Demi Cuan Jelang Musim Pilpres, Elon Musk Cabut Larangan Iklan Politik di Twitter Alias X
Di tengah pendapatan minus, pencabutan larangan iklan politik jadi opsi Elon Musk.
Di tengah pendapatan minus, pencabutan larangan iklan politik jadi opsi Elon Musk.
Demi Cuan Jelang Musim Pilpres, Elon Musk Cabut Larangan Iklan Politik di Twitter Alias X
Media sosial X, sebelumnya dikenal luas dengan nama Twitter, telah membuat perubahan atas aturan mereka terkait iklan politik di Amerika Serikat.
Dilansir dari New York Post, Jumat (1/9), Twitter telah mengumumkan bahwa sekarang mereka telah memperbolehkan iklan politik di Amerika Serikat dari kandidat dan partai politik serta akan memperluas tim keamanan dan pemilihan mereka menjelang pemilihan presiden tahun 2024.
Memang sebelum diakuisisi oleh Elon Musk, Twitter telah menerapkan larangan untuk semua iklan politik secara global pada tahun 2019. Pada bulan Januari kemarin, Twitter telah mencabut larangan itu demi meningkatkan kesadaran tentang isu-isu politik seperti registrasi pemilih.
Manajemen X juga mengatakan bahwa mereka berencana untuk memperluas jenis iklan politik pada platfomnya.
Pusat transparansi periklanan global juga disebutkan akan muncul di Twitter.
Kemunculan pusat transparansi ini memungkinkan pengguna untuk dapat melihat iklan politik apa saja yang sedang diiklankan di Twitter.
Larangan iklan politik yang menyebarkan informasi palsu juga dilakukan dan dengan itu manipulasi konten dan “ancaman-ancaman yang muncul” dapat dicegah.
Mengerek Pendapatan
Keputusan ini juga dapat membantu Twitter untuk meningkatkan pendapatan mereka. Memang sudah banyak pengiklan yang meninggalkan platform Twitter.
Semenjak platform ini diambil alih Elon Musk, pengiklan besar seperti Audi, Pfizer, dan Volkswagen telah menarik diri dari Twitter.
Hal ini disebabkan banyak pengiklan yang takut iklannya muncul di samping konten tidak pantas yang ditampilkan di Twitter.
Ditambah lagi, Twitter sudah cukup lama dikritik oleh para peneliti dan anggota parlemen. Seperti media sosial lainnya, Twitter dianggap tidak melakukan cukup usaha dalam mencegah konten yang menyesatkan atau bersifat palsu selama pemilihan besar.
Twitter juga menghadapi pertanyaan serius mengenai kesiapannya dalam menghadapi konten-konten yang muncul selama pemilihan presiden.
Ini dipicu oleh Twitter yang melakukan pemutusan hubungan kerja terhadap ribuan karyawan, termasuk para karyawan yang bekerja dalam tim kepercayaan dan keamanan Twitter.
Inilah solusi yang diberikan Elon Musk terhadap masalah-masalah tersebut.
Dengan dilakukannya pencegahan manipulasi informasi dan penyebaran iklan politik, Twitter diharapkan dapat menjadi salah satu platform media sosial yang dapat dipercaya dalam penyebaran informasi politik dalam pemilihan presiden 2024.