Ayah Uya Kuya Meninggal Dunia, Nino dan Cinta Tidak Hadiri Pemakaman Sang Kakek
Kehilangan ayah Uya Kuya merupakan sebuah kesedihan yang mendalam.
Keluarga Uya Kuya merasakan kesedihan yang mendalam setelah kepergian ayahnya, Nararya Sutrasno, yang meninggal dunia pada Rabu pagi, 30 Oktober 2024.
Pemakaman akan dilaksanakan pada hari yang sama di Al Azhar Memorial, Karawang, Jawa Barat. Momen perpisahan ini sangat berat, terutama bagi anak-anak Uya Kuya yang berada di luar negeri, tepatnya di Amerika.
Kedua anaknya, Nino dan Cinta, tidak dapat hadir secara fisik dan hanya bisa mengucapkan salam perpisahan melalui video call.
"Iya Cinta sama Nino sempet video call, mereka gak mungkin balik ke sini karena kan tadi meninggal jam 10 terus langsung dimakamin bapak saya hari ini," ungkap Uya Kuya di Al Azhar Memorial, Karawang, Jawa Barat, pada Rabu (30/10/2024).
Uya Larang Anak-anaknya Pulang
Uya menjelaskan bahwa ia harus menenangkan anak-anaknya yang ingin segera pulang. Ia menyampaikan bahwa proses pemakaman akan dilaksanakan dalam waktu dekat, sehingga anak-anaknya akan kesulitan untuk tiba tepat waktu.
“Anak-anak mau ke sini, saya bilang enggak usah, mereka baru sampai sini juga dua hari lagi makanya saya bilang enggak usah,” katanya.
Video Call
"Anak-anak sempat melakukan video call ketika eyangnya sedang dikafanin, mereka bisa melihatnya melalui video call," tambah Astrid.
Sebelum itu, Uya pernah membawa ayahnya tinggal di apartemennya di Amerika selama sebulan. Salah satu alasan yang membuat ayah Uya ingin pulang ke rumah adalah kecintaannya terhadap tanaman di pekarangan, terutama pohon anggur yang ia miliki.
Merindukan Rumah
Uya menginginkan agar ayahnya merasa lebih nyaman, tetapi ternyata Nararya justru merindukan rumah. Keinginan ayah untuk dekat dengan alam membuat Uya tidak dapat memaksanya untuk tinggal di apartemen.
"Kemarin saat saya baru kembali dari Amerika, ayah sempat tinggal di apartemen saya selama sebulan, tetapi dia tidak betah dan ingin pulang. Di rumahnya terdapat pohon anggur, dan dia masih senang berkebun," ujar Uya.
Kekhawatiran Uya
Kekhawatiran Uya sangat besar, terutama karena kedua orang tuanya saat ini tinggal berdua di rumah, hanya ditemani oleh asisten rumah tangga.
"Saya khawatir kan karena dia di rumah cuman berduda sama ibu saya, sama mbak. Saya lebih seneng kalau dia tinggal di apartemen, cuman gak bisa ninggalin pohon anggur," ungkap Uya. Keadaan ini tentu menjadi beban pikiran tersendiri bagi Uya, mengingat perlunya perhatian dan perawatan bagi orang tua yang sudah lanjut usia.
Semoga keluarga Uya Kuya diberikan ketabahan dan kekuatan menghadapi kehilangan ayah tercinta. Dengan segala kenangan indah yang ditinggalkan, diharapkan keluarga dapat melewati masa sulit ini dengan penuh harapan. Simak berita terbaru mengenai Uya Kuya dan keluarganya hanya di KapanLagi.