Ada peluang kerja di luar negeri? Hindari 10 negara ini
Merdeka.com - Bekerja di luar negeri alias menjadi ekspatriat, tentu punya keuntungan tersendiri. Rata-rata ekspatriat untuk sektor kerah putih memperoleh bayaran jauh lebih besar dari posisi serupa di dalam negeri. Fasilitas yang diperoleh selain gaji juga menggiurkan.
Lembaga studi Mercer memperkirakan 75 persen perusahaan multinasional akan menambah jumlah pekerja ekspatriat selama satu dekade mendatang. Alasannya, ekonomi dunia semakin terhubung satu sama lain.
Tapi, jangan sampai anda tidak jeli memilih negara tempat berkarir. Mercer telah merangkum daftar kota paling mahal buat ekspatriat.
-
Apa saja penyebab mahalnya harga BBM di Hong Kong? Penyebab dari harga yang tinggi ini adalah kurangnya kilang minyak di Hong Kong. Oleh sebab itu, segala kebutuhan bahan bakar harus diimpor ke Hong Kong.
-
Dimana negara dengan internet termahal? Berikut adalah 5 negara yang harga internetnya paling mahal di dunia: Tokelau Wilayah Dependensi Tokelau merupakan bagian dari Selandia Baru dan terletak di Samudra Pasifik selatan.
-
Gaji rata-rata di Singapura berapa? Melansir dari Salary Explore, seseorang yang bekerja di Singapura biasanya mendapatkan penghasilan sekitar 8.450 SGD atau setara Rp 95 juta (kurs Rp 11.257).
-
Bagaimana biaya hidup di Pakistan? Negara ini menawarkan beberapa biaya hidup terendah di dunia dengan Peshawar menjadi kota paling murah menurut indeks.
-
Di mana kota dengan jutawan terbanyak? Dalam laporan tersebut, kota New York menduduki peringkat teratas sebagai kota yang memiliki banyak jutawan.
-
Kenapa biaya hidup di Georgia mahal? Namun karena masuknya orang Rusia baru-baru ini, harga sewa jadi naik dua atau tiga kali lipat.
Seperti dilansir dari Times of India, Sabtu (29/8), kota termahal untuk ekspatriat adalah Ibu Kota Luanda, Angola. Negara kaya minyak di sisi selatan Benua Afrika itu biaya hidupnya mencekik leher para pendatang. Sewa kos paling murah saja bisa mencapai USD 3.500 per bulan (setara Rp 49 juta).
Ongkos makan di Luanda bisa menghabiskan ratusan dolar. Demikian pula biaya membeli sandang misalnya celana jeans yang mencapai USD 240 per helai.
Kota ini ternyata serba mahal, karena penduduknya tahu para ekspatriat hampir pasti adalah pekerja perusahaan minyak. Separuh pendapatan Angola datang dari migas. Tak heran perusahaan sekelas Chevron, BP, hingga PT Pertamina punya perwakilan di negara itu.
Setelah Luanda, kota termahal kedua untuk ekspatriat sedunia adalah Hong Kong. Pusat bisnis Asia Timur ini sudah terkenal bila biaya hidupnya mencekik leher. Ongkos parkir ataupun biaya sewa apartemen di pusat kota bisa dipakai membeli rumah cukup mewah di Jakarta.
Berikut daftar 10 kota paling mahal untuk ekspatriat:
1) Luanda (Angola)
2) Hong Kong (China)
3) Zurich (Swiss)
4) Singapura
5) Jenewa (Swiss)
6) Shanghai (China)
7) Beijing (China)
8) Seoul (Korea Selatan)
9) Bern (Swiss)
10) N'Djamena (Chad) (mdk/ard)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Inflasi yang meroket menyebabkan biaya di kota-kota ini sangat mahal, meskipun bagi ekspatriat.
Baca SelengkapnyaTingginya biaya hidup di Singapura dan Hong Kong tidak lepas dari pengaruh inflasi yang meroket.
Baca SelengkapnyaDaftar 10 negara dengan biaya hidup termurah di dunia.
Baca SelengkapnyaJakarta menjadi kota dengan biaya hidup tertinggi pertama di Indonesia.
Baca SelengkapnyaKota ini mencerminkan tidak hanya tempat terbaik untuk tinggal, tapi juga nyaman untuk bekerja jarak jauh.
Baca SelengkapnyaTak bisa dipungkiri bahwa biaya pendidikan di luar negeri pun terbilang mahal. Namun, masih ada negara dengan biaya pendidikan yang terjangkau.
Baca SelengkapnyaBeberapa kota di dunia memiliki biayahidup yang tinggi karena dipengaruhi beberapa faktor.
Baca SelengkapnyaIda Fauziyah mengatakan, saat ini Hongkong dan Macau menjadi tujuan utama penempatan para pekerja migran Indonesia.
Baca SelengkapnyaAkibat pandemi Covid-19, rata-rata hampir setiap negara mengalami kenaikan harga pangan, bahan bakar, dan transportasi.
Baca SelengkapnyaUni Eropa terancam kehilangan satu generasi karena banyak perusahaan yang menghentikan perekrutan sejak Pandemi Covid-19.
Baca SelengkapnyaUMR Jakarta 2024 ditetapkan hanya sebesar Rp5.067.381. Artinya, masih terdapat selisih keuangan yang cukup tumpang antara pendapatan dan pengeluaran.
Baca SelengkapnyaDari penelitian yang dilakukan, melibatkan beragam keluarga dari berbagai negara, salah satunya Indonesia.
Baca Selengkapnya