X dan Elon Musk Dituding Biang Penyebaran Hoaks Pemilu AS
Elon Musk dengan tegas menyatakan dukungannya terhadap Trump dalam pemilihan presiden AS tahun 2024.
Berita palsu atau informasi menyesatkan mengenai pemilu di Amerika Serikat yang disebarkan oleh taipan Elon Musk telah mencapai 2 miliar penayangan di platform media sosial X tahun ini. Hal ini diungkapkan dalam laporan oleh kelompok nirlaba Center for Countering Digital Hate.
Para ahli yang fokus pada pemilu dan disinformasi mengungkapkan pada Senin (4/11) bahwa platform tersebut memiliki peran penting dalam mempercepat penyebaran informasi hoaks yang berkaitan dengan negara bagian kunci, yang dapat memengaruhi hasil pemilihan presiden.
Seorang juru bicara X menjelaskan bahwa fitur Catatan Komunitas yang tersedia di platform ini memungkinkan pengguna untuk menambahkan konteks tambahan pada setiap unggahan. Fitur ini dinilai lebih efektif dalam membantu pengguna mengidentifikasi konten hoaks dibandingkan dengan hanya memberikan label peringatan yang biasa.
Sejak Elon Musk mengambil alih perusahaan yang sebelumnya dikenal sebagai Twitter, ia telah membatasi moderasi konten dan memecat ribuan karyawan. "Musk, yang memiliki hampir 203 juta pengikut, dapat menciptakan efek jaringan, di mana konten di X menyebar ke platform media sosial dan aplikasi pesan lainnya seperti Reddit dan Telegram," ungkap Kathleen Carley, profesor ilmu komputer di Universitas Carnegie Mellon dan pakar disinformasi, seperti yang dilansir oleh VOA Indonesia pada Rabu (6/11).
"X berfungsi sebagai penghubung antarplatform," lanjut Carley.
Menurut laporan dari Pusat Penanggulangan Kebencian Digital, setidaknya terdapat 87 unggahan Musk di tahun ini yang menyebarkan klaim mengenai Pemilu AS yang telah dinyatakan salah atau menyesatkan oleh pemeriksa fakta, dengan total penayangan mencapai 2 miliar.
Di Pennsylvania, salah satu dari tujuh negara bagian kunci, beberapa pengguna X salah menginterpretasikan tindakan administrator pemilu setempat yang menandai formulir pendaftaran pemilih yang tidak lengkap dan tidak akan diproses sebagai campur tangan dalam pemilu.
Philip Hensley-Robin, direktur eksekutif Pennsylvania di Common Cause, menyampaikan hal ini dalam konferensi pers pada Senin (4/11). Common Cause merupakan organisasi nonpartisan yang memperjuangkan pemerintahan yang transparan dan hak suara bagi semua.
"Beberapa akun X menyiratkan adanya kecurangan pemilih, padahal kami tahu dengan jelas bahwa pejabat pemilu dan administrator di seluruh daerah kami mematuhi aturan, sehingga hanya pemilih yang memenuhi syarat yang dapat memberikan suara," jelas Hensley-Robin.
Cyabra, sebuah perusahaan yang menggunakan AI untuk mendeteksi disinformasi daring, melaporkan pada Senin bahwa sebuah akun X dengan 117.000 pengikut memiliki peran penting dalam menyebarkan video hoaks yang mengklaim menunjukkan surat suara Donald Trump yang dikirim melalui pos di Pennsylvania dihancurkan.
Juru bicara X menyatakan bahwa mereka telah mengambil tindakan terhadap beberapa akun yang membagikan video tersebut.