Tinggalkan Dolar, BI Dorong Penggunaan Mata Uang Lokal di Transaksi Bilateral ASEAN
Penggunaan mata uang lokal dilakukan untuk mengurangi ketergantungan pada Dolar AS dan menciptakan perekonomian yang lebih efisien. Terakhir Indonesia menjalin kerja sama dengan Bangkok Sentral ng Pilipinas (BSP/Bank Sentral Filipina).
Bank Indonesia (BI) bersama Bank Negara Malaysia (BNM), dan Bank of Thailand berkomitmen mendorong penggunaan mata uang lokal (local currency settlement framework) dalam transaksi perdagangan bilateral di kawasan ASEAN.
Penggunaan mata uang lokal dilakukan untuk mengurangi ketergantungan pada Dolar AS dan menciptakan perekonomian yang lebih efisien. Terakhir Indonesia menjalin kerja sama dengan Bangkok Sentral ng Pilipinas (BSP/Bank Sentral Filipina).
-
Kenapa Bank Indonesia mengembangkan Rupiah Digital? Selain menjadi mata uang yang cepat, mudah, murah, aman, dan andal dalam ekosistem digital di masa depan, Rupiah Digital juga menjadi solusi yang memastikan Rupiah tetap menjadi satu-satunya mata uang yang sah di NKRI.
-
Bagaimana Pejuang Rupiah bisa menghadapi tantangan ekonomi? "Tidak masalah jika kamu bekerja sampai punggungmu retak selama itu sepadan! Kerja keras terbayar dan selalu meninggalkan kesan abadi."
-
Apa yang dijelaskan oleh Gubernur Bank Indonesia, Perry Warjiyo, mengenai redenominasi rupiah? Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo menjelaskan, implementasi redenominasi rupiah ini masih menunggu persetujuan dan pertimbangan berbagai hal.
-
Bagaimana redenominasi rupiah dilakukan di Indonesia? Nantinya, penyederhanaan rupiah dilakukan dengan mengurangi tiga angka nol di belakang, contohnya Rp 1.000 menjadi Rp 1.
-
Bagaimana Bank Indonesia memastikan bahwa rencana redenominasi rupiah tetap berjalan? Bank Indonesia pun memastikan bahwa rencana redenominasi rupiah atau Rp1.000 ke Rp1 masih terus berjalan. Bahkan, Bank Indonesia sudah siap dengan skenario dalam penerapan redenominasi rupiah ini.
-
Bagaimana BRI meningkatkan inklusi keuangan di Indonesia? Sebagai bank yang berfokus pada pemberdayaan UMKM, BRI memiliki jutaan database nasabah, baik simpanan maupun pinjaman. Ini menyebabkan BRI terpapar risiko data privacy breach dan cyber security system.
Direktur Departemen Internasional Bank Indonesia, Wahyu Pratomo mengakui bahwa hingga saat ini masih belum banyak pelaku usaha yang memanfaatkan skema ini dalam transaksi dengan negara mitra.
"Di lapangan ada beberapa kendala. Dari interaksi dengan pelaku usaha sebagian besar pelaku usaha belum aware dengan opsi local currency. Wajar karena baru berjalan satu tahun. Butuh waktu mengubah kebiasaan. Pelaku usaha sejak dulu terbiasa pakai USD untuk settlement-nya," ungkapnya di Bank Indonesia, Jakarta, Selasa (9/4).
"Informasi dari perbankan untuk transaksi dengan Thailand dan Malaysia, infrastruktur di perbankan kita sudah siap. Hanya memang masalah di kesadaran, perbankan sudah lakukan sosialisasi skema itu," lanjut dia.
Selain itu, kata dia, proses sosialisasi tidak bisa hanya dilakukan di Indonesia saja, melainkan juga di negara mitra. Sebab pelaksanaan skema ini butuh komitmen dua belah pihak. "Butuh dua pihak baik Indonesia juga di negara mitra. Jadi butuh upaya penyadaran tidak hanya di Indonesia tapi juga di negara mitra kita," jelas dia.
Dia mengatakan saat ini, pihaknya belum memasang target capaian tertentu. Namun, upaya memperluas pemanfaatan skema ini bakal terus dilakukan. "Kami tidak punya target berapa besar dalam berapa tahun. Tapi sebagai proses. Juga ada sukses story yang bisa di-share antara satu pelaku usaha dengan yang lainnya. Seperti bola salju yang makin lama makin besar," ujar dia.
Wahyu menjelaskan skema ini sudah berjalan bersama Thailand dan Malaysia sejak 2018. "Transaksi perdagangan yang diselesaikan dengan lokal currency, misalnya dengan Thailand untuk tahun 2018 USD 50 juta. Sedangkan triwulan satu 2019 USD 10 juta. Malaysia, tahun 2018 saja USD 130 juta. Triwulan pertama mencapai USD 50 juta," kata dia.
Masuknya Filipina dalam kerja sama, diharapkan dapat mendukung pelaksanaan serta perluasan skema local currency settlement, khususnya di kawasan ASEAN.
"Ini tidak untuk menggantikan USD. Ini menjadi opsi bisa dengan USD dan local currency. Harapannya kalau terjadi gonjang-ganjing aliran modal keluar dari Indonesia dan kawasan tidak terlalu mengganggu transaksi perdagangan di kawasan," tandasnya.
Baca juga:
BI Beberkan 2 Modal Indonesia Tarik Investasi
BI Diprediksi Bakal Tahan Suku Bunga Acuan Sepanjang 2019
Dihadiri Sri Mulyani dan Perry Warjiyo, ini Pembahasan AFMGM 2019 di Thailand
Naik USD 1,2 M, Bank Indonesia Catat Cadangan Devisa Maret 2019 USD 124,5 Miliar
BI Gandeng Malaysia, Filipina dan Thailand Tingkatkan Penggunaan Mata Uang Lokal