Biaya Hidup di Jakarta Rp14,8 Juta per Bulan dan UMR Hanya Rp5 Juta, Bagaimana Cara Bertahan?
UMR Jakarta 2024 ditetapkan hanya sebesar Rp5.067.381. Artinya, masih terdapat selisih keuangan yang cukup tumpang antara pendapatan dan pengeluaran.
Artinya, masih terdapat selisih keuangan yang cukup tumpang antara pendapatan dan pengeluaran para pekerja di Jakarta.
Biaya Hidup di Jakarta Rp14,8 Juta per Bulan dan UMR Hanya Rp5 Juta, Bagaimana Cara Bertahan?
Biaya Hidup di Jakarta Rp14,8 Juta per Bulan dan UMR Hanya Rp5 Juta, Bagaimana Cara Bertahan?
Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat bahwa biaya hidup di DKI Jakarta mencapai Rp14,8 juta per bulan. Temuan ini berdasarkan hasil Survei Biaya Hidup (SBH) 2022.
Adapun, upah minimum regional atau UMR Jakarta 2024 ditetapkan hanya sebesar Rp5.067.381. Artinya, masih terdapat selisih keuangan yang cukup tumpang antara pendapatan dan pengeluaran para pekerja di Jakarta.
Lantas apakah pekerja UMR Jakarta masih bisa menabung?
Melansir laman hsbc.co.id, ternyata karyawan dengan gaji UMR Jakarta masih tetap bisa menabung.
Berikut beberapa tips cara menabung yang dapat Anda pertimbangkan guna bisa memiliki simpanan untuk kebutuhan sewaktu-waktu yang di luar dugaan.
1. Mengatur Anggaran di Awal BulanBagi pekerja UMR yang hendak menabung alangkah baiknya untuk menetapkan besaran nilai uang yang akan ditabung pada awal bulan sebelum membayar aneka tagihan rutin. Jumlah anggaran untuk menabung sendiri tidak perlu terlalu besar, tetapi hal ini penting Anda lakukan secara rutin setiap bulan agar menjadi kebiasaan.
"Dari sana, Anda bisa mengatur pengeluaran bulanan lainnya selama sebulan ke depan. Tetapkan pos-pos pengeluaran rutin bulanan, seperti tagihan rumah, kartu kredit, dan pengeluaran belanja bulanan," tulis HSBC dikutip Rabu (8/5). 2. Memiliki Rekening Terpisah
Cara lainnya agar pekerja dengan gaji setara UMR Jakarta agar bisa menabung yakni dengan membuat rekening secara terpisah.
Yaitu, rekening untuk kebutuhan harian dan rekening untuk menabung/investasi.
Dalam hal rekening untuk kebutuhan harian, Anda bisa gunakan tabungan reguler untuk anaka kebutuhan sehari-hari. Sedangkan, dana untuk tabungan atau investasi jangka panjang untuk meningkatkan nilai tabungan di masa depan.
"Banyak orang yang menggunakan cara ini untuk menghindari ke-ribet-an. Namun, cara ini sangat tidak efektif untuk mendukung perencanaan keuangan yang baik," sebut HSBC.
3. Sediakan Anggaran Untuk Kebutuhan DaruratSaat ini, masih banyak orang yang belum menyadari pentingnya manfaat dana darurat.
Padahal, kebutuhan bersifat mendadak tidak bisa diprediksi dan dapat terjadi pada siapa saja.
Alhasil, tak sedikit uang yang tadinya hendak ditabung harus terkuras untuk membayar kebutuhan yang muncul mendadak tersebut.
Untuk itu, sebaiknya Anda mengalokasikan uang gaji untuk kebutuhan dana darurat.
"Anggaran jaga-jaga tersebut di luar biaya rumah tangga dan kebutuhan rutin Anda. Berdasarkan riset, sebaiknya kita memiliki tabungan dana darurat dengan nominal 3 sampai 6 kali dari kebutuhan bulanan normal," jelas HSBC.
Sebelumnya, mengutip data BPS terdapat lima kota di Indonesia dengan biaya hidup termahal per bulannya.Berikut daftar kota dengan biaya hidup termahal di Indonesia:
1. DKI Jakarta
DKI Jakarta menempati daftar urutan pertama kota dengan biaya hidup termahal di Indonesia dengan nilai konsumsi (NK) Rp14,8 juta per bulan. Adapun upah minimum regional atau UMR Jakarta 2024 hanya sebesar Rp5.067.381.
2. Bekasi
Bekasi menempati peringkat kedua kota dengan biaya hidup termahal di Indonesia. BPS mencatat, biaya hidup di Bekasi mencapai Rp14,3 juta per bulan.
3. Surabaya
Diperingkat tiga kota dengan biaya hidup termahal di Indonesia ditempati oleh Surabaya mencapai Rp 13,3 juta per bulan. Surabaya sendiri dikenal sebagai kota pusat bisnis dan perdagangan di Jawa Timur. 4. Depok
Di posisi keempat terdapat Depok dengan nilai konsumsi mencapai Rp12,3 juta per bulan.
Adapun, Upah Minimum Kota (UMK) Depok 2024 diterapkan sebesar Rp 4.878.612.
5. Makassar
Selanjutnya, Makassar menduduki peringkat kelima sebagai kota dengan biaya hidup termahal di Indonesia mencapai Rp11,5 juta per bulan. Adapun penopang utama perekonomian Makassar antara lain, sektor bisnis, perdagangan, hotel dan restoran serta properti.