Zulhas: Petani di Era Orde Baru Lebih Sejahtera
"Kalau pada masa Orde Baru, 65 persen pekerja dari sektor pertanian. Sekarang 25 persen."
Menteri Koordinator Bidang Pangan Zulkifli Hasan (Zulhas) menyoroti lesunya sektor pertanian saat ini. Beragam faktor yang dia temui antara lain semakin menipisnya lahan sawah, hingga peran petani yang kini berubah menjadi buruh tani.
Sebagai perbandingan, ia membeberkan data bahwa petani di zaman Orde Baru lebih sejahtera. Lantaran kepemilikan sawah dan kebun yang besar, sehingga mereka bisa bertani di atas tanahnya sendiri.
- Sebelum Dilantik Jadi Menteri, Potret Meutya Hafid Ziarah Kubur Ortu 'Tetap Sehat, Lancar Rezeki dan Pekerjaannya'
- Cerita Petani Alpukat Tetap Sejahtera Meski dari Negara Miskin
- Hampir Setahun Berstatus Tidak Sehat, OJK Cabut Izin Usaha BPR Sumatera Barat
- Peternakan Milik Jenderal Bintang Dua Polisi, Saat Senggang Santai Gembala Kambing
"Saya sedikit tampilkan ada data. Pada zaman Orde Baru, rata-rata petani punya kebun dan sawah. Tapi 24 tahun terakhir, kalau saudara tanya Google, buka data BPS, mungkin 80 persen petani sudah berubah jadi buruh tani," singgungnya di Jakarta, Senin (11/11).
"Kalau pada masa Orde Baru, 65 persen pekerja dari sektor pertanian. Sekarang 25 persen," dia menambahkan.
Zulhas menyebut para petani yang sempat berjaya di masa lalu kini sudah mulai menua. Di sisi lain, banyak generasi muda saat ini enggan masuk ke sektor pertanian.
"Dan petani mengalami aging, tua-tua. Yang muda sudah tidak ingin jadi petani. Musti ada sesuatu. (Soalnya) lahan pertanian setiap tahun berkurang 100 ribu ha," tegas dia.
Lebih lanjut, Zulhas turut bercerita soal pengalaman politiknya yang berusia sekitar 25 tahun. Menurut dia, jabatan baru sebagai Menko Pangan merupakan posisi yang dirinya idam-idamkan untuk bisa memperbaiki nasib para petani dan rakyat di sektor pangan.
"Saya sudah dari tahun 99, berarti sudah 25 tahun bergelut di bidang politik. Pernah anggota DPR 5 tahun, Menteri Kehutanan 5 tahun, Ketua MPR 5 tahun, Mendag dan Menko pangan. Tapi cita-cita saya masuk politik, ini bidang saya yang saya inginkan," tuturnya.
Lantik 29 Pejabat Kemenko Pangan
Zulhas pun melantik 29 orang di lingkup Kemenko Pangan pada Senin (11/11) di Graha Mandiri, Jakarta Pusat.
"Baru saja saya melantik pejabat sebanyak 29 orang yang terdiri inspektur 1 orang, kepala biro 4 orang, sekretaris 4 orang dan asisten deputi 20 orang," kata Zulhas.
Pelantikan itu berdasarkan ketentuan yang tertuang dalam Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 139/2024 tentang penataan tugas kabinet merah putih periode 2024-2029.
Zulhas menjelaskan terbentuknya menteri koordinator bidang pangan, karena ini menjadi prioritas utama Presiden Prabowo Subianto dalam visi misi pelantikan di Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR) maupun di berbagai kesempatan. Sebagaimana diketahui saat ini terdapat sebanyak 7 menko, salah satunya menko bidang pangan baru.
"Kenapa dibentuk? Karena ini menjadi prioritas utama presiden prabowo yang berulang-ulang baik dalam visi misi pelantikan di MPR maupun di berbagai kesempatan," jelasnya
Di sisi lain, terkait swasembada pangan, Zulhas bilang tidak boleh ditunda-tunda, selambatnya 2028 harus swasembada pangan, ia menekannya hal itu bukan hanya beras tapi semua yang berhubungan mengenai pangan.
"Ini menjadi program yang strategis penting dan prioritas utama. Menkonya baru, kita sebelum jalan masih ngikut Sesmenko Ekonomi (Susiwijono)," terangnya.
Walaupun sebelumnya Kemenko Pangan belum memiliki kantor, ia mengaku telah melakukan beberapa rapat koordinasi di kementerian masing-masing, misalnya di Kementerian Lingkungan Hidup (KLH), hingga Kementerian Pertanian.
"Oleh karena itu kita harus bergerak cepat. Tidak terasa dari 20 Oktober kini sudah 11 november kurang 9 hari sudah 1 bulan," tegasnya.
Karena waktu berjalan begitu cepat, ia menekankan pihaknya akan menghadapi tantangan besar, sehingga diperlukan kerja lebih keras, memanfaatkan segala keterbatasan yang ada tanpa mengeluh, serta terus mendorong lahirnya kreativitas.
Dalam situasi seperti ini, ia menilai keyakinan kuat ada bahwa kemampuan dan kecerdasan setiap orang akan semakin terasah. Justru ketika berada dalam tekanan, ide-ide brilian biasanya muncul ke permukaan.
"Enggak teras berasa akhir 2024, 2025, sampai 2028. Oleh karenanya saya menantang sodara bekerja keras memacu dengan keterbatasan tidak mengeluh tapi melahirkan kreativitas," ucapnya
"Saya percaya, dalam keadaan ini akan muncul kecerdasan saudara2, kalau sudah kepepet biasanya muncul ide berlian," pungkasnya.