkan, ke depan menjadi termanfaatkan. Selain itu, tentunya akan mampu membangkitkan kawasan dengan memunculkan episentrum ekonomi baru," jelas Darmawan.
-
Kenapa PLN menerapkan strategi ARED untuk pengembangan energi baru terbarukan? Oleh karena itu, Darmawan mengatakan, PLN di bawah arahan Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) tengah menyiapkan strategi Accelerated Renewable Energy Development (ARED) yang mampu meningkatkan kapasitas pembangkit energi baru terbarukan hingga 75% pada tahun 2040.
-
Mengapa PLN menekankan kolaborasi global dalam mewujudkan transisi energi? Kolaborasi dalam transisi energi adalah kunci penting menyeimbangkan trilema energi, yaitu security, affordability, dan sustainability.
-
Bagaimana PLN mendukung transisi energi di Indonesia? Dalam 2 tahun terakhir, PLN telah menjalankan berbagai upaya transisi energi. Di antaranya adalah membatalkan rencana pembangunan 13,3 Gigawatt (GW) pembangkit batubara, mengganti 1,1 GW pembangkit batubara dengan EBT, serta menetapkan 51,6% penambahan pembangkit berbasis EBT.
-
Kapan PLN mulai mendukung ekosistem kendaraan listrik? PT PLN (Persero) berkomitmen untuk terus mendukung ekosistem kendaraan listrik atau electric vehicle (EV) yang berkembang pesat di Indonesia.
-
Mengapa PLN membangun PLTS di IKN Nusantara? Presiden Jokowi mengatakan, pembangunan PLTS ini menunjukkan keseriusan pemerintah melalui PLN dalam menyiapkan sistem kelistrikan yang andal dan berbasis pada energi ramah lingkungan untuk memenuhi kebutuhan listrik di IKN Nusantara. Hal ini selaras dengan pembangunan IKN sebagai forest city yang hijau dan ramah lingkungan.
"Ada beberapa project, yang siap, sudah ready di Bali, PLTS atap di 33 lokasi (total daya) 890,55 kWp, juga ada PLTS hybrid di Nusa Penida 3,5 MWp, dan ada PLTS apung di Muara Tukad 100 kWp," kata Staf Ahli Menteri ESDM Bidang Perencanaan Strategis Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral RI Yudo Dwinanda Priaadi dikutip dari Antara, Rabu (9/11).
Tiga pembangkit listrik itu, yang saat ini telah operasional, menjadi tempat yang dipamerkan (showcase) kepada para delegasi. Sebab, keberadaan PLTS tersebut menunjukkan komitmen Indonesia untuk transisi dari energi fosil ke energi baru dan terbarukan.
Transisi energi menjadi salah satu isu sentral yang dibahas oleh para pemimpin negara saat mereka bertemu di The Apurva Kempinski, Nusa Dua, Bali, pekan depan. Isu itu masuk dalam sesi pertama pembahasan yang mengangkat tema ketahanan pangan dan energi.
Dalam sesi jumpa pers yang disiarkan Kementerian Koordinator Bidang Maritim dan Investasi, Selasa, Yudo menyampaikan tiga PLTS yang menjadi “showcase” itu merupakan upaya Indonesia memperlihatkan kepada negara-negara anggota G20 bahwa tidak sulit untuk membangun pembangkit listrik berbasis EBT.
PLTS Bisa Dipasang di Rumah
Dia menjelaskan, PLTS yang merupakan salah satu pembangkit listrik berbasis EBT, dapat dipasang di berbagai tempat, mulai dari atap rumah, gedung, dan perkantoran, sampai di atas permukaan air sebagaimana diperlihatkan PLTS Muara Tukad.
"Yang unik di Muara Tukad ini PLTS-nya terapung. Ini bentuk mini dari nanti yang besar di Cirata. Ini kami tunjukkan sebagai showcase bahwa permukaan air bisa juga untuk PLTS, atap-atap rumah, lahan-lahan kosong bisa digunakan," kata Yudo.
Tidak hanya menampilkan PLTS di beberapa lokasi, Indonesia selaku tuan rumah KTT G20 tahun ini juga mengerahkan ratusan kendaraan listrik untuk mengangkut para tamu negara dan delegasi asing.
Penggunaan kendaraan listrik merupakan bagian dari 'showcase' komitmen Indonesia mempercepat transisi energi.
Dalam paparannya, Yudo menyebut total ada 636 mobil listrik untuk tamu negara, delegasi asing, dan pasukan pengamanannya, kemudian ada 590 motor dan mobil listrik untuk pengamanan dan operasional, serta 30 bus listrik untuk kendaraan umum selama KTT G20.
Oleh karena itu, di sekitar lokasi KTT G20, ada ratusan alat pengisi daya untuk kendaraan listrik, yang di antaranya 64 SPKLU ultra fast charging, 2 unit SPKLU mobile, 21 SPKLU fast charging, dan 200 home charging, Yudo menambahkan.
(mdk/idr)