Bukan Pensil atau Pena Biasa, Ini Yang Dipakai Astronot untuk Menulis di Luar Angkasa
Astronot sebelumnya pernah menggunakan pensil untuk menulis di luar angkasa.
Astronot Badan Antariksa Amerika Serikat (NASA) dikabarkan menggunakan pena khusus seharga puluhan miliar rupiah di luar angkasa, sebab pena biasa tidak dapat digunakan. Lantas, mengapa NASA tidak menggunakan pensil saja?
Konon, sebelum pena khusus ini dirancang oleh NASA, seorang astronot asal Rusia memiliki ide untuk menggunakan pensil di angkasa agar tintanya tidak terpengaruh oleh keberadaan gravitasi.
-
Apa yang Astronot NASA lakukan di luar angkasa? Seorang astronot biasanya bekerja di luar angkasa dalam jangka waktu 6 bulan lamanya. Mengutip Starlust, Selasa, (19/9), durasi seorang astronot bekerja di luar angkasa biasanya dipengaruhi oleh jenis misi dan tujuan seperti penelitian atau pemeliharaan alat.
-
Alat apa yang digunakan astronot untuk menelpon? Mengutip Starlust, Rabu, (15/11), hal tersebut terjadi lantaran astronot memiliki akses komputer yang bernama VoIP, yang memungkinkan mereka bukan hanya telepon biasa, melainkan video call pun dapat dilakukan.
-
Apa tugas astronot saat berada di luar angkasa? Ketika astronot pergi ke luar angkasa, mereka akan dilibatkan oleh sejumlah tugas penting dengan tanggung jawab yang cukup besar dan berdampak bagi kehidupan orang banyak.
-
Dimana astronot bisa menggunakan HP di luar angkasa? Panggilan telepon dan pesan teks tidak dapat dilakukan karena telepon berada di luar jangkauan Bumi.
-
Dimana astronot tinggal di luar angkasa? Perlu diketahui, ketika astronot tinggal di luar angkasa mereka tinggal di dalam rumah yang terbatas dan luar biasa ekstrem. Apakah lingkungan semacam ini aman bagi manusia? Penelitian pada bulan Agustus menyatakan bahwa Stasiun Luar Angkasa Internasional (ISS) memiliki konsentrasi kimia yang setara dengan rata-rata rumah di seluruh Bumi. Tetapi, beberapa dari kontaminan ini dapat membahayakan manusia. Seperti mikroba yang menumpang yang dapat membuat astronot sakit, dan penelitian tentang jamur di ISS.
-
Di mana astronot bekerja? Dilansir dari indeed, gaji rata-rata astronot di NASA di tahun 2023 bergantung kepada posisi dan pengalaman kerjanya, dan dimulai dari USD 104,898 sampai USD 161,141 per tahunnya atau setara dengan Rp.1,6 milyar sampai Rp.2,4 milyar per tahunnya.
Memang, dulu astronot NASA menggunakan pensil di luar angkasa. Sebelumnya NASA juga memiliki proyek untuk meneliti viabilitas penggunaan pena di luar angkasa, tetapi seketika dibatalkan karena anggaran yang melonjak.
Untuk itu, pena yang sekarang digunakan oleh NASA dirancang oleh perusahaan swasta lain, Fisher Space Pen. Perusahaan ini pertama kali merilis penanya pada 1960, yang kemudian digunakan oleh para astronot.
Bisa melukai astronot
Lalu, mengapa NASA harus menggunakan pena khusus yang biaya penelitiannya tidak ekonomis?
Dilansir Science Alert, Jumat (9/6), ketika astronot berada di angkasa, terdapat beberapa objek yang patut dihindari melayang sembarangan di sekitar mereka, salah satunya adalah hasil serutan pensil dan patahan isi pensil.
Pena juga bisa bocor
Kedua objek ini dapat menimbulkan risiko bahaya yang apabila dibiarkan dapat melukai astronot, merusak komponen mesin, hingga menyebabkan kebakaran.
Isu keselamatan dari risiko kebakaran merupakan prioritas utama NASA, terutama setelah kebakaran yang menewaskan seluruh awak misi Apollo 1 pada tahun 1967.
Pena pun dapat menjadi berbahaya di angkasa, terutama apabila tintanya meleber ke mana-mana. Pena pertama yang dirancang oleh Fisher Pen Company diduga bocor ke mana-mana.
Oleh sebab itu, astronot juga menggunakan beberapa pena luar angkasa lain, seperti yang diproduksi oleh Duro Pen Company.
Beberapa pena luar angkasa ini menggunakan tinta yang dipresurisasi yang dapat digunakan di berbagai macam kondisi dan suhu ruangan.
Clayton Anderson, astronot NASA, mengatakan pena biasanya digunakan untuk "menulis nilai numerik untuk mengeksekusi prosedur awak kabin."
Meskipun pena ini juga dapat rusak, kecanggihan kabin Stasiun Antariksa Internasional juga akan dapat memfilter substansi yang berbahaya bagi para astronot.