AS Peringatkan Warganya Segera Tinggalkan Venezuela
Merdeka.com - Kementerian Luar Negeri Amerika Serikat (AS) mendesak warganya untuk "sangat mempertimbangkan" segera meninggalkan Venezuela, dan tidak mengunjunginya, karena ada peringatan perang saudara oleh kepala angkatan bersenjata negara itu terkait rencana mengkudeta Presiden Nicolas Maduro yang didukung oleh Washington.
Dalam pidato pada Kamis 24 Januari, Menteri Pertahanan Venezuela, Vladimir Padrino, menuduh pihak oposisi yang dipimpin Juan Guaido berupaya melakukan kudeta terhadap Maduro.
"Kami di sini untuk menghindari, dengan cara apa pun konflik antar Venezuela. Bukan perang saudara yang akan menyelesaikan masalah Venezuela, tetapi dialog," kata Padrino, sebagaimana dikutip dari The Guardian pada Jumat (25/1).
-
Siapa yang dituduh melakukan kudeta? Istri Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu, Sarah Netanyahu menuduh para panglima militer Israel berusaha melakukan kudeta terhadap suaminya, berdasarkan bocoran rekaman audio yang diperoleh media Israel, Haaretz.
-
Mengapa Prabowo dituduh melakukan kudeta? Prabowo mengaku kerap dituduh ingin mengkudeta saat dulu aktif menjadi tentara, namun hal itu ia tidak lakukan.
-
Siapa yang memimpin kudeta yang menjatuhkan rezim Antonescu? Raja Michael I dari Rumania memimpin kudeta yang menjatuhkan rezim Antonescu (Agustus 1944) dan menempatkan Rumania di pihak Sekutu untuk sisa perang (Antonescu dieksekusi pada Juni 1946).
-
Siapa pemimpin kelompok yang dicurigai? Peristiwa Talangsari 1989 berawal dari kecurigaan masyarakat dan aparat desa terhadap kelompok keagamaan yang dipimpin oleh Warsidi.
-
Siapa yang memimpin penculikan para jenderal? Doel Arif mendapat tugas menculik para Jenderal Angkatan Darat di malam kelam itu. Doel Arif menjadi Komandan Pasukan Pasopati dalam Gerakan 30 September.
-
Siapa yang dilaporkan karena diduga menghina Presiden? Butet dilaporkan karena diduga hina Presiden Joko Widodo.
"Kami anggota angkatan bersenjata tahu betul konsekuensi (perang), hanya dari melihat sejarah kemanusiaan satu abad terakhir, ketika jutaan manusia kehilangan nyawa mereka," tambah Padrino, yang diamini oleh para petinggi angkatan bersenjata Venezuela.
Sementara itu, Maduro mendapat dukungan internasional pertama dari Rusia, ketika Vladimir Putin menghubunginya via telepon, belum lama ini. Pemimpin Negeri Beruang Merah itu, sebagaimana disiarkan oleh Kremlin, berpendapat bahwa krisis yang terjadi di Venezuela "diprovokasi dari luar negeri".
Menanggapi pendapat Putin, Maduro berbicara di Mahkamah Sgung di Caracas pada Kamis sore, dia telah memberi tahu Putin "sebuah provokasi besar sedang berlangsung di Venezuela, diarahkan langsung oleh pemerintah AS".
"Saya percaya dunia tidak meragukannya lagi, bahwa Donald Trump ingin memaksakan de facto, pemerintahan inkonstitusional dan melakukan kudeta di Venezuela terhadap rakyat dan melawan demokrasi ... Mereka ingin memecah-belah republik ini," tegas Maduro.
"Apakah kita menginginkan kudeta di Venezuela? Akankah kita melegitimasi pemerintahan boneka yang digerakkan dari luar negeri? Apakah kita akan membiarkan konstitusi kita dilanggar? Tidak!" lanjutnya berapi-api.
AS Tingkatkan Tekanan pada Venezuela
Di lain pihak, Donald Trump telah memperingatkan bahwa "semua opsi ada di atas meja" terkait respons AS jika pemerintah Maduro berusaha mempertahankan kekuasaan secara paksa.
Penasihat keamanan nasional AS, John Bolton, menolak untuk mengesampingkan tindakan militer pada hari Kamis, tetapi mengatakan penekanan langsung akan terjadi melalui langkah-langkah ekonomi.
"Apa yang kami fokuskan saat ini adalah memutuskan rezim Maduro yang tidak sah dari sumber pendapatannya," kata Bolton kepada wartawan.
"Kami berpikir konsisten dengan pengakuan kami terhadap Juan Guaido sebagai presiden sementara konstitusional Venezuela, bahwa pendapatan tersebut harus diberikan kepada pemerintah yang sah. Ini sangat rumit. Kami sedang melihat banyak hal berbeda yang harus kami lakukan, tetapi itu masih dalam proses," lanjutnya.
Uni Eropa telah menyerukan pemilu ulang di Venezuela, tetapi sebagian besar negara anggota belum mengikuti Washington mengakui Guaido, kepala majelis nasional yang dipimpin oposisi.
Namun Inggris, mematahkan pendapat umum Eropa pada hari Kamis, dan setuju memihak AS.
Reporter: Happy Ferdian Syah Utomo
Sumber: Liputan6.com
(mdk/pan)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Demonstrasi ini berlangsung dengan intensitas yang tinggi. Situasi bertambah panas saat oposisi menentang kemenangan Maduro.
Baca SelengkapnyaNicolas Maduro menantang Elon Musk duet melalui video viral pada Senin (29/7).
Baca SelengkapnyaPemadaman listrik besar-besaran melanda seluruh negara bagian di Venezuela pada Jumat (30/8).
Baca SelengkapnyaDalam penggerebekan itu pasukan militer dan polisi membawa "Fito" pemimpin geng kriminal yang diduga ada dibalik penembakan tersebut.
Baca SelengkapnyaKendaraan lapis baja menabrak pintu istana dan tentara menyerbu masuk saat upaya kudeta berlangsung di Bolivia. Simak fotonya!
Baca SelengkapnyaBenarkah Presiden Putin berpidato dengan Bahasa Arab, simak penelusurannya
Baca SelengkapnyaJenderal Juan Jose Zuniga yang mendalangi kudeta di Bolivia merupakan panglima militer Bolivia yang telah dicopot.
Baca SelengkapnyaBeredar video Jokowi menyebut keluar dari APEC karena tak sejalan dengan pendapat AS.
Baca SelengkapnyaSirine peringatan serangan udara meraung-raung di Tel Aviv, Israel, ketika sebuah rudal ditembakkan kelompok Houthi.
Baca SelengkapnyaPresiden Amerika Serikat Joe Biden salah menyebut nama Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskiy menjadi Presiden Rusia Vladimir Putin.
Baca SelengkapnyaKekacauan ini terjadi ketika Biden dan pemimpin 19 negara lainnya berkumpul untuk mengumumkan penandatanganan Perjanjian Ukraina.
Baca SelengkapnyaSaat memasuki ruang pertemuan, Netanyahu disambut teriakan "huuuuu" oleh beberapa anggota Kongres AS.
Baca Selengkapnya