TNI AU: Bandara Halim tidak bisa 100 persen komersil
Ditargetkan hingga bulan Juli nanti ada 42 penerbangan untuk take off dan landing dari bandara Halim.
TNI AU selaku pemilik Bandara Halim Perdanakusuma menyatakan tidak bersedia jika lapangan udara yang berlokasi di Jakarta Timur dikomersilkan secara total atau 100 persen komersil. TNI AU membutuhkan exercise training, sehingga membatasi penerbangan komersil hanya 74 slot.
"Kita harus bisa bedakan antara kebutuhan pelayanan masyarakat, masalah pertahanan dan keamanan, protokoler dan training jadi ya kita mohon masyarakat, kebutuhan keamanan dan pertahanan harus fleksibel," kata Kepala Sesi Base Operation Lanud Halim Perdanakusuma, Setiawan di Bandara Halim, Jakarta, Minggu (1/6).
-
Siapa sosok penemu ransum TNI? Pencipta ransum TNI ternyata bukanlah seorang tentara, melainkan seorang dokter.
-
Kenapa Sesko TNI AU dipindahkan ke Lembang, Bandung? Pada awal pendiriannya, Seskoau berlokasi di Jakarta, namun kemudian dipindahkan ke Lembang, Bandung, Jawa Barat.
-
Bagaimana Dr. Sardjito membuat ransum TNI? Kecerdikan Sardjito dalam membuat ransum melahirkan inovasi bernama 'Biskuti Sardjito'. Bentuknya yang bulat bisa memberikan energi untuk para tentara ketika di medan perang.
-
Siapa menantu Panglima TNI? Kini Jadi Menantu Panglima TNI, Intip Deretan Potret Cantik Natasya Regina Ini potret cantik Natasya Regina, menantu panglima TNI.
-
Bagaimana cara Hadi Tjahjanto menyapa prajurit TNI? "Ketika berjumpa dengan Prajurit, maupun keluarga besarnya saya selalu berusaha menyapa terlebih dahulu seperti apa yang dipesankan oleh kedua orang tua saya dahulu," tulisnya dalam caption.
-
Di mana TNI dibentuk? Dahulu TNI dibentuk dan dikembangkan dari sebuah organisasi bernama Badan Keamanan Rakyat (BKR).
Hingga saat ini TNI AU hanya menyediakan 74 slot untuk penerbangan komersial berjadwal. Dari 74 slot sekitar 32 dimiliki oleh Citilink. "Kita bersama Kemenhub dan airnav membuka sky aviation silahkan masuk ke dalam," katanya.
Ditargetkan hingga bulan Juli nanti ada 42 penerbangan untuk take off dan landing dari bandara Halim. TNI AU memberikan kesempatan pada maskapai komersil untuk menggunakan Halim. "Semua bebas apakah semua operator bisa melaksanakan yang ada. Waktunya jam 7 dan 8 ada take off dan landing," ujarnya.
Saat kegiatan militer dijadwalkan pukul 06.00 WIB sampai 13.00 WIB, aktivitas penerbangan komersial diwajibkan hanya 1 sampai 2 penerbangan per jam. Untuk di atas jam 13.00 WIB baru diperbolehkan melakukan penerbangan sebanyak 4 slot. "Kan di Halim militeri ada 20 pesawat untuk 10 jam. Dan 300 VIP kalau dikurangi di hari libur."
Dia mengatakan dengan adanya Citilink beroperasi sejak 5 bulan lalu tidak mempengaruhi kegiatan militer. Sebab, hasil perhitungan dengan Kemenhub disediakan slot 74 per hari. Saat ini masih ada sisa 12 flight. "Penerbangan latihan VIP sudah disediakan," katanya.
Hari ini, Citilink menambah 6 frekuensi penerbangan dari Bandara Halim Perdanakusuma, Jakarta Timur. Hal ini, sebagai kelanjutan pemindahan penerbangan dari Bandara Soekarno-Hatta menuju Halim yang dimulai 10 Januari 2014 dengan jumlah penerbangan pulang pergi sebanyak 16 frekuensi per hari.
Untuk penambahan frekuensi baru tersebut ditujukan pada destinasi Semarang dari 3 menjadi 4 frekuensi, Palembang dari 2 menjadi 4 frekuensi, dan Jogja dari 3 menjadi 4 frekuensi. Kemudian, disiapkan untuk destinasi Surabaya sebanyak 2 frekuensi.
(mdk/arr)