Hoaks Video Jokowi Bagi-Bagi Uang di Ngawi Desember 2018
Merdeka.com - Presiden Jokowi hampir setiap akhir pekan kerap melakukan kunjungan kerja ke sejumlah daerah. Kini beredar video berisi Jokowi yang tengah membagi-bagikan amplop kepada warga.
Dalam video berdurasi 2 menit 6 detik itu, tampak Jokowi tengah berada di dalam sebuah mobil. Mobil yang ditumpangi Jokowi kemudian berhenti di pinggir jalan dan mantan Gubernur DKI Jakarta itu membuka kaca mobil sambil memberikan amplop kepada warga.
Dalam video itu juga terlihat warga membuka amplop yang diberikan oleh Jokowi. Isinya sejumlah uang pecahan Rp 10 ribu dan Rp 5 ribu. Kejadian dalam video itu disebut-sebut berlangsung Desember 2018 ini di Ngawi, Jawa Timur. Video ini disebar sejumlah akun dan disebut Jokowi melakukan politik uang.
-
Siapa yang menyebarkan video hoaks? Video diunggah oleh akun @margiyo giyo
-
Mengapa Jokowi digugat? Gugatan itu terkait dengan tindakan administrasi pemerintah atau tindakan faktual.
-
Siapa yang menggugat Jokowi? Gugatan itu dilayangkan Tim Pembela Demokrasi Indonesia (TPDI)
-
Siapa yang menyebarkan video? NRA sebagai pengambil data dan penyebar.
-
Siapa yang menyebarkan video viral tersebut? Sebelumnya akun sosial media (Instagram, Tiktok, Facebook) Rama News (@ramanews) pada 23 April 2024 mengunggah sebuah video yang diambil dari akun TikTok widia_pengamatpolitik dengan narasi bahwa adanya kejadian nasabah BRI yang kehilangan uang merupakan efek dari pemilu yang membutuhkan uang untuk serangan-serangan bansos dan juga untuk membantu pemerintah yang merusak demokrasi.
-
Apa yang sebenarnya diunggah Jokowi di Instagram? Postingan tersebut diunggah pada 5 Oktober 2023. Sementara itu, bagian komentar juga dibanjiri dengan warganet yang meminta bantuan Jokowi untuk kembali mengangkat kasus Jessica-Mirna agar diusut tuntas.'Pak tolong angkat kasus jessica, ini kemauan rakyat,' tulis akun @scarlattinoj***.
Video Presiden Jokowi yang membagi-bagikan amplop kepada warga di Ngawi, Jawa Timur pada Desember 2018 ternyata tidak benar.
Staf Khusus Bidang Komunikasi Presiden, Adita Irawati, meluruskan isu tersebut. Dia menegaskan apa yang dilakukan Presiden Jokowi dalam video tersebut sama sekali bukan politik uang. Ia menerangkan video yang beredar itu sejatinya terkait dengan kegiatan kepresidenan, bukan kampanye pemilu. Video itu pun dibuat tahun 2015 lalu, bukan 2018 seperti yang disebarkan. Saat itu seperti diketahui, masih sangat jauh dari masa kampanye.
"Itu video lama saat kegiatan Pak Jokowi pada Maret 2015, bukan sebagai calon presiden. Jadi, ini enggak ada kaitannya dengan pilpres," ujar Adita saat dihubungi Liputan6.com, Rabu 26 Desember 2018 lalu.
Adita menduga video tersebut sengaja diviralkan oleh pihak-pihak tak bertanggung jawab untuk menyerang pribadi Jokowi yang kembali maju sebagai calon presiden di Pilpres 2019.
"Saya pikir, ini sengaja disebarkan. Dicari-cari dan akhirnya dapat video ini, untuk kemudian di-frame seolah-oleh kegiatan itu dilakukan Pak Jokowi dalam statusnya sebagai calon presiden."
Adita menegaskan aksi Jokowi saat itu tidak menyalahi aturan. Pasalnya, kegiatan dilakukan dalam statusnya sebagai presiden dan bukan dilakukan di tahun menjelang pilpres.
"Itu kan tahun 2015. Pilpres kan baru 2019. Ini tidak menyalahi ketentuan apa pun. Sama saja ketika Pak Jokowi membagikan buku atau sepeda dalam konteksnya sebagai presiden," ucap dia.
(mdk/ian)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Beredar video dengan klaim Jokowi dipolisikan Anies Baswedan dan Ketum Partai NasDem Surya Paloh
Baca SelengkapnyaJangan mudah percaya dan cek setiap informasi yang kalian dapatkan.
Baca Selengkapnya"Anak kandung DN. AIDIT terang-terangan ngajak perang saudara ... Dia lagi mrovokasi Jokowi, AGAR bertindak Represif kepada UMAT Islam"
Baca SelengkapnyaVideo tersebut diunggah oleh akun youtube @SATU BANGSA pada Senin (26/5), dan telah ditonton oleh 3.924 penonton.
Baca SelengkapnyaVideo yang beredar Prabowo bersama Presiden Jokowi tengah menyapa warga, kemudian terdengar teriakan "Presiden Anies
Baca SelengkapnyaLangkah hukum akan diterapkan Kominfo apabila ditemukan kasus hoaks yang memiliki intensitas berat dan berpotensi memecah belah bangsa.
Baca SelengkapnyaKlaim Jokowi tawarkan Gibran jadi cawapres Anies adalah hoaks.
Baca SelengkapnyaDalam video beredar dinarasikan Ahok menyebut Jokowi dan Gibran tak bisa kerja
Baca SelengkapnyaJangan mudah percaya dan cek setiap informasi yang kalian dapatkan
Baca SelengkapnyaJangan mudah percaya dan cek setiap informasi yang kalian dapatkan. Pastikan itu berasal dari sumber terpercaya
Baca Selengkapnyavideo 'hujan uang' yang diklaim sebagai bentuk kampanye dari salah satu paslon, simak penelusurannya
Baca SelengkapnyaHoaks Prabowo Akui Boleh Jual Negara Atas Perintah Jokowi, Ini Faktanya
Baca Selengkapnya