Berawal dari Satu Akun Twitter, Demo Rusuh di China Menggema ke Seluruh Dunia
Merdeka.com - Ketika demo besar terjadi di China bulan lalu, satu akun Twitter memiliki peran besar menyampaikan pesan para demonstran ke dunia luar.
"Guru Li bukan guru kalian", nama samaran pengguna Twitter asal China yang berbasis di luar negeri itu membagikan banyak video dan foto unjuk rasa yang pecah di seluruh China, menentang pembatasan Covid-19 yang sangat ketat.
Akun @whyyoutouzhele itu kini memiliki lebih dari 800.000 pengikut.
-
Apa tuntutan utama aksi demo? Reza Rahadian ikut turun ke jalan dan berorasi di depan gedung DPR RI untuk menolak RUU Pilkada dan mendukung putusan Mahkamah Konstitusi.
-
Apa yang diminta oleh massa demo? Dalam aksinya, mereka mendesak DPR dan pemerintah untuk segera mengesahkan Revisi UU No. 6 Tahun 2014 tentang Desa.
-
Siapa yang ikut demo? Pada Minggu (17/3), warga di sepanjang Jalan Godean, tepatnya di Desa Sumberarum, Kecamatan Moyudan, Sleman, bersama satuan Jaga Warga mengadakan arak-arakan dengan membawa banner.
-
Apa tujuan warga demo? Dilansir dari akun Instagram @merapi_uncover, mereka mengadakan arak-arakan itu dengan tujuan 'Mberot Jalan Rusak' di sepanjang Jalan Godean.
-
Siapa saja yang ikut demo? Aksi demo kali ini sangat besar, melibatkan tidak hanya mahasiswa tetapi juga para komika seperti Arie Kriting dan Mamat Alkatiri yang ikut turun berdemo.
-
Apa yang mencuri perhatian netizen? Netizen terpesona oleh wajah Aisyah yang tampak awet muda dan sangat cantik.
"Guru Li", begitu dia menyebut dirinya, mengatakan dalam sebuah wawancara, dia menganggap kemunculannya yang tiba-tiba menjadi terkenal sebagai kecelakaan yang lahir dari keinginan untuk berbagi realitas kehidupan di China.
Guru Li, yang menyelesaikan sekolah pascasarjana awal tahun ini, mengatakan dia memulai akun Twitternya sebagai akun pribadi yang berfokus pada renungan sehari-hari sebelum beralih mengunggah berita di China.
Sebelum demo anti-pembatasan Covid, pengikut Guru Li hanya sekitar 140.000 orang di mana dia kerap berbagi wawasan tentang cara kerja China modern.
Tapi titik balik bagi Guru Li terjadi pada 23 November ketika dia mulai berkicau dengan mengunggah video bentrokan antara polisi dan buruh di pabrik iPhone di kota Zhengzhou.
Merasa terdorong untuk membagikan sebanyak mungkin unggahan soal demo dengan dunia luar, Guru Li mengatakan dia tidur hanya beberapa jam hari itu.
Setelah demo di Zhengzhou, kebakaran blok apartemen yang mematikan di Urumqi, ibu kota wilayah Xinjiang pada 24 November semakin memicu meluasnya demo di seluruh negeri.
"Karena berita terus berdatangan dan informasi baru, saya menjadi pengikut dan secara bertahap mulai merekam sesuatu dari perspektif peliputan berita, tetapi saya tidak menyadari (demo) tidak akan berakhir, dari Foxconn (pabrik iPhone) hingga Urumqi dan kemudian semua kota besar di seluruh negeri," kata Guru Li kepada Al Jazeera melalui panggilan video.
Unggahan terbaru Guru Li menampilkan lebih sedikit pemikiran atau pengamatan pribadi yang mendukung keterangan berbasis fakta yang menyertakan tanggal, lokasi, dan ringkasan singkat peristiwa dalam cuplikan atau gambar.
"Saat Anda meliput, Anda perlu menghilangkan perasaan pribadi Anda tentang situasi tersebut, dan Anda tidak dapat mencampurkan pikiran pribadi Anda selama proses ini – sebenarnya tidak ada perasaan atau pikiran – karena terlalu banyak hal yang terus terjadi satu demi satu," jelasnya.
Guru Li mengatakan dia terkejut dengan spontanitas demo, meskipun pemerintah China mengklaim itu adalah upaya terkoordinasi "pasukan asing".
"Saya terkesan dengan perubahan sikap yang dimiliki setiap orang terhadap orang China. Di masa lalu, dalam komunitas Twitter Tionghoa, semua orang umumnya pesimis atau negatif. Semua orang berpikir mungkin sesuatu seperti 89-6-4 )Lapangan Tiananmen) mungkin tidak akan terjadi lagi karena orang Tionghoa menghadapi (kontrol sosial) tingkat tinggi," jelasnya.
“Tapi kali ini, di luar imajinasi banyak orang melihat begitu banyak orang turun ke jalan, ini adalah hal yang paling mengejutkan saya. Saya tidak menyangka akan melihat begitu banyak orang berdiri dan dengan berani meneriakkan slogan-slogan dan memperjuangkan hak-hak mereka."
Akun hilang dari pencarian
Dari Beijing sampai Shanghai dan Chengdu, para pengunjuk rasa menggunakan slogan-slogan identik dan mengangkat lembaran kertas kosong sebagai simbol perbedaan pendapat.
Di beberapa kasus, pengunjuk rasa tidak hanya menuntut pelonggaran pembatasan Covid, tapi juga kebebasan politik yang lebih luas dan bahkan menuntut Presiden Xi Jinping mengundurkan diri.
Guru Li mengatakan dia mendapat pesan-pesan ancaman di Twitter dan mendapat peringatana soal upaya peretasan terhadap akun Alipay dan aplikasi China lainnya.
Dalam beberapa hari terakhir, setidaknya satu akun palsu muncul di Twitter sementara akun asli Guru Li menghilang dari hasil pencarian. Unggahan Guru Li dapat diakses dari tautan yang ada dan URL Twitter pribadinya masih tersedia.
Guru Li belum menanggapi pertanyaan tentang akunnya yang menghilang dari hasil pencarian, tetapi unggahannya di Twitter terus berlanjut.
(mdk/pan)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Merdeka.com merangkum informasi tentang 10 demonstrasi terbesar di dunia sepanjang sejarah.
Baca SelengkapnyaMerdeka.com merangkum tentang 8 fakta menarik tentang TikTok yang wajib Anda ketahui.
Baca SelengkapnyaPerusahaan raksasa dunia yang lain bisa melihat ini menjadi celah atau dipandang sebagai buruknya tata kelola birokrasi di Indonesia.
Baca SelengkapnyaMassa AMI menuntut PBB agar membawa kasus tindakan kekerasan China terhadap muslim Uighur ke Mahkamah Internasional.
Baca SelengkapnyaElon Musk dengan tegas menyatakan dukungannya terhadap Trump dalam pemilihan presiden AS tahun 2024.
Baca SelengkapnyaDemonstrasi menolak pengesahan RUU Pilkada menjadi undang-undang oleh DPR, Kamis (22/08/2024) kemarin, sukses menarik perhatian dunia internasional.
Baca SelengkapnyaKeberhasilan yang diraih TikTok tersebut membuat Pemerintah AS panas.
Baca SelengkapnyaMomen seorang pedagang asongan yang membagikan dagangannya gratis untuk peserta aksi ini viral di media sosial.
Baca SelengkapnyaRatusan ribu orang turun ke jalan di Washington, Amerika Serikat kemarin untuk menyerukan gencatan senjata di Gaza.
Baca SelengkapnyaRibuan massa turun ke jalanan dan berkumpul di depan gedung DPR RI di Senayan, Jakarta hari ini, Kamis (22/8).
Baca SelengkapnyaPagar Gedung Putih Bergoyang Digedor Ribuan Demonstran Pro Palestina
Baca Selengkapnya