Tips Aman untuk Milenial Mulai Investasi, Tak Semudah Seperti di Media Sosial
Meski banyaknya investor di usia muda ini menunjukkan generasi milenial di Indonesia mulai melek investasi, namun harus tetap waspada. Keinginan berinvestasi juga harus dibarengi dengan pemahaman terhadap karakteristik produk, agar pemilihan produk keuangan bisa lebih tepat.
Pergerakan ekonomi di Indonesia selama ini masih bertumpu pada aktivitas penyaluran kredit perbankan. Padahal, investor ritel dan para milenial bisa berperan sebagai penopang peran pembiayaan, di mana ujungnya dapat menggerakkan perekonomian nasional.
Direktur Eksekutif Surveilans, Pemeriksaan, dan Statistik Lembaga Penjamin Simpanan (LPS), Priyanto Budi Nugroho mengatakan, saat ini berat buat Indonesia tetap dapat menjaga pertumbuhan ekonomi di angka 5 persen bahkan lebih tinggi.
-
Bagaimana cara membagi anggaran untuk investasi? Martua menyarankan adanya pembagian porsi alokasi anggaran untuk berinvestasi.“Untuk pemula, secara umum bisa dialokasikan dengan pembagian 40% - 30% - 20% dan 10%," rinci Martua.
-
Bagaimana cara meminimalisir risiko investasi saham? Risiko selalu ada, tapi investor pemula bisa meminimalisir risikonya dengan melakukan riset terlebih dulu.
-
Bagaimana cara menghindari utang dalam tips keuangan? Hindari utang dalam tips keuangan dengan menjalani gaya hidup yang tidak bergantung pada pinjaman atau utang berlebihan. Selain itu, Anda bisa bijak dalam mengelola uang Anda. Hal ini dapat membantu kalian membuat keputusan keuangan yang lebih bijak di masa depan.
-
Bagaimana cara memulai investasi bagi pemula? Untuk itu, kegiatan investasi harus dilakukan dengan dana khusus. Terlebih lagi bagi para pemula yang masih belum memahami cara kerja investasi.
-
Apa yang perlu dilakukan untuk menghindari jebakan investasi? Tak banyak yang tahu, jika investasi memang termasuk salah satu cara menjadi miliarder tanpa modal besar paling efektif. Akan tetapi, Anda perlu berhati-hati memilih instrumen investasi. Jangan mudah terjebak investasi spekulatif, yaitu jenis investasi dengan tawaran keuntungan terlalu besar dan cenderung tidak normal. Alih-alih untung, Anda justru berisiko terkena penipuan saat memilih instrumen investasi semacam ini.
-
Bagaimana cara memaksimalkan investasi untuk masa depan keuangan? Menjawab hal tersebut, PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk terus melakukan inovasi dalam memenuhi kebutuhan nasabah BRI Prioritas lewat Wealth Management.
"Mengingat, kondisi sosial politik di tingkat global hingga kini masih berdampak bersar terhadap laju pertumbuhan ekonomi domestik. Karena itu, peran investor ritel maupun milenial menjadi sangat penting dalam meredam tekanan global tersebut," ujarnya dalam acara LPS-FORWADA Discussion Series 2022 dipantau di Jakarta, Rabu (6/7).
Menurut Priyanto Budi, kondisi kurs Rupiah yang sudah sangat tertekan pada angka psikologis mendekati Rp15.000 per USD, kemudian imbal hasil obligasi 10 tahun di atas 7,6 persen, perlu diimbangi dengan pasar keuangan nonbank seperti pasar modal. “Peran investor ritel maupun milenial akan menjadi penting disaat seperti sekarang ini,” imbuhnya.
Sesuai data LPS per Mei 2022, investor pasar modal Indonesia secara demografi didominasi kelompok umur di bawah 30 tahun, generasi milenial dan generasi setelahnya yang hampir 60 persen atau tepatnya 59,8 persen dari total penduduk di tanah air.
"Investor kelompok ini terbilang cukup besar, meski dana yang diinvestasikan relatif masih kecil, yaitu sekitar Rp53,77 triliun. Sementara, jumlah invesatasi yang berasal dari invesotor dengan rentang usia 60 tahun yang mencapai 27,5 persen atau sebesar Rp553 triliun," papar Priyanto Budi.
Priyanto Budi mengingatkan, meski banyaknya investor di usia muda ini menunjukkan generasi milenial di Indonesia mulai melek investasi, namun harus tetap waspada. Keinginan berinvestasi juga harus dibarengi dengan pemahaman terhadap karakteristik produk, agar pemilihan produk keuangan bisa lebih tepat.
"Kita harus melihat siapa penyelenggara investasi, berizin atau tidak, minimal itu. Sehingga para milenial bisa terhindar dari investasi bodong," ujar Priyanto.
Tips Aman Investasi
Dalam kesempatan tersebut, Priyanto Budi juga memberikan beberapa tips menabung dan berinvestasi yang tepat. Pertama, pangkas pengeluaran yang tidak perlu. Kedua, sisihkan untuk menabung di awal bulan dan ketiga, sebisa mungkin pisahkan rekening sesuai kebutuhan.
"Tetapi disitu juga para milenial harus bisa disiplin mengelola, paling tidak dua rekening tadi," jelasnya.
Sedangkan tips berinvestasi, Priyanto menuturkan, pertama para milenial harus mengenali kebutuhan dan kemampuan. Kedua, kenali produk dan jasa keuangan. Ketiga, kenali manfaat dan risiko. Keempat, kenali hak dan kewajiban.
Pada kesempatan yang sama, Prita Hapsari Ghozie, pakar perencana keuangan mengungkapkan bebarapa kesalahan mindset kaum milenial atau Gen Z tentang investasi. Menurutnya, investasi tidak se-instan yang digambarkan di media sosial.
Pertama, sesorang baru melakukan financial planning setelah dia kaya. “Kita tidak perlu menunggu kaya untuk melakukan perencanaan keuangan, malahan kalau kita belum kaya itulah maka kita butuh perencanaan agar saat kita dapat uang kita bisa betul-betul pergunakan untuk hal-hal yang kita butuhkan,” ujarnya.
Kedua, dengan melakukan perencanaan keuangan itu tidak menjadikan kita auto kaya atau kaya mendadak.
"Ini banyak banget salah kaprahnya. Karena paparan media sosial melihat ada orang berusia muda sudah punya ini, itu dan membuat kita ingin meniru. Jadi investasi supaya kita kaya," terangnya.
Harus Dikelola dengan Baik
Prita mengingatkan, investasi perlu ada modal dan harus dikelola dengan baik. Terakhir adalah bila penghasilan bertambah, pastikan gaya hidup Anda terkendali. Karena biasanya mindset milenial jika penghasilan bertambah gaya hidup juga tidak terkendali. "Intinya jika penghasilan bertambah harus bisa mengendalikan diri," jelas dia.
Sementara itu Setiawan Loekman, Head of Marketing Esta Kapital Fintek membeberkan 4 tips dalam berinvestasi bagi para milenial, pertama mulailah investasi dengan yang mudah, kedua mulailah investasi sekarang, dan ketiga ber- enterpreneurship.
"Banyak milenal menunda moment untuk berinvestasi dengan berbagai alasan, dalam investasi ada kata-kata bijak, don’t wait for the perfect moment," ungkapnya.
Sementara M. Gali Ade Nofrans, CEO Epic Property menyoroti minat milenial dalam memilih investasi di bidang properti. Diakui, investasi properti memang bisa jadi bukan pilihan utama namun sangat bagi masa depan mereka.
"Investasi di properti harus dimulai dari sekarang, karena harga properti akan terus naik, jika anda menunda katakan sampai 5 tahun ke depan, properti tidak akan terbeli," pungkasnya.
(mdk/idr)