Sejak 2016, Pongki Barata yang Kini Jadi Warga Bali, Meluncurkan Bisnis Kopi Dengan Menu Andalan Donat Vegan
Pongki Barata kini sudah lama menetap di Bali, selain sebagai musisi dirinya pilih berbisnis.
Setelah menetap di Bali, Pongki dan Sophie membuka coffee shop Pepita & Sons, yang terkenal dengan donat vegan sebagai menu andalannya.
-
Apa yang Pongki dan Sophie buka di Bali? Setelah menetap di Bali, Pongki dan Sophie memutuskan untuk mencoba peruntungan di dunia bisnis. Mereka membuka sebuah coffee shop bernama Pepita & Sons, dengan menu andalan berupa donat vegan.
-
Siapa yang menjadi penggerak di balik Kopi Potorono? Kepala Desa Sambak, Dahlan, menjadi penggerak masyarakat untuk menanam kopi yang diberi nama Potorono.
-
Kenapa Anang memilih jadi konten kreator makanan? Anang Hermansyah mengakui bahwa kecintaannya terhadap makanan Jawa menjadi salah satu alasan utama ia memilih jalan ini. 'Konten kreator makanan itu bukan aktivitas baru tapi sudah lama. Karena saya suka makan Jawa,' ucap Anang saat ditemui di daerah Panglima Polim, Jakarta Selatan, belum lama ini.
-
Mengapa Pongki dan Sophie pindah ke Bali? Awalnya, mereka berniat tinggal di Bali hanya untuk liburan yang lebih lama. Namun, keputusan tersebut berkembang menjadi keputusan untuk menetap secara permanen.
-
Kopi Bowongso dari mana? Kopi yang dibudidayakan para petani dari Desa Bowongso, Kecamatan Kalikajar, Kabupaten Wonosobo.
-
Apa yang membuat kopi kekinian populer di Indonesia? Dominasi populasi anak muda Indonesia yang terdiri dari generasi Y dan X menciptakan gaya hidup baru dalam mengonsumsi kopi.
Sejak 2016, Pongki Barata yang Kini Jadi Warga Bali, Meluncurkan Bisnis Kopi Dengan Menu Andalan Donat Vegan
"Saya buka coffee shop dengan Sophie, dengan istri saya, namanya Pepita & Sons. Menu andalannya adalah donat vegan," kata Pongki saat ditemui di Kemang, Jakarta Selatan, pada Kamis (22/8/2024).
Donat vegan mereka bebas kolesterol namun tetap lezat, disertai kopi dan produk vegan lainnya.
Sophie memimpin operasional coffee shop, sementara Pongki mendukung "Istri saya yang memimpin, saya yang supporter. Nah, itu kegiatan kami ketika tidak menjadi musisi atau seniman," jelas Pongki.
Meski terlibat dalam bisnis kopi, Pongki tetap fokus pada karier musiknya."Pekerjaan utama saya masih dari musik, kalau pekerjaan tidak ada yang berubah. Dari saya profesional tahun 1996 sampai sekarang, tidak ada yang berubah dari kegiatan saya," tambahnya.
Perbedaan yang dirasakan Pongki adalah kemampuannya memilih pekerjaan yang diambil, dengan mempertimbangkan biaya perjalanan yang sering diperlukan.
"Bedanya, mungkin saya lebih bisa mengatur mana kerjaan yang harus saya ambil, mana yang tidak. Karena, tidak semua bisa diambil dari Bali," ujarnya.
Pongki juga menyebutkan bahwa meski tinggal di Bali, ia tetap produktif berkarya."Melihat dari karya yang saya keluarkan, kalau dari YouTube saya, itu hampir setiap bulan minimal satu karya. Keluar, rilis, keluar, rilis. Jadi, tidak pernah berhenti produksi," ungkapnya.
Tinggal di Bali berdampak positif pada produktivitasnya; meski cara kerja berubah, ia merasa produktivitasnya malah meningkat."Kalau dari karya ya, berarti kalau dibilang produktivitasnya meningkat," tutup Pongki.