Waspada, Harga Pangan Berpotensi Naik di 2023
Nawir mengatakan, beberapa bulan lalu, 33 negara telah menyatakan menutup perdagangan pangannya keluar negeri. Tentunya hal ini akan berdampak kepada Indonesia yang masih banyak mengimpor bahan pangan dari luar negeri.
Ekonom Senior Indef, Muhammad Nawir Messi memprediksi harga pangan di tahun 2023 akan mengalami lonjakan. Kenaikan harga pangan ini terjadi karena subsidi pupuk yang dikurangi dan keberadaannya yang masih langka.
"Saya khawatir harga pangan akan lebih kuat (mahal) dari tahun ini," kata Nawir dalam diskusi Indef: Efek Resesi Global terhadap Ekonomi Politik Indonesia 2023 di ITS Tower, Jakarta Selatan, Rabu (14/12).
-
Di mana harga bahan pangan di pantau? Situs Badan Pangan Nasional (Bapanas) per Rabu 21 Februari 2024 pukul 13.00 WIB menunjukkan kenaikan harga beberapa bahan pangan, terutama beras dan cabai rawit merah.
-
Apa yang diminta Mentan untuk dibenahi terkait subsidi pupuk? Mentan meminta akses petani terhadap pupuk untuk semakin dipermudah. "Bantuan pupuk susbidi banyak yang tidak tepat sasaran.
-
Kapan harga ayam potong mulai naik? Menurut salah seorang pedagang di sana, harga ayam potong mengalami kenaikan hingga Rp8 ribu per kilogramnya. Sebelum berada di angka Rp40 ribu, ayam potong masih stabil di Rp32 ribu per kilogram. "Sebelumnya harga ayam potong Rp32 ribu per kilogram (kg), namun saat ini mencapai Rp40 ribu per kilogram," kata salah seorang pedang, Yayan, mengutip ANTARA.
-
Kapan harga bahan pangan di Jakarta terpantau naik? Situs Badan Pangan Nasional (Bapanas) per Rabu 21 Februari 2024 pukul 13.00 WIB menunjukkan kenaikan harga beberapa bahan pangan, terutama beras dan cabai rawit merah.
-
Apa yang dijual di Pasar Pakelan? Selain Haniq, ada pula Tawinem. Di pasar itu ia membeli gorengan. "Di sini apa-apa Rp500-an. Ini puli pecel, bahannya dari beras," kata Tawinem.
-
Kapan Pudak mulai dijual? Nenek dari ibu Suharsih, yang merupakan generasi ketiga pembuat pudak, diketahui mulai membuat dan menjual pudak pada sekitar tahun 1949, di mana pada saat itu kondisi masih berada pada zaman perang yang serba sulit.
Nawir mengatakan, beberapa bulan lalu, 33 negara telah menyatakan menutup perdagangan pangannya keluar negeri. Tentunya hal ini akan berdampak kepada Indonesia yang masih banyak mengimpor bahan pangan dari luar negeri.
"Ini akan berdampak ke kita karena kita belum ada swasembada, beras juga," kata dia.
Tak hanya itu, keberadaan pupuk yang semakin langka juga bisa menjadi faktor utama kenaikan harga pangan. Di sisi lain pemerintah juga telah mengurangi subsidi pupuk.
Dampaknya Saat ini Belum Terasa
Saat ini mungkin dampaknya belum terasa. Namun dia memastikan hal ini akan sangat berdampak pada harga pangan ke depan.
"Sekarang ini memang belum terasa dampaknya tapi tahun depan baru terasa," ungkapnya.
Sehingga berbagai faktor tersebut nantinya akan membuat harga pangan tahun depan makin mahal. "Dengan pertimbangan domestik dan pasar global yang harganya terus merangkak naik. Sementara negara manager producer ini menutup perdagangannya," pungkasnya.
(mdk/idr)