Istri Almarhum Sandy Permana Akui Kesulitan Jelaskan Kepada Anak-anak Tentang Kematian Sang Suami
Almarhum Sandy Permana adalah sosok yang selalu berusaha untuk menolong orang lain.
Ade Andriani merasa terkejut ketika mengetahui bahwa suaminya, Sandy Permana, menjadi korban penusukan yang mengakibatkan kematiannya. Saat ini, yang bisa dilakukan Ade hanyalah mengenang berbagai momen indah yang pernah dilalui bersama almarhum. Menurut pandangannya, Sandy adalah sosok yang baik hati, tidak hanya untuk keluarga, tetapi juga bagi lingkungan sekitarnya. Terlebih lagi, rumah Sandy sering dijadikan tempat berkumpul oleh warga setempat.
"Dia sosok yang baik sama keluarga saya juga di perumahan ini, dia sama temen-temennya. Di sini tempat basecamp kumpul sama temen-temennya, makan-makan gitu kan. Ya baik lah ya," ungkap Ade Andriani saat berada di rumah duka di Kawasan Cibarusah, Bekasi, Jawa Barat, pada Senin (13/1/2025).
"Alhamdulillah semalam kan banyak banget yang ngiringi dia sampai ke pemakaman sampai nggak berhenti-berhentinya yang doain suami saya dari mana-mana, yang nggak kenal saya semuanya pada datang," dia menambahkan.
Sandy Sosok Selalu Menolong Orang
Menurut Ade, Sandy yang telah tiada adalah sosok yang selalu berusaha untuk menolong orang lain. Almarhum tidak sanggup melihat orang-orang yang sedang berada dalam kesulitan.
"Memang dia orangnya tuh nggak tegaan sama orang, membantu gitu. Dia lebih cenderung membantu orang lain," kenangnya.
Berikan Penjelasan Kepada Anak
Ade merasa kesulitan untuk menjelaskan kepada anak-anaknya mengenai peristiwa yang mengakibatkan kematian suaminya. Terlebih lagi, kedua anaknya yang masih kecil tampak bingung saat melihat Sandy yang sudah dibungkus kain kafan.
"Itu yang berberat buat saya kemarin ya Jelasinnya seperti apa. Jadi semalem pas jenazah ayahnya dibawa ke sini biar anak-anak lihat. Anak saya yang nomor 2 umur yang tiga tahun dia tanya Ayah kenapa sekarang sudah dibungkus kain kafan dia tanya kepalanya mana, tangannya mana kok ayah pakai baju putih," kata Ade.
Momen tersebut menjadi sangat emosional bagi Ade, karena ia harus memberikan penjelasan yang sesuai dengan pemahaman anak-anaknya yang masih belia.
Sementara itu, Ade berusaha keras untuk menemukan kata-kata yang tepat agar anak-anaknya dapat memahami situasi yang sulit ini. Ia merasa berat hati ketika melihat kebingungan di wajah anak-anaknya, terutama si bungsu yang baru berusia tiga tahun.
"Itu yang berberat buat saya kemarin ya Jelasinnya seperti apa. Jadi semalem pas jenazah ayahnya dibawa ke sini biar anak-anak lihat. Anak saya yang nomor 2 umur yang tiga tahun dia tanya Ayah kenapa sekarang sudah dibungkus kain kafan dia tanya kepalanya mana, tangannya mana kok ayah pakai baju putih," kata Ade.
Pemakaman akan dilaksanakan setelah proses autopsi selesai
Jenasah Sandy Permana dikebumikan tidak jauh dari rumahnya. Proses pemakaman dilakukan pada malam hari setelah autopsi selesai dilaksanakan terhadap almarhum.
Menurut Ade Andriani, "Makaminya di sini ini khusus pemakaman perumahan. Semalam kita makamin sekitar jam 11 malam karena selesai dari autopsi langsung dibersihin dari sana. Tinggal kita makamin semalam jam 11."
Pernyataan tersebut menunjukkan bahwa keluarga telah menyiapkan tempat pemakaman yang sesuai dan cepat bertindak setelah proses autopsi selesai.