Tingkatkan produksi beras, Pemprov Malut cetak sawah baru
Produksi beras di Maluku Utara (Malut) baru mencapai 30 ribu ton lebih, sehingga Malut harus mendatangkan beras dari provinsi lain, seperti dari Jawa Timur dan Sulawesi Selatan lebih dari 90 ribu ton per tahun untuk memenuhi kebutuhan masyarakat setempat.
Pemerintah Provinsi Maluku Utara (Malut) terus berupaya meningkatkan produksi beras lokal, untuk mengurangi ketergantungan beras dari provinsi lain dalam pemenuhan kebutuhan beras masyarakat, karena produksi beras lokal masih terbatas.
Kepala Dinas Pertanian Malut Idham Umasangadji mengatakan, produksi beras lokal baru mencapai 30 ribu ton lebih. Sebagian besar dihasilkan para petani di Kabupaten Halmahera Timur, yang selama ini menjadi sentra utama pengembangan padi sawah di Malut.
-
Di mana letak permukiman terbengkalai di Jakarta yang diulas dalam video? Baru-baru ini sebuah kawasan di wilayah Jakarta Timur yang terbengkalai terungkap, dengan deretan rumah yang ditinggalkan oleh penghuninya.
-
Pajak apa yang diterapkan di Jakarta pada masa pasca kemerdekaan? Di dekade 1950-an misalnya. Setiap warga di Jakarta akan dibebankan penarikan biaya rutin bagi pemilik sepeda sampai hewan peliharaan.
-
Di mana kemacetan parah di Jakarta sering terjadi? Wakil Ketua DPRD DKI Jakarta, Rani Mauliani menerangkan, kemacetan parah di beberapa titik di Jakarta kerap terjadi pada jam berangkat dan pulang kerja.
-
Apa yang terjadi di gudang peluru di Bekasi? Gudang peluru di Bantargebang, Bekasi meledak. Api membumbung tinggi. Ledakan juga terjadi berkali-kali.
-
Apa yang diresmikan oleh Jokowi di Jakarta? Presiden Joko Widodo atau Jokowi meresmikan kantor tetap Federasi Sepak Bola Dunia (FIFA) Asia di Menara Mandiri 2, Jakarta, Jumat (10/11).
-
Apa yang dibahas Indonesia di Sidang Umum ke-44 AIPA di Jakarta? “AIPA ke-44 nanti juga akan membahas persoalan kesejahteraan, masyarakat, dan planet (prosperity, people, and planet),” kata Putu, Rabu (26/7/2023).
Dengan keterbatasan tersebut, Malut harus mendatangkan beras dari provinsi lain, seperti dari Jawa Timur dan Sulawesi Selatan lebih dari 90 ribu ton per tahun untuk memenuhi kebutuhan masyarakat setempat.
Untuk itu, Pemprov Malut telah melakukan berbagai terobosan, di antaranya melalui program pencetakan sawah baru di seluruh kabupaten/kota yang memiliki potensi lahan sawah.
"Di Malut tersedia potensi lahan untuk pengembangan sawah sekitar 15 ribu hektare dan jika seluruhnya sudah dimanfaatkan maka diprediksi bisa menghasilkan beras di atas 200 ribu ton per tahun dan itu sudah melampaui kebutuhan beras masyarakat di Malut," kata Idham seperti dikutip Antara, Rabu (24/1).
Idham menjelaskan, pencetakan sawah baru itu dilakukan melalui program Upaya Khusus (UPSUS) yang anggarannya dari APBN serta melalui kerja sama dengan TNI-AD, seperti yang dilakukan pada 2017 lalu seluas 800 hektare.
Selain itu, Pemprov Malut juga membangun infrastruktur pertanian, seperti irigasi dan jalan usaha tani serta membagikan benih unggul dan alat pertanian, seperti traktor dan mesin panen padi.
Pemanfaatkan potensi lahan kering untuk pengembangan padi gogo juga terus diupayakan, seperti yang kini dilakukan di Kota Tidore Kepulauan yang produktivitasnya mencapai 3 ton lebih per hektare.
Baca juga:
Belalang Setan serbu dan rusak tanaman di Gunungkidul
Petani curhat selalu rugi tiap pemerintah buka keran impor beras
Pemerintah bangun 74 embung di Rote Ndao tingkatkan produktivitas pertanian
4 Komoditas sudah swasembada, Kementan fokus pada rempah hingga kedelai di 2018
Mentan: perbaikan irigasi bikin produksi pertanian Sulsel surplus 2 juta ton