Ilmuwan Ungkap Benih Tanaman Misterius dari 1.000 Tahun Lalu Berhasil Tumbuh Jadi Pohon Unik, Pernah Disebut dalam Alkitab
Setelah 14 tahun, pohon itu kini sudah tumbuh setinggi 3,6 meter.
Sebuah tanaman yang tercatat dalam Alkitab dan ditulis oleh sejarawan Flavius Josephus dengan apa yang disebut tanaman balsam Gilead. Tanaman yang menjadi cikal bakal parfum dan obat-obatan ini dikenal juga sebagai balsam Yudea.
Balsam ini tercatat pernah dipanen di sekitar cekungan Laut Mati namun tiba-tiba menghilang sejak abad ke-9 M.
-
Bagaimana pohon ini ditemukan? 'Fosil tumbuhan jarang ditemukan dalam sejarah bumi. Bahkan lebih jarang lagi kita dapat menemukan fosil pohon dengan daun mahkota tiga dimensi yang masih utuh. Kita dapat menghitung jumlah kemunculan fosil tumbuhan pada Paleozoikum Akhir dengan satu tangan, di mana batang pohon diawetkan dengan daun tajuk yang menempel. Dan pohon kecil yang kami temukan hanyalah satu dari segelintir fosil pohon yang daunnya masih menempel pada batangnya.'
-
Dimana benih pohon purba tersebut ditemukan? Para ilmuwan bereksperimen menanam benih berusia 1.000 tahun, yang ditemukan pada akhir 1980-an di Gurun Yudea, Palestina yang diduduki.
-
Apa yang unik dari pohon ini? Pohon prasejarah ini mengingatkan pada beberapa pohon pakis, tumbuhan berbiji, dan tumbuhan berbunga, tetapi pembeda utamanya terletak pada jumlah daun yang jauh lebih banyak dan susunan pertumbuhan yang unik.
-
Apa yang unik dari fosil tanaman purba ini? 'Fosil ini jarang ditemukan memiliki ranting dengan buah dan daun yang menempel. Biasanya ditemukan terpisah,' kata Manchester, dikutip dari laman Phys.org, Jumat (20/12).
-
Apa jenis pohon tertua di dunia? Sebuah pohon cemara berusia 5400 tahun disebut sebagai pohon tertua di dunia. Pohon ini merupakan pohon Cemara Patagonia dari spesies Fitzroya cupressoides yang berasal dari Chile dan Argentina Selatan.
-
Siapa yang menemukan pohon tertua di Amerika Serikat? Pohon ini disebut jauh lebih tua dari perkiraan ilmuwan Injil yang menyatakan banjir besar masa Nabi Nuh terjadi pada 1.656 sebelum masehi.
Sementara itu, pada tahun 2010, Sarah Sallon, seorang peneliti di Rumah Sakit Hadassah di Yerusalem menerima benih misterius dari arsip arkeologi Universitas Hebrew.
Bukan dari jenis balsem Gillead
Benih misterius itu diketahui ditemukan selama penggalian di situs saluran air di Wadi el-Makkuk pada 1980-an. Penanggalan radiokarbon menunjukkan benih tersebut berasal dari tahun 993 M dan 1202 M.
Benih sepanjang kurang dari 2 sentimeter itu kemudian mulai ditanam dengan harapan dapat tumbuh untuk membuktikan apakah benih tersebut merupakan benih dari balsem Gilead seperti yang tertulis dalam Alkitab. Dr. Sallon menamai benih ini dengan Sheba.
Dilansir New York Times, Selasa (24/12), setelah 14 tahun dirahasiakan, bibit berusia 1.000 tahun itu telah tumbuh menjadi pohon setinggi 3,6 meter tanpa padanan tanaman modern. Selama proses penumbuhan ini tercatat dalam penelitian yang diterbitkan dalam jurnal Communitions Biology.
Dr. Sallon mengungkapkan ternyata Sheba tidak hanya memiliki aroma khas tetapi kemungkinan besar bukan merupakan sumber dari balsem Gilead seperti yang disebutkan dalam Alkitab.
Setelah tumbuh daun, Dr. Sallon mengkonsultasikan tanaman ini kepada ahli botani bernama Andrea Weeks yang menempatkan Sheba dalam genus Commiphora, sekelompok tanaman berbunga yang beragam dalam keluarga kemenyan dan mur.
Tumbuhnya benih Sheba sangat mengejutkan para ahli.
“Tidak hanya sangat beruntung bahwa satu biji ini bertahan hidup selama seribu tahun atau lebih. Berhasil menumbuhkan biji tersebut dan menumbuhkan pohonnya hingga dewasa adalah hal yang menakjubkan,” kata para peneliti.
Seperti tanaman lain dalam Alkitab
Para peneliti kemudian mulai melakukan pengujian dengan spesies Commiphora lainnya. Hasilnya tidak ditemukan adanya kesamaan yang terdeteksi.
Daunnya memang mengandung triterpen pentacyclic, senyawa yang secara medis dikaitkan untuk pengobatan.
Temuan-temuan tersebut membuat Dr. Sallon mengusulkan bahwa Sheba mungkin merupakan sumber tsori, suatu zat yang disebutkan dalam Kitab Kejadian, Yeremia, dan Yehezkiel sebagai resin yang dikaitkan dengan penyembuhan dan pembalsaman serta penawar racun.
"Jika Sheba bukan balsam Yudea, ia adalah sepupu dekatnya, dan salah satu Commiphora nonaromatik yang merupakan gudang senyawa obat," kata Dr. Sallon.
Salah satu hipotesis Dr. Sallon adalah bahwa Sheba digunakan sebagai batang bawah tempat balsam Gilead dicangkok. Jika Sheba adalah pohon asli tsori dalam Alkitab kemudian digabungkan dengan Commiphora harum yang “diimpor” dari tanah Sheba, keduanya dapat membentuk teknologi pertanian canggih seperti di Yudea kuno, kata Dr. Sallon.
Repoter Magang: Elma Pinkan Yulianti