Utang 40 Tahun ke Jepang untuk Bangun MRT, Wapres JK Yakin Indonesia Sanggup Bayar
Wapres meyakini bahwa pembangunan MRT Jakarta ini akan menguntungkan di kemudian hari. Bukan di hari ini. Dia juga yakin, dengan keuntungan operasional MRT maka utang kepada Japan International Cooperation Agency Jepang (JICA) akan mampu dibayar.
Transportasi massal Mass Rapid Transit atau MRT akan dioperasikan Maret 2019. Jelang pengoperasian MRT, rencananya Wakil Presiden Jusuf Kalla akan meninjau Mass Rapid Transit atau MRT besok, Rabu (20/2).
"Ya besok saya mau lihat MRT dulu," kata JK di Kantornya, Jalan Merdeka Utara, Selasa (19/2).
-
Bagaimana MRT Jakarta dibangun? Koridor 1 MRT mulai beroperasi sejak 2019. Jalurnya sepanjang 16 kilometer. 10 kilometer jalur layang dan 6 kilometer di bawah tanah.
-
Kapan MRT mulai dibangun? Tahukah Anda jika MRT sebenarnya sudah dirintis sejak era Orde Baru, yakni tahun 1985.
-
Di mana MRT Jakarta berada? Terdapat enam kilometer jalur Mass Rapid Transit (MRT) di bawah tanah Jakarta.
-
Apa saja yang dibangun pada MRT Jakarta Fase 2A Bundaran HI-Kota? Pembangunan Fase 2A MRT Jakarta, yang akan menghubungkan Bundaran HI-Kota, diharapkan selesai pada 2027 untuk segmen pertama.
-
Siapa yang membangun MRT Jakarta Fase 2A Bundaran HI-Kota? Berdasarkan data yang dirilis PT MRT pembangunan MRT CP 201 (Stasiun Thamrin dan Monas) fase 2A MRT Jakarta mencapai 80,75 persen.
-
Bagaimana progres pembangunan MRT Jakarta Fase 2A Bundaran HI-Kota? Berdasarkan data yang dirilis PT MRT pembangunan MRT CP 201 (Stasiun Thamrin dan Monas) fase 2A MRT Jakarta mencapai 80,75 persen.
Bicara infrastruktur transportasi, JK meminta masyarakat memahami soal nilai bisnis dan keekonomian dari transportasi massal. Dia mencontohkan, MRT yang dibangun dengan menggunakan utang jangka panjang yang tenor pinjamannya hingga 40 tahun. Secara bisnis memang tidak menguntungkan. Namun jika dilihat dengan pendekatan ekonomi yang lebih luas, maka berdampak signifikan.
"Secara ekonomi bangsa, hilang kemacetan saja ongkosnya berapa? Ada yang menghitung Rp 100 triliun ongkosnya kemacetan di Jakarta. Nah, artinya cukup lima tahun beroperasi tanpa macet sudah kembali," kata JK.
Wapres meyakini bahwa pembangunan MRT Jakarta ini akan menguntungkan di kemudian hari. Bukan di hari ini. Dia juga yakin, dengan keuntungan operasional MRT maka utang kepada Japan International Cooperation Agency Jepang (JICA) akan mampu dibayar.
"Jadi keekonomiannya. Tapi secara bisnis, dibedain ya, tidak menguntungkan, karena itu, akan terjadi subsidi, tetapi akan kembali lewat efisiensi di Jakarta, pajak kemudian akan timbul, sehingga utang 40 tahun MRT itu dapat dibayar. Dari sisi keuntungan ekonomi. Jadi tidak apa-apa," lanjut JK.
Untuk diketahui, Japan International Cooperation Agency Jepang (JICA) telah memberikan pinjaman kepada Indonesia senilai 125 miliar yen untuk proyek MRT Fase I rute Lebak Bulus-Bundaran HI. Lalu, JICA kembali memberikan pinjaman Rp 9,5 triliun atau berkisar 70 miliar yen untuk proyek pembangunan MRT Jakarta sesi II Jalur Selatan-Utara dari Bundaran HI-Kampung Bandan sepanjang sejauh 8 km. Maka, total pinjaman yang diberikan Jepang sampai saat ini telah bernilai sekitar 195 miliar yen atau berkisar Rp 26 triliun (berdasarkan kurs mata uang pada 24 Oktober 2018).
Baca juga:
Menhub Budi Ajak Artis Jajal MRT Jakarta
Dana Hibah Fase II Proyek MRT Capai Rp 9,4 Triliun
62 UMKM Lokal Bakal Berkembang Karena MRT Jakarta
PT MRT Ingin Optimalkan Penggunaan Komponen Dalam Negeri Dalam Pembangunan Fase II
Dubes Uni Eropa Diajak Keliling Jakarta Pakai MRT